DILEMA CINTA DIANTARA SAHABAT PART 8

Minggu, 23 Desember 2012
Dilema Cinta Diantara Sahabat
By Sakura Dini
Disclaimer: Naruto-Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHinaSasuSakuNaru (tentang cinta segi empat)
Slight KibaHina

Summary: Wajah Sakura sudah memerah padam. Ia menyesal mengikuti Sasuke. Matanya terpejam. Batinnya berteriak 'Tidak! Aku tidak melihat Apa pun! Tidak Ada yang aku lihat!'.

 HUTAN OTO PART 2

Chapter 8

Hutan Oto yang terlarang. Yah. Begitulah sebutannya bagi warga Konoha. Malam hari yang mencekam menambah suasana yang cukup menyeramkan di dalam hutan tersebut. Tapi siapa yang menyangka. Jika malam ini ada lima anak muda yang tengah berada di dalam Hutan Oto. Atau mungkin lebih dari lima orang….
Hembusan angin malam yang dingin bertiup begitu pelannya. Menggerakkan dedaunan-dedaunan rimbun di beberapa pohon di sekitar Hutan Oto. Angin malam itu juga menusuk kulit seorang gadis bertopi merah yang tidak menggunakan jaket.
Sakura menyilangkan dadanya dan memegang kedua lengannya yang hanya dilapisi kaos merah berlengan tiga perempat. Gadis itu duduk bersandar di bawah pohon. Ia melirik ke arah gadis berambut indigo yang juga duduk di samping kanannya. Hinata yang sepertinya tidak kedinginan, yah itu wajar saja. Hinata kan menggenakan jaket.
Mata emerladnya melirik satu sahabatnya lagi yang duduk di samping kirinya. Pemuda berambut pirang itu juga menggenakan jaket. 'pasti hangat' batin Sakura melihat jaket orange itu. Merasa diperhatikan, Naruto menoleh. Ia memberikan cengiran khasnya pada Sakura. benar-benar pemuda itu tidak sadar kalau sahabatnya kedinginan. Sakura membalas senyumannya dengan paksa.
Sakura kembali menatap lurus ke depan. Melihat Pemuda berkacamata yang berjarak dua meter darinya. Sasuke juga duduk bersandar di pohon berhadapan dengan Sakura. Sepertinya pemuda berkacamata itu sangat serius berbicara dengan Kiba yang berada di sampingnya. Entah apa yang mereka bicarakan, karena mereka sedikit berbisik. Sakura tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah… hanya dia seorang yang saat ini merasakan penderitaan (menurut sakura) yaitu kedinginan. Karena dua pemuda di hadapannya itu juga menggenakan jaket. Sakura mendengus kesal.
"Saku-chan. Kau lupa membawa jaket ya?" Tanya Hinata memastikan. Gadis lavender itu masih mengira Sakura membawa jaket di dalam tasnya.
Sakura menoleh. Ia melihat wajah Hinata yang khawatir menatapnya. Sahabat yang perhatian…
"Aku memang tidak membawa jaket. Aku tidak mengira hawa di hutan ini begitu dingin" jawab Sakura lalu tertawa kecil.
"Bodoh!" celetuk Sasuke.
Sakura langsung berhenti tertawa. Ia melempar death glare kepada Sasuke. Hanya sesaat, setelah itu dia membuang muka ke arah lain. 'Dasar Uchiha Belagu!' gerutu Sakura dalam hati.
Naruto memperhatikan Sakura yang memeluk badanya sendiri. Pemuda berambut pirang itu baru sadar, bahwa Sakura kedinginan. Ia langsung membuka resleting jaket orangenya. Berinisiatif untuk memberikannya pada Sakura.
"Uchiha!!" Seru Sakura marah. Membuat Naruto berhenti dari aktifitasnya (menurunkan resleting jaket). Naruto menoleh, melihat Sakura yang sudah memegang jaket hitam milik Sasuke.
Rupanya Sasuke baru saja melempar jaketnya sendiri ke wajah Sakura. ingat! Wajah! Hal ini membuat Sakura melotot ke arah Sasuke.
"Pake saja itu" ujar Sasuke datar.
Sakura mengerutkan dahinya. Sedikit bingung dengan tingkah Sasuke.
"Aku hanya tidak ingin kau menambah beban kami hanya karena masuk angin. Merepotkan!" jawab Sasuke sebelum Sakura bertanya 'kenapa?'
"Wah wah… aku baru tau Sasuke. Ternyata kau perhatian juga dengan gadis" goda Kiba. Sasuke langsung menatap tajam Kiba yang berada di sampingnya. Seolah berkata 'Diam-Kau!'
"K-kau sendiri? A-apa tidak kedinginan Sasuke?" Tanya Hinata khawatir. Melihat Sasuke sekarang hanya mengenakan T-shrit biru dongker berlengan pendek.
"Tenang saja. Daya tahan tubuhku bagus sebagai pria" jawab Sasuke datar.
"Huh! Sombong!" umpat Sakura dengan suara kecil. Yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri dan dua sahabat yang berada di sampingnya. Dengan wajah tak ikhlas. Gadis itu memakai jaket pemberian uchiha. Daripada dia nanti kedinginan. Dan di lubuk hatinya… dia merasa sedikit…….. Senang….
"hoaam…" Hinata menguap kecil seraya menutup mulutnya yang terbuka. Setetes air muncul di sudut matanya. Gadis itu mengantuk. Gimana tidak? Dia sudah cukup lelah manunggu suara aneh itu terdengar. 'disaat ingin menutup telinga karena suara aneh itu, malah terdengar dengan jelas. Tapi disaat sekarang ingin mendekat ke suara itu, malah tidak terdengar sama sekali. Menyebalkan.' Gerutu Hinata dalam hati. (wah! Hinata mengeluh? Yah.. dia kan juga manusia)
"Kau mengantuk yah Hinata?" Tanya Sakura yang sekarang berbalik perhatian pada Hinata. Yah. Sesama sahabat memang selalu perhatian.
Hinata mengangguk.
"Kalau gitu. Kau tidur disini saja" pinta Sakura seraya menepuk kedua pahanya yang dirapatkan. Seolah mengatakan 'jadikan pahaku sebagai bantalmu'
Hinata tersenyum "Arigato Saku-chan". Ia pun langsung menuruti tawaran Sakura tidur di atas tanah berbantal paha Sakura.
"Saku-chan. Aku juga mengantuk" keluh Naruto lalu menguap. Ia merapatkan duduknya ke samping Sakura. lalu menyenderkan kepalanya di atas bahu kiri Sakura. membuat gadis bertopi merah itu sedikit merona.
"Selamat malam Saku-chan. Selamat malam Hinata-chan. Selamat malam Teme. dan…. Selamat malam Rabies!" ujar Naruto. Yang entah kenapa, kata terakhir yang diucapkan sedikit penekanan. 'Rabies!' Membuat Kiba mendelik.
"Hm. Selamat malam juga Naruto-kun. Saku-chan. Kiba-kun. Dan Sasuke" balas Hinata yang matanya sudah terpejam.
"Yah. Selamat malam semuaaaaah…" Sakura menguap. Mata emerladnya pun tertutup. Kepalanya ia biarkan bersender di batang pohon di belakangnya.
Sasuke dan Kiba hanya bisa bersweatdrop melihat tiga sahabat itu sudah tertidur. (Sakura tidur duduk bersender di pohon. Hinata tidur di paha Sakura, dan tubuhnya di sebelah kanan sakura. sedangkan Naruto duduk tidur dan kepalanya bersender di bahu kiri Sakura)
Kiba lalu tersenyum. "Dia manis yah?" ujar Kiba sambil tetap menatap ke arah tiga orang di hadapannya.
Sasuke yang duduk disamping Kiba mengangguk. "hn. Tapi sayang dia galak"
"eh?! Galak?" Kiba mengerutkan dahinya. Ia lalu menoleh menatap Sasuke.
Sasuke juga menoleh. Melihat ekspresi Kiba yang kebingungan. "kenapa?"
"kau yang kenapa? Gadis lembut seperti itu kau bilang galak" kata Kiba seraya menunjuk Hinata.
Mata onyx Sasuke melihat arah tunjuk Kiba. "Oo.. kau membicarakan Hinata?"
"Tentu saja. Memangnya kau membicarakan siapa?" Tanya Kiba sedikit marah. Tapi Sasuke hanya diam menatap lurus ke depan.
Mata coklat Kiba pun menoleh, mengikuti tatapan Sasuke. Lurus… hingga terlihat gadis bertopi merah yang sudah menutup mata (tidur! bukan Mati!).
"Ooo… Yang itu yah… ckckck… tak kasangka kau menyukai gadis galak" goda Kiba sambil tertawa kecil agar tidak mebangunkan ketiga temannya. namun kebahagian Kiba untuk tertawa hanya sesaat. Karena kepala Kiba sudah menjadi korban Jitakan sang Uchiha.

*#~o0o~#*

'sudah jam 12 malam kurang lima menit' guman Sasuke dalam hati setelah melihat arloji rolex miliknya.
Mata Onyx melihat semua temannya sudah tertidur pulas. Bahkan Kiba sudah terbaring terlantang berbantalkan tasnya.
Entah apa yang membuat Sasuke berdiri dari duduknya. Ia lalu beranjak menjauh dari teman-temannya seraya membawa sebuah senter.
Dan juga Entah kenapa suara langkah kaki Sasuke menginjak ranting daun kering membuat Sakura langsung terjaga dari tidurnya. Ia masih sempat melihat punggung Sasuke yang mulai menjauh.
Karena penasaran. Sakura pun ingin mengikuti Sasuke. Sebelumnya, ia rebahkan kepala Hinata di atas tasnya. Dan kepala Naruto bersandar di batang pohon.
Tidak sulit untuk menyusul Sasuke. Karena Sakura dengan mudah dapat menangkap cahaya senter yang dibawa Sasuke dalam kegelapan malam.
Sakura berjalan dengan mengendap-endap di belakang Sasuke. Sesekali ia bersembunyi di balik pohon agar tidak ketahuan. Mungkin karena sedikit mengantuk, Pemuda berkacamata itu tidak sadar dibuntuti.
Tak lama Sasuke pun berhenti. Sakura langsung kembali bersembunyi di balik pohon tidak jauh dari Sasuke.
Sasuke lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan tidak ada satu pun orang yang melihatnya. Ia pun menghadap ke sebuah pohon. Senternya dimatikan dan diapit di sela-sela ketiaknya.
Meskipun cahaya senter sudah mati. Tapi mata Sakura masih bisa melihat dengan jelas karena ada cahaya bulan. Mata emerladnya terus melihat semua gerak gerik si bungsu Uchiha.
Kedua tangan Sasuke diarahkan ke depan celananya. Perasaan Sakura sudah mulai tidak enak. Selanjutnya telinga sakura mendengar suara seperti bunyi resleting yang dibuka. Tanpa ba-bi-bu lagi, Sakura langsung berbalik di belakang pohon. Tidak mau melihat apa yang dilakukan Sasuke lebih dari itu. Dan alhasil, telinganya pun mendengar suara air yang meluncur ke tanah. (kalian tau itu apa?)
Wajah Sakura sudah memerah padam. Ia menyesal mengikuti Sasuke. Matanya terpejam. Batinnya berteriak 'Tidak! Aku tidak melihat Apa pun! Tidak Ada yang aku lihat!'. Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya. yah. Dia benar. Tidak melihat'nya'. Tapi tetap saja kan… pikirannya tidak bisa mengelak membayangkan yang dilakukan Sasuke. (Dini hampir melihatnya kok! *dichidori*) _(tenang saja. Ini bukan rating M. Sakura tidak akan melakukan apapun pada Sasuke, begitu pun sebaliknya. Dini kan Anak Baik! Dini is Good Girl *teriak2 gaje)
Sasuke bernafas lega setelah selesai melakukan ritual panggilan alamnya. Ia pun menyalakan kembali senternya. Dan berjalan kembali ke tempat peristirahatan *?* teman-temannya.
Sementara itu Sakura tetap membatu. Diam berdiri di balik pohon sambil tetap menutup matanya. Tak menyadari kalau Sasuke mulai mendekati/melewati pohon tempat persembunyian Sakura.
Alhasil, Sasuke pun tau kehadiran Sakura yang masih berdiri seraya menutup matanya. Sasuke langsung mengarahkan cayaha senter pada Sakura.
"Hey! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Sasuke datar. Tapi bagi Sakura saat ini, suara itu bagaikan halilintar yang menyambar dirinya.
"Kyaaaa!!" teriak Sakura seraya terlonjak menjauh dari Sasuke. "T-t-tidak! Aku tidak melihatnya! Tidak Lihat!" seru Sakura sambil menggelengkan kepalanya dengan keras.
Sasuke menaikan sebelah alisnya. 'memangnya lihat apa? Penjahat? Binatang buas? Hantu?' batin Sasuke bertanya-tanya seraya menoleh kanan kiri.
"Sungguh! Aku tidak melihatmu BUANG AIR KECIL!" seru Sakura berusaha meyakinkan Sasuke. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Mata Sasuke membulat sepenuhnya.
"J-j-jadi… kau…?" Sasuke tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Wajahnya sudah merah padam melebihi wajah Sakura saat ini. Beruntung sinar cahaya senter tidak mengenai wajahnya yang terlihat lebih lucu jika sedang menahan rasa malu.
*#~o0o~#*
'Hyuuga'
Terdengar!
Yah… akhirnya suara wanita itu kembali terdengar di telinga Hinata.
Gadis berambut indigo itu pun membuka matanya. Ia terbangun.
~Hinata's POV~
Ah! Terdengar lagi.
'Hyuuga'
Aku harus membangunkan yang lainnya. Memberitaukan mereka kalau aku sudah mendengarnya…
A-apa?!
K-kenapa?!
Aku tidak bisa bergerak! Apa-apaan ini? Tubuhku terasa kaku…
'Hyuuga'
Sial! Aku harus bergerak memberitaukan teman-temanku!
Aku berusaha menggerakan tubuhku. Hanya sekedar menoleh atau memangil nama temanku. Tapi tidak bisa!
Bibirku juga terasa kaku.
'Hyuuga'
Akh?!
Gelap!
Kenapa pandangaku tiba-tiba gelap?!
Apa yang terjadi padaku?!
Berada di tengah kegelapan…. Sendirian… tanpa bisa bergerak!
Tolong…..
Siapa saja…
tolong aku….!
Naruto-kun…
Naruto-kun…
NARUTO-KUN!!!
~End Hinata's POV~
-
"Hinata-chan!" seru Naruto seraya membuka mata samudranya. Pemuda berambut pirang itu terbangun dari mimpi buruknya. 'Huf! Syukurlah hanya mimpi.' Batinnya.
Naruto mengucek matanya. Lalu melirik ke sampingnya.
Hening…
'Hah?! Mana Sakura dan Hinata?' batinnya bertanya sendiri setelah sadar tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dua sahabatnya.
"Teme!" panggil Naruto. Tapi tidak ada suara yang menjawabnya. Hanya dengkuran keras dari Kiba. Naruto melongo tak percaya. 'Sasuke-teme juga tidak ada!' batinnya.
Pemuda pirang itu tidak menyerah. Ia mencoba mencari teman-temannya (kecuali Kiba yang masih tertidur). Di balik pohon, di balik batu, di balik tas hingga di balik daun kering (ini sih keterlaluan =,=').
Tiba-tiba mata samudra miliknya menangkap sesuatu penglihatan yang begitu familiar.
Rambut panjang Indigo yang tergurai. Terlambai-lambai tertiup angin tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Perlahan tapi pasti. Rambut itu mulai terlihat samar-samar. Menandakan pemiliknya mulai menjauh dari tempat itu..
Tanpa ada keraguan sedikit pun. Naruto meninggalkan Kiba yang masih tertidur. Dan dia mengikuti pemilik rambut indigo itu pergi.
'Hinata-chan…'

*#~o0o~#*

Sakura menutup mulutnya dengan kedua tangannya. 'Bodoh! Kenapa aku mengatakan hal itu? dia kan tidak tau kalau aku mengikutinya' batin Sakura.
Sasuke tetap diam menatap Sakura dengan tatapan terkejut.
Hening…
Tidak ada yang mulai pembicaraan. Sampai Sasuke mendengar dan menyadari suatu hal yang mengganjal.
Sasuke langsung mematikan senternya dan memasukinya dalam saku celananya.
Gelap… dan hening…
"Uchiha?" panggil Sakura yang merasa aneh dengan tingkah Sasuke.
Tiba-tiba Sasuke langsung mendorong tubuh Sakura hingga punggung sang gadis menabrak batang pohong di belakangnya.
"Akh! Apa yang ka~ hmp!" belum sempat Sakura protes. Tangan Sasuke sudah menutup mulut mungil Sakura. Tubuh pemuda berkacamata itu terus mendekat ke tubuh Sakura tanpa mengatakan satu kata pun.
'Apa-apaan ini? Apa yang ingin di lakukan Uchiha? Apa ini hukuman darinya karena aku sudah mengintipnya? Hey! Aku kan sudah bilang tidak melihat apapun… tapi… apa yang diinginkannya? Membekapku di dalam hutan, malam hari, di tempat sepi ini, dan tubuhnya semakin mendekat padaku. Jangan-jangan dia ingin….' Batin Sakura. Ia merasa jantungnya sudah berdetak sangat kencang. Keringat dingin menetes dari dahi Sakura.
Tidak ingin apa yang diduganya benar-benar terjadi. Sakura mulai berontak. Bibir gadis itu langsung menggigit tangan pemuda berkacamata itu.
"Aw!" keluh Sasuke. Ia menarik kembali tangannya. Tubuh Sasuke mulai menjauh dari Sakura. Tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sakura langsung menendang selangkaan Sasuke. Tepat sasaran mengenai bagian kelemahan Sasuke.
Sasuke menggigit bibirnya seraya memegang 'benda' berharganya. "Aakh! Sial! Apa yang kau lakukan?!" seru Sasuke marah menahan rasa sakit yang luar biasa. Ingat! Tenaga Sakura melebihi gadis biasa karena dia juara karate di sekolah.
"Aku tidak akan biarkan kau memperkosa diriku!" seru Sakura tidak kalah keras dengan penuh amarah. Gadis bertopi itu lalu beranjak meninggalkan Sasuke yang masih mengadu kesakitan.
Tapi langkah Sakura langsung berhenti ketika melihat suatu mahluk yang berada di depannya. Sekitar lima meter dari tempat ia berdiri. Sepasang mata tajam yang sedikit bersinar di kegelapan malam. Makhluk itu mulai mendekat sehingga seluruh tubuhnya terlihat oleh cahaya bulan.
Badan berbulu, berkaki empat, dan memiliki gigi yang tajam. Tubuh Sakura bergetar hebat. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan mahkluk buas itu.
"H-Ha-ha… harimau…" ujar Sakura terbata-bata seraya menunjuk mahluk di hadapannya yang kini berjarak empat meter. Sasuke menoleh.
"cih!" umpat Sasuke kesal. Tubuhnya masih terasa sakit. Terutama bagian bawahnya. Bagaimana bisa lari di saat seperti ini? Jalan aja sudah susah.
"U-U-uchiha…" panggil Sakura yang masih ketakutan. Harimau itu mulai mendekat. Jaraknya sudah tiga meter.
"Aarrgh! Sial! Apa boleh buat!" ujar Sasuke. Pemuda berkacamata itu langsung mengambil sesuatu di saku celananya. Benda kecil bulat berwarna hitam. Seperti sebuah kelereng. Sasuke melempar benda itu ke tanah. Detik kemudian kumpulan asap putih muncul menyelimuti Sasuke dan Sakura. Tak lama setelah itu. asap menghilang diikuti hilangnya tubuh Sasuke dan Sakura dari pandangan sang Harimau.

*#~o0o~#*

Naruto terus mengikuti gadis berambut indigo dari belakang.
"Hinata-chan!" panggil Naruto untuk sekian kalinya. Namun gadis yang dimaksud tidak menoleh sama sekali.
Naruto pun berlari kecil agar dapat menyusul orang yang tidak jauh dari hadapannya. Namun langkah Naruto berhenti seketika setelah menyadari suatu hal yang mengganjal.
Punggung Hinata yang dilihatnya dari belakang. Lebih tinggi dari biasanya. Tinggi Hinata melebihi tinggi Naruto berapa inci. Mata Samudranya lalu melirik ke bawah kaki Hinata. Seketika itu dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
'K-kakinya T-tidak menyentuh tanah? Hi-hinata-chan… melayang?'
Naruto menelan ludahnya sendiri. Bulu kuduknya mulai berdiri. Otaknya pun diselimuti hal-hal yang aneh. 'H-hinata….. atau h-hantu…? T-tidak mungkin! Dia pasti Hinata! Aku yakin itu!' batin Naruto.
Pemuda pirang itu membuang semua pikiran negatifnya. Dia memberanikan dirinya untuk tetap mengikuti gadis itu.
"H-hinata-chan" panggil Naruto sekali lagi seraya meraih tangan mungil sang gadis agar berhenti berjalan atau melayang. Tapi sayangnya, gadis itu tetap melayang. Dan entah apa yang menarik gadis itu sehingga Naruto tidak bisa menahannya.
Mata lavender gadis itu seperti kosong. Tatapannya lurus ke depan. Badannya kaku dan melayang. Sang gadis seperti kerasukan sesuatu. Tubuhnya seperti ditarik sesuatu yang kuat sehingga Naruto yang memegang tangannya ikut tertarik.
"Hinata-chan! Berhenti! Berhentilah melayang." Pinta Naruto seraya menarik tangan sang gadis dari belakang. Bukannya berhenti, malah pemuda itu terus tertarik oleh sang gadis.

~Hinata's POV~

Kenapa disini gelap sekali?
A-aku takut…
Apa yang terjadi padaku?
"Hinata-chan! Aku Mohon. Berhentilah Melayang!"
Akh! Suara ini… ini suara Naruto-kun…..

~End Hinata's POV~

Berhenti…..
Akhirnya gadis itu berhenti. Tapi kakinya masih tidak menyentuh tanah.
"Hinata-chan?" panggil Naruto lagi masih tetap menggenggam tangan sang gadis.
Detik berikutnya. Sang gadis terjatuh. Dengan sigap Naruto langsung menadahnya.

*#~o0o~#*

Nafas Sakura tidak beraturan. Begitu pula dengan Sasuke yang berdiri di sampingnya. Mereka baru saja berlari dan berhasil lolos dari korban mangsa harimau.
"Huf! Syukurlah…" Sakura bernafas lega.
"Bodoh. Ini semua karena dirimu!" gerutu Sasuke
"Kenapa kau menyalahkanku?"
"Tentu saja! Coba kalau kau diam saja dari awal. Harimau itu tidak akan menemukan kita" jelas Sasuke sedikit emosi.
Sakura terdiam. Ia mulai berpikir. "jadi… kau tadi menutup mulutku agar tidak menimbulkan suara yang didengar harimau?" Tanya Sakura memastikan.
"hn" Sasuke mengangguk.
Seketika itu wajah Sakura memerah. Karena dia sudah berpikir yang tidak-tidak pada Sasuke. 'tadi aku menuduhnya mau memperkosa diriku..' batin Sakura.
Pemuda berkaca mata itu pun melirik Sakura. seolah mengerti apa yang dipikirkan Sakura. "Huh! Aku tidak mungkin punya nafsu pada wanita sepertimu" ujar Sasuke membuat Sakura mendelik.

*#~o0o~#*

Sasuke dan Sakura kembali ke tempat teman-teman mereka. Tapi kondisi tempat itu membuat mata keduanya membulat lebar.
Berantakan. Semua tas mereka seperti tercabik-cabik. Ada bekas jejak kaki binatang buas seperti harimau..
Sasuke dan Sakura saling memandang. "Jangan-jangan Harimau itu ke sini" guman mereka berdua bersamaan.
"Iya itu benar!" suara itu muncul dari atas pohon. Dan Kiba pun meloncat dari dahan pohon ke tanah.
Sasuke dan Sakura menoleh. Melihat Kiba menghampiri mereka.
"Untung saja aku terbangun sebelum harimau itu menerkamku" gerutu Kiba. "Memangnya kalian itu dari mana saja hah?!" Tanya Kiba dengan nada marah.
"Aku pergi sebentar tuk buang air kecil" jawab Sasuke datar.
Kiba menaikkan alisnya. "Kalian pergi berdua?" Tanya Kiba memastikan seraya menunjuk Sasuke dan Sakura.
Mereka berdua saling memandang. Semburat merah muncul di kedua pipi mereka. Lalu secara bersamaan membuang muka ke arah lain secara berseru "Tidak!"
Kiba menahan tawanya. "Hmp.. jadi… mana Hinata-chan dan Naruto?" Tanya Kiba lagi.
"Loh! Bukannya mereka masih tertidur di sini tadi?" ujar Sakura keheranan.
"Tidak! Saat aku terbangun hanya ada aku dan harimau itu di sini." Kata Kiba mulai keheranan.
"Mungkin mereka sudah lari sebelum Harimau itu datang" analisis Sasuke mengingat tidak ada setetes bekas darah pun yang tertinggal jika kedua temannya sudah mati.
"Cih! Berarti Naruto sengaja meninggalkanku sendiri. Dan dia pergi berdua dengan Hinata. Duren Sialan!" gerutu Kiba penuh amarah.
"Kyaaa!!" teriakan Sakura membuat Kiba dan Sasuke hampir mati karena jantungan*?*
Sasuke dan Kiba menoleh. Melihat Sakura memegang tasnya yang sudah tercabik-cabik, mungkin akibat terkaman harimau.
"Ada apa lagi cerewet?" Tanya Sasuke.
"H-HaPe ku rusak…" jawab Sakura dengan nada lemas. Sasuke dan Kiba sweatdrop
"Saku. Itu kan tidak masalah. Yang penting kita sekarang selamat dari harimau itu" hibur Kiba.
"Tapi… kalau begini. Kita kan tidak bisa menghubungi orang lain" kata Sakura khawatir.
Gadis bertopi itu melirik Sasuke. "Aku pinjam HaPe kalian" pinta Sakura.
"Low Bath" ujar Sasuke datar.
Sakura melirik Kiba. Pemuda mata coklat itu menggeleng seolah berkata 'Aku-tidak-bawa'
Sakura pun mendengus kesal menatapi nasibnya. "Kalau begini. Kita tidak dapat meminta bantuan dari luar hutan oto…" keluh Sakura.
Sasuke dan Kiba saling memandang. Lalu mereka saling menyeringai seolah berkata 'Itu-BAGUS'. Karena kedua anggota cadangan anbu ini sepakat akan memecahkan kasus ini sendiri tanpa bantuan anggota lainnya.
"Sudahlah Saku. Yang penting sekarang kita cari Hinata-chan dan kepala duren itu" usul Kiba.

*#~o0o~#*

"Hinata-chan. Hinata-chan. Sadarlah" ujar Naruto seraya menepuk kedua pipi Hinata dengan pelan.
Kepala Hinata ditidurkan di antara lengan kiri Naruto. Dan tubuhnya berda di pangkuan Naruto yang duduk di tanah.
Wajah Naruto sudah sangat khawatir melihat Sahabatnya yang tidak kunjung membuka mata. Ia sangat panic.
Tak lama kemudian. Jemari tangan Hinata bergerak. Perlahan tapi pasti mata lavender itu terbuka. Menatap mata Samudra di hadapannya.
"N-Naruto-kun…" kata pertama yang diucapkan Hinata setelah lahir*?*. ralat. Setelah sadar.
Naruto menghela nafas. Dan tiba-tiba dia sudah merengkuh Hinata kedalam pelukannya. "Syukurlah kau sudah sadar" guman Naruto tanpa melepaskan pelukannya.
Semburat merah muncul di kedua pipi Hinata.
Berapa detik kemudian. Sebuah cahaya yang menyilaukan (sorotan senter) menerpa mereka berdua. Naruto pun melepaskan pelukannya dari Hinata.
"Itu Mereka!" terdengar suara gadis dari sumber cahaya tersebut.
"Hinata-chan!!" seru seorang pemuda lain yang begitu familiar bagi Naruto dan Hinata.
Naruto memajukan bibirnya ketika tau siapa yang datang. Berlari menghampiri mereka. Kiba…
Ada Sasuke juga yang membawa senter berjalan di belakang Kiba dan Sakura berjalan mengiringi Sasuke.
Sakura menghela nafas lega karena sudah menemukan kedua Sahabatnya.
Sedangkan Kiba langsung mendaratkan satu jitakan ke kepala Naruto.
"Aw! Apa yang kau lakukan?!" protes Naruto.
"Seharusnya itu yang ku tanyakan padamu. Kenapa kau pergi berdua dengan Hinata dan Meninggalkanku?" Tanya Kiba penuh amarah.
"Kenapa kau menjitakku?!" bukannya jawab Naruto malah balik penuh amarah juga.
"Itu karena kau sudah memeluk Hinata-chan-ku!"
"Itu kan hak-hak aku mau memeluk Hinata-chan. Apa urusanmu?"
"Tetap Saja Tidak Boleh. Yang boleh hanya aku saja"
"Tidak bisa begitu!"
"Kalian Berdua HENTIKAN pertengkaran anak kecil ini!" Seru Sakura yang tidak kalah marah dengan Naruto dan Kiba. Gadis bertopi merah itu berkacak pinggang
Kedua pemuda itu menoleh. Melihat hawa bahaya di sekeliling Sakura. bahkan aura hitam itu lebih gelap dari kegelapan malam*?*.
Naruto dan Kiba menelan ludahnya sendiri. 'Glek. Gawat!' batin mereka berdua secara bersamaan.
Sebelum Sakura melampiaskan amarahnya pada kedua pria malang tersebut. Seruan Sasuke menghentikannya. "HINATA!! Kau mau kemana?!" seru Sasuke seraya mengarahkan cahaya senter pada punggung Hinata
Entah kapan sehingga Naruto cs (Sasu,Saku,& Kiba) tidak menyadari bahwa Hinata sudah berjalan meninggalkan teman-temannya. jarak Hinata berdiri sudah hampir lima meter dari tempat Naruto cs berada.
"Teman-teman. Kemarilah. Coba lihat apa yang aku temukan!" seru Hinata.
Naruto cs pun pergi menyusul Hinata dengan hati penasaran.
Mereka terus berjalan melewati pepohonan. Sampai akhirnya mereka tidak menemukan pohon lagi setelah berhasil menyusul Hinata. Mereka terkejut dengan apa yang ada di hadapan mereka.
Sebuah rumah besar nan megah. Rumah bermodel jaman dulu seperti kastil. Terlihat seperti rumah tua besar yang tidak terurus. Persis dengan rumah yang pernah di masuki Hinata sebelumnya.
"S-sulit dipercaya…" ujar Sakura.
"I-ini benar-benar ada…" lanjut Naruto.
"Sangat Nyata." Komentar Sasuke.
"Ih Wow. Keren!" seru Kiba.
"B-benar kan… kataku… a-aku tidak bohong pada kalian" kata Hinata.
Semua mata tertuju pada Hinata.
Naruto langsung tersenyum. "Aku percaya padamu….. Hinata-chan"
"Aku juga" tambah Sakura yang juga tersenyum.
Naruto langsung menghela nafas. "Huf! Baiklah! Saatnya kita pulang!" seru Naruto. Lalu ia berbalik hendak meninggalkan teman-temannya dan menjauh dari rumah menyeramkan (menurut Naruto) itu.
Tapi langkahnya terhenti saat sadar teman-temannya sama sekali tidak mengikutinya. Naruto membalikkan tubuhnya. "Kalian kenapa? Ayo cepat pergi dari sini!" pintanya.
"Kita sudah jauh-jauh sampai di sini. Masa mau pergi begitu saja?" celetuk Kiba.
"Apa kau lupa Naruto? Tujuan kita mencari sumber suara aneh yang di dengar Hinata" ujar Sasuke.
"Sayang sekali kalau kita berhenti di tengah jalan" kata Sakura.
"Naruto-kun…." Panggil Hinata.
"T-t-tapi… teman-teman… rumah itu milik orang lain yang tidak kita ketahui. Rasanya sangat lancang kalau kita memasukinya" bela Naruto.
"Huh! Rumah tua itu? Siapa coba yang mau tinggal di sana? Di tengah hutan begini. Bilang saja kalau kau takut!" kata Kiba seraya tertawa terbahak-bahak.
"Pengecut!" ujar Sasuke
"Kau itu laki-laki atau bukan sih?!" Sakura mulai kesal.
Hinata hanya diam menatap Naruto.
Naruto mendengus kesal. "Terserah kalian saja. mau masuk ke sana atau tidak. Yang jelas aku tidak mau masuk rumah itu. Titik!" seru Naruto.
"Ya sudah kalau itu keputusanmu. Aku tidak mau tanggung jawab jika kau bertemu dengan harimau di hutan ini" ujar Sasuke
"Ada Ha-harimau? Di hutan ini?" Tanya Naruto memastikan.
"Ada. Kami baru saja bertemu dengannya. Tubuhnya besar berbulu. Cakarnya sangat tajam. Apalagi giginya yang siap mencabik daging-dagingmu" Sakura sengaja menakuti Naruto.
"Sudahlah teman-teman. Kita masuk saja. Setelah pulang dari sini. Aku akan membeli batu nisan bertuliskan Namikaze Naruto" ujar Kiba setengah bercanda. Ia lalu berbalik dan hendak mendekati rumah besar itu diikuti lainnya kecuali Naruto yang masih diam membatu di tempatnya.
"Bohong! Mana mungkin ada harimau di sini!" naruto berbicara sendiri layaknya sinetron Indonesia *?*
Tapi tubuhnya mulai bergetar kembali setelah samar-samar mendengar raungan harimau di belakangnya.
Tanpa pikir panjang lagi. Naruto mengambil langkah seribu menyusul teman-temannya memasuki rumah tua itu.

~~TBC~~

0 komentar:

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut