LOVELLY WAITRESS CHAPTER 1 (FIRST MEET)

Minggu, 17 Maret 2013
Lovely Waitress

Author: Blueberry Cake 
Rok biru yang mengembang dan di rambutnya tersemat sebuah hiasan kepala warna putih. Walau hanya seorang pengantar makanan, tetapi gadis ini mampu membuat seorang lelaki memimpikannya setiap malam. EPILOG...
Rated: Fiction K - Indonesian - Romance/Friendship - Naruto U. & Hinata H. - Chapters: 10 - Words: 33,651 - Reviews: 140 - Favs: 40 - Follows: 2 - Updated: 06-19-10 - Published: 03-05-10 - Status: Complete - id: 5793472 


Ehem… ehm.. ehem.. eehm.. uhuk.. uhuk.. test.. testing.. testing… *mukul-mukul mike sampe copot*. WOKEH!! Blue hadir lagi dengan fict baru yang pasti bikin para readers mabuk kepayang *narsis* . Tadinya sih pengen bikin poetry, cuma lagi males. Ga ada ide. Waktu di sekolah lagi ga ada pelajaran, Blue suka nulis-nulis konsep NaruHina sendiri. Eh, terciptalah fict ini. Wehehehehehehehehe. Walaupun gaje, Blue berharap ga ada yang memberikan flame ya… Kalau ga suka, ga usah dibaca daripada ngeflame.

Summary:Rok biru yang mengembang dan di rambutnya tersemat sebuah hiasan kepala warna putih. Walau hanya seorang pengantar makanan, tetapi gadis ini mampu membuat seorang lelaki memimpikannya setiap malam.

Disclaimer: Punya Blue! Pokoknya NaruHina dan seluruh karakter Naruto punya Blue! *dibanting Om Kishi*

Enjoy it!

Lovely Waitress


Universitas Kaitani Konoha…
Terlihat beberapa mahasiswa dan mahasiswi keluar dari kampus Kaitani. Ada yang menuju kantin, menuju tempat parkit, bahkan ada yang saling menemui kekasih hatinya. Tetapi, tidak untuk satu pasangan ini. Seorang pria berambut spike blonde terlihat marah dan pasrah pada seorang gadis pirang pucat yang ada dihadapannya.
"Kenapa kau lakukan itu padaku, Shion?! Kenapa kau tega?!"kata pria itu pada gadis bernama Shion.
"Aku melakukan apa yang kau lakukan padaku, Naruto! Aku melihatmu kemarin bersama Matsuri di toko buku!"balas Shion ketus. Ia membuang muka ke arah lain.
"Ya Tuhan, Shion, itu kan sudah aku jelaskan! Aku ke toko buku bersama Matsuri hanya mencari tugas skripsi yang diberikan oleh Konan-sensei! Lagipula, kau lihat kemarin ada Gaara kan? Tak mungkin aku berbuat yang aneh-aneh dengan Matsuri!"jawab Naruto.
Shion terdiam. Apa yang dikatakan Naruto benar semua.
"Apa salahku? Apa aku kurang perhatian? Apa aku kurang pengertian?"
"Iya! Kau kurang kaya, Naruto! Asal kamu tahu, selama ini aku pacaran dengan kamu hanya ingin memenangkan taruhan dengan teman-temanku. Dan juga hanya ingin hartamu saja! Kupikir, 'dia' masih lebih baik dan kaya daripada kau. Sudahlah, aku bosan denganmu. Lebih baik kita putus."kata Shion mengeluarkan kata-kata terakhirnya. Kemudian, gadis bermata ungu ini meninggalkan Naruto yang tenggelam dalam kekecewaannya.
Sedih sekali dicintai seseorang hanya karena sejumlah harta. Naruto benar-benar merasa tertipu dengan topeng yang dikenakan Shion. Di depan Naruto, Shion selalu bersikap manis, padahal itu hanya topeng yang menutupi semua kebusukan Shion. Naruto melihat Shion dengan lelaki berambut merah marun di Mall Konoha. Shion tampak manja dengan pria itu. Dan, yang paling meyakinkan bahwa Shion menduakan Naruto, Shion terus-menerus merangkul pria itu. Naruto merasa dirinya paling menyedihkan di dunia..
Tapi, ternyata bukan hanya Naruto saja yang menyedihkan..
Universitas Konoha Gakuen
Di sebuah taman dekat tempat parkir, seorang gadis berwajah polos berambut Indigo tengah menahan tangis ketika pemuda di depannya mengatakan sesuatu.
"A-apa? Pu-putus?!"
"Ya, kita putus."
"Ta…tapi kenapa? Apa salahku?"tanya gadis itu dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf Hinata, aku menemukan yang lebih baik darimu. Setidaknya, dia bisa memuaskan hasratku untuk bercinta. Tidak seperti kau. Dicium sedikit saja tidak mau. Dasar wanita dungu yang kampungan! Aku bosan berpacaran denganmu."cerca pemuda itu membuat gadis bernama Hinata itu menutup mulutnya terkejut. Air matanya jatuh.
"Sa.. Sasori-kun… Kenapa kau tega berkata seperti itu?"kata Hinata dengan suara parau. Pemuda bernama Sasori itu tersenyum angkuh.
"Perempuan sepertimu tak ada gunanya untuk diterusin. Sudahlah, aku bosan denganmu. Sebenarnya, aku berpacaran denganmu hanya untuk memenangkan taruhan dengan teman-temanku. Yang isinya, siapa yang bisa meniduri dirimu akan menjadi bos selama sebulan. Tapi, kau susah sekali untuk di ajak bercinta. Biarpun aku kalah taruhan, setidaknya aku tidak akan berhubungan lagi denganmu. Beruntung kau tidak kupaksa."kata Sasori memunggungi Hinata. Hinata menggaet tangan Sasori yang akan pergi.
"Ha-hanya karena itu.. kau memutuskan hubungan ini?"tanya Hinata dengan mata yang berkaca-kaca. Sasori melepaskan genggaman tangan Hinata.
"Ya. Sekarang, jangan pernah ganggu aku lagi."Sasori menjauhi Hinata yang tengah terisak dalam kekecewaannya.
Dan sekarang, Hinata tahu bahwa Sasoru hanya menginginkan tubuhnya saja. Untuk memuaskan hasrat buruknya. Hinata memang mencintainya, tetapi bukan berarti Hinata mau melakukan hal yang berdosa.
Dengan berakhirnya hubungan ini, memang Hinata akan lebih aman daripada diteruskan tetapi Sasori memaksa. Tapi tidak mudah melupakan seseorang yang selama 6 bulan mengisi hari-harinya yang sepi.

0o0o0o0o0

Klontang.. kleng… prang.. Bunyi piring dan gelas bersih yang habis dicuci saling beradu, diletakkan di rak piring oleh seorang gadis berambut merah muda sebahu. Setelah semua piring habis, gadis emerald ini mengelap tangannya dengan celemek yang digunakannya.
"Oh, ayolah Hinata. Jangan bersedih terus. Lebih baikkan kau putus dengan si brengsek Sasori itu."ujar gadis itu menghampiri Hinata di sudut dapur yang termenung sendiri.
"Sakura-chan, k-kau tak tahu rasanya di tinggal seseorang yang kita cintai."jawab Hinata lesu.
"Aku tahu."
"Sakura-chan, serius."
Ting.. Suara bel terdengar dari sebuah jendela kecil yang menghubungkan dapur Sakura dan Hinata dengan dapur koki.
"Pesanan meja 16."kata seorang koki menyerahkan nampan berisi ramen dan chesee burger.
"Daripada memikirkan itu, lebih baik kau mengantarkan ini."kata Sakura menyodorkan nampan itu ke Hinata.
"Kenapa tidak kau saja?"
"Oh, please honey… Sasuke-kun tak bisa menunggu lama-lama."kata Sakura memohon. Hinata melihat keluar pintu. Tampak seorang pria berambut hitam menunggu seseorang di dalam.
"Huh, dasar. Romeo dan Juliet. Seandainya kau ditegur oleh Tayuya-sama lagi, aku tak peduli."ketus Hinata juga menyindir Sakura. Hinata merebut nampan yang ada di tangan Sakura. Sakura hanya meleletkan lidahnya dan menghampiri pangerannya.
"Sudahlah, untuk apa kau ingat-ingat itu? Kita masih muda. Take a have fun, Naruto!"kata seorang cowok berambut coklat yang memiliki taring.
"Aku tahu. Tapi, aku heran saja. Ada wanita seperti Shion itu. Aku benar-benar tidak mengerti, Kiba."keluh Naruto bersandar pada kursinya.
"Aku yakin, tak lama lagi kau pasti menemukan yang lebih baik daripada Shion."kata Kiba. Naruto mengangkat bahu.
"Entahlah. Aku berharap juga begitu."
"Permisi, ini pesanannya. Ramen dan chesee burger?"seorang waitress datang sambil membawa pesanan Naruto dan Kiba,
"Oh ya, itu pesanan kami."
Naruto yang tadi memalingkan wajahnya, mendongak melihat waitress berpakaian maid di hadapannya. Rambut indigo dan mata lavender menarik perhatian Naruto. Di dada sebelah kirinya ada sebuah tag name bertuliskan 'Hinata'. Mata biru Naruto tak lepas memandangi mata bunga itu.
"Selamat menikmati." ucap Hinata tersenyum. Hinata beranjak pergi.
"Eh tunggu!"cegah Naruto. Langkah Hinata terhenti, melihat Naruto, dan tercekat melihat ketampanan Naruto. Wajahnya langsung sedikit memerah. Naruto mengerutkan dahinya heran melihat wajah Hinata memerah. Tapi… terlihat tambah manis.
"I-iya? Ada yang kurang?" tanya Hinata dengan semburat merah.
"Oh.. ehm… ano… bolehkah aku minta shoyu?" kata Naruto tiba-tiba membuat Kiba menaikkan alisnya.
"Sh-shoyu? Euhm… sebentar ya."Hinata menuju dapur mengambil shoyu dengan heran. Ramen pakai shoyu? Aneh.
"Selang 5 menit, Hinata kembali dengan sebotol shoyu di genggamannya.
"I-ini shoyunya. Selamat menikmati."ucap Hinata lalu segera pergi ke dapur.
"Pelayan itu manis ya. Kau suka kan dengan dia, Naruto?" goda Kiba membuat Naruto gelagapan.
"Apa yang kau katakan sih? Aku tidak suka dia!" elak Naruto mengambil sumpit dengan wajah sedikit merah.
"Masa? Kalau tidak, kenapa kau minta shoyu? Aneh kan ramen dengan shoyu? Terlebih lagi, kau tidak suka shoyu. Lalu, wajahmu merah begitu." kata Kiba menggoda Naruto.
"Diam kau! Makan saja hamburgermu!"sentak Naruto kesal. Kiba tertawa.

0o0o0o0o0

Hinata mencuci piring dengan wajah berseri-seri. Sakura yang baru saja kembali dari menemui Sasuke, mengerutkan dahinya melihat Hinata.
"Kau kenapa, Hinata? Baru dapat tip dari pelanggan?" tanya Sakura menghampiri Hinata.
"Ah, ti-tidak kok Sakura-chan.." jawab Hinata dengan wajah sedikit memerah.
"Hmm.." Sakura memperhatikan wajah Hinata. Pipi chubby itu sedikit memerah. Sakura tahu apa artinya itu.
"Siapa dia?" tanya Sakura melipat tangannya dan tersenyum jahil.
"Dia? Dia siapa?" tanya Hinata balik.
"Laki-laki yang membuat pipi tembemmu ini merah, Honey… Kita sudah berteman selama 6 tahun. Jangan kira aku tak tahu kebiasaanmu. Pipimu akan selalu memerah jika ada laki-laki yang kau suka." jawab Sakura mencubit pelan pipi Hinata.
"Sa… Sakura-chan… Tidak ada laki-laki manapun kok.."elak Hinata dengan wajah tambah memerah.
"Uuh, Hinata. Kau menggemaskan sekali sih. Jangan bohongi aku." ucap Sakura mencubit gemas pipi Hinata.
"Su-sudahlah, Sakura-chan.. Le-lebih baik, kau mengantar pesanan meja 20.."

0o0o0o0o0

"Aku pulang." ucap Naruto begitu masuk ke kamar kosnya. Ia melempar tas selempang hitamnya ke tempat tidur. Hari ini dia tidak ada shift kerja. Dia bisa bersantai hari ini.
Pertemuannya dengan Hinata di Café Violetta membuat perasannya berbunga-bunga. Wajahnya yang manis itu terlihat cantik bila ada semburat merah. Seperti strawberry, buah kesukaannya.
"Hmm… Lovely Waitress…"
TBC…


1 komentar:

cak oni mengatakan...

baca-baca siang kang

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut