Dilema Cinta Diantara Sahabat
By Sakura Dini
Disclaimer: Naruto-Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHinaSasuSakuNaru (tentang cinta segi empat)
Summary:
"tentu saja aku Uchiha Sasuke!"."bukan begitu! Maksudku kau terlalu
aneh bagiku" ujar Sakura"Aneh katamu?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.
WAWANCARA
Chapter 5
Ini bukan pertama kalinya Sakura memasuki rumah yang lebih besar dari rumahnya sendiri. Sebelumnya dia sering main ke rumah Naruto atau pun Hinata yang juga sama besarnya dengan rumah Sasuke. Karena itu dia tidak terkejut dengan rumah mewah bernuansa keluarga Uchiha yang dia masuki.
*#~o0o~#*
"Jadi bagaimana? Ada lagi yang ingin kau tanyakan?" Tawar Sasuke tak sabaran. Baginya ini sangat membosankan. Kurang lebih sudah tiga puluh menit ia habiskan waktunya dengan duduk di sofanya sembari menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Sakura.
"hmm… satu pertanyaan lagi" ujar Sakura sembari mengacungkan pulpennya ke arah Sasuke.
"hn. Apa?"
"Apa kau pernah tinggal di konoha sebelum kau tinggal di Ame? Jika iya. kenapa kau kembali ke Konoha lagi?"
"Hey! Pertanyaanmu itu melenceng. Bukannya wawancara ini hanya seputar Ame High School. Bukannya tentang aku!" protes Sasuke
"Aku kan hanya penasaran. Kenapa kau terlihat akrab dengan Naruto, kiba, dan Shikamaru-senpai? Padahal saat itu hari pertamamu di sekolah. Lagipula… kabarnya keluarga Uchiha selama hidupnya tidak pernah meninggalkan bisnisnya di Konoha. Sedangkan dirimu pernah tinggal di Ame. Jangan-jangan kau bukan anak keluarga Uchiha!" tuduh Sakura.
Sasuke mendelik. 'anak ini. Kenapa pikirannya bisa setajam itu?' batin Sasuke. Pemuda berkacamata itu mendengus kesal. "baiklah. Akan ku beritahu padamu. Karena aku tidak ingin kau berpikir kalau aku bukan anak Uchiha"
Gadis bertopi merah itu tersenyum senang. 'akhirnya dia mau cerita juga' batin Sakura.
"kau benar. Keluargaku tidak pernah pindah dari Konoha. Aku memang lahir di kota ini. Karena itu Naruto dan yang lainnya adalah temanku waktu kecil di sini. Tapi lima tahun yang lalu aku pindah sekolah ke Ame. Hanya aku yang pindah dan keluargaku tidak ikut"
"hanya kau? Kenapa? Apa yang kau cari dengan bersekolah di Ame? Padahal KHS kan lebih bagus daripada AHS" beribu tanda tanya muncul di kepala Sakura.
"cukup di sini saja kau tau tentang aku. Selebihnya, itu bukan urusanmu!" Sasuke mulai kesal. 'karena jika kau tau lebih dari ini. bisa gawat jadinya' batin Sasuke.
Sakura mengembungkan pipinya pertanda kesal. 'Huh dasar! Apa salahnya kalau aku tau?' pikir Sakura.
"karena kau sudah bertanya tentang hal pribadiku. Sekarang giliranku bertanya sesuatu padamu. kau harus menjawabnya!" pinta Sasuke.
Sakura menoleh. Menatap Sasuke dengan heran. "memangnya kau mau bertanya tentang apa?"
~Sasuke's POV~
"tentang kakakmu. Ino. Apa dia punya teman laki-laki yang dekat dengannya?" tanyaku
Sakura menatapku dengan tatapan aneh. Dia terdiam sesaat. Dan tiba-tiba senyuman menggoda muncul di wajahnya. "Wah… kau naksir kakakku ya?" tuduhnya
Sudah kuduga. Dia pasti menuduhku seperti ini karena pertanyaan konyol itu.
Aku mendengus kesal. "terserah kau mau bilang apa. Yang penting Jawab saja pertanyaanku!"
"sudahlah… akui saja" Sakura tertawa kecil.
Huh! Gadis ini sungguh menyebalkan.
Sakura berhenti tertawa. "Saat ini. Yang tersisa hanyalah Sai-senpai yang dekat dengan kakakku" ujar Sakura
"kenapa kau bilang yang tersisa?" Tanyaku lagi.
"itu karena dulu ada empat orang yang bersahabat dengan Ino"
"Siapa saja?" aku semakin penasaran.
"Sai, Neji, dan… Tenten. Gadis yang menghilang satu tahun lalu dan Sampai sekarang dia tidak ditemukan" cerita Sakura.
"hey! Kau bilang ada empat orang. Kenapa yang kau sebut hanya tiga?" tanyaku lagi.
"yang satunya lagi aku tidak mengenalinya. Karena dia tidak pernah ke rumahku." Jawab Sakura.
Hmm… padahal tinggal satu langkah lagi. Jika aku tau siapa orang itu? Mungkin aku akan mendapatkan titik terang dalam kasus ini.
Tenten… gadis yang menghilang itu. Dulu bersahabat dengan Ino, Sai, Neji, dan satu lagi. Entah siapa?
"hey. Kalau tidak salah. Neji itu ketua Osis di sekolah kita bukan?" tanyaku memastikan.
"iya. Dia juga kakak sepupunya Hinata. Tapi sekarang dia ada di Suna. Mengikuti olimpiade Matematika mewakili KHS. Hebatkan dia" ujar Sakura.
Oo… karena itu Shikamaru menggantikan posisi Neji sebagai ketua osis. Aku harus berterima kasih pada Shikamaru. Kalau bukan dengan bantuan dia yang menyuruh sakura untuk mewawancaraiku. Aku tidak mungkin mndapatkan Informasi ini dari Sakura.
Aku akui. Shikamaru memang anggota cadangan anbu yang cukup cerdas. Tapi kenapa dia tidak diangkat sebagai anggota Anbu yang tetap? Hmm… Mungkin karena sifat pemalasnya yang tidak mau menangani kasus.
"Uchiha!"
Aku tersentak. Ku toleh Sakura yang berada di sampingku. "hn?"
"Kau aneh. Kenapa kau bertanya hal seperti ini? Kau terlihat seperti orang yang sedang menyelidiki sesuatu tau!" tuduh Sakura
Aduh gawat! Kenapa tuduhan orang ini selalu hampir benar.
"A-aku hanya ingin tau saja!" seruku. Menyembunyikan kegugupanku.
Aku segera berdiri. "hari sudah mulai gelap. Sebaiknya kau segera pulang" pintaku. Aku memutar badanku membelakangi Sakura. Hendak pergi meninggalkannya.
Tapi tiba-tiba sesuatu menggenggam tanganku dari belakang. Aku menoleh.
Sakura menatapku dengan keningnya yang berkerut. "Katakan padaku! Siapa kau sebenarnya?"
~End Sasuke's POV~
"bukan begitu! Maksudku kau terlalu aneh bagiku" ujar Sakura
"Aneh katamu?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.
"benar kau Aneh! Dari Pertama kali ku melihatmu. Aku seperti pernah bertemu denganmu. Tapi aku tidak tau kapan dan dimana? Terlebih lagi kau itu selalu… se-la-lu…" Sakura menggantung kata-katanya.
"Selalu Apa?"
"ah! Po..pokoknya kau sangat Aneh!" seru Sakura.
"Hah?!" Sasuke mendengus. "Kau tau! Kau adalah wanita teraneh yang pernah kutemui! Sekarang. Lepaskan Tanganku!" seru Sasuke sembari menarik pergelangan tangan kanannya dari genggaman Sakura.
"Tidak Mau! Katakan dulu Siapa sebenarnya dirimu?" Sakura masih bertahan dengan genggamannya.
"Kau Gila! Aku sudah menjawabnya dari tadi!" seru Sasuke dengan amarah yang memuncak. "Lepaskan tanganku!" Sasuke menarik tangannya
"Katakan Dulu!" Sakura tidak mau kalah. Ia menarik lagi tangannya Sasuke. Tarik menarik antara Sasuke dan Sakura pun terjadi.
"Lepaskan!"
"Katakan!"
"Lepaskan!
"Katakan!
"Lepas~"
"Kata~"
"Aaakhh…!"
'Bruk'
Akhirnya insiden tak terduga pun terjadi. Sasuke terjatuh dan berbaring di atas karpet. Sementara Sakura, karena tangannya masih menggenggam tangan Sasuke. Ia ikut terjatuh. Kepala Sakura mendarat di atas dada bidang Sasuke.
Sasuke mendengus kesal. "Lihat apa yang kau lakukan! Kalau sampai kepalaku gegar otak. Kau harus bertanggung jawab!" seru Sasuke. Ia masih berbaring di atas karpet.
Merasa bersalah. Sakura menengadah tanpa mengangkat tubuhnya dari atas Sasuke dan mengucapkan "Ma…Maafkan aku"
Sasuke menunduk (dalam posisi tidur). Ia melihat sepasang mata emerald dan gadis berambut merah muda panjang tergurai. Oh.. ternyata topi merah Sakura terlepas dari kepalanya saat ia terjatuh.
"Su…sudahlah" Semburat merah mencul di pipi Pemuda berkacamata itu.
Karena jarak mereka sangat dekat. Sakura bisa merasakan hembusan nafas Sasuke. Ia juga bisa menghirup aroma tubuh Sasuke. Sakura pun ikut merona.
Mereka tidak mengubah posisi tubuh mereka. Dan Jika ada orang yang melihat mereka saat ini. Pasti orang itu akan menduga…
"Ehm" suara deheman wanita tiba-tiba terdengar. Membuyarkan semua lamunan Sasuke dan Sakura.
Sakura segera mengangkat tubuhnya sendiri dan berdiri. Begitu pula dengan Sasuke.
"Maaf Sasuke-kun. Aku sudah mengganggu kegiatanmu" ujar seorang wanita yang sudah hadir dalam ruangan santai itu.
Sasuke dan Sakura menoleh. Melihat seorang wanita berdiri tidak jauh dari mereka. Wanita bermata onyx dengan rambut hitam pekat panjang tergurai. Ia tersenyum ke arah Sasuke.
"Mom" sapa Sasuke. Sakura sedikit terkejut 'mom? Jadi dia ibunya Sasuke' pikir Sakura.
"Kau mulai nakal ya. membawa seorang gadis ke rumah tanpa memberitaukan mamamu sendiri" ujar Mikoto. Ibunya Uchiha Sasuke.
"huh! Apa itu penting" keluh Sasuke.
"Sasuke! Kau tidak sopan dengan ibumu sendiri!" seru Sakura membuat Sasuke mendelik. "Maafkan kami. Aku Yamanaka Sakura. teman kelasnya Sasuke" Sakura membungkuk memberikan salam pada Mikoto.
Mikoto tersenyum. "aku Uchiha Mikoto. Ibunya Sasuke" Mikoto lalu melirik Sasuke yang berdiri di samping Sakura. "ternyata kau pintar juga ya memilih pacar. Sudah Cantik, dia juga sopan"
Spontan Sasuke dan Sakura saling memandang. Keduanya merona. "Di…dia hanya temanku mom." Ujar Sasuke.
"oh ya? aku tidak melihatnya seperti itu. Hihihi…" Mikoto tertawa kecil melihat wajah Sasuke dan Sakura sudah merah padam.
*#~o0o~#*
~Sakura's POV~
Aku ikatkan celemek ke pinggangku. Lalu Ku tatap berbagai bahan makanan yang berada di hadapanku.Aku menghela nafas. Tidak ku sangka sekarang aku berada di dapur si Uchiha itu.
Akh… betapa bodohnya diriku. Kenapa aku begitu mudah menerima tawaran ibunya Sasuke untuk makan malam bersamanya dengan Sasuke. Terlebih lagi, aku mengatakan 'tidak keberatan' ketika tante Mikoto minta bantuan padaku untuk memasak makan malam dengannya.
"Sakura" suara wanita itu membuyarkan semua lamunanku.
Aku menoleh. Melihat tante Mikoto memegang sebuah pisau. Perlahan ku telan ludahku sendiri.
"kenapa kau tidak mulai memasak sesuatu?" Tanya Mikoto.
"Maafkan aku. Sebenarnya… a…aku tidak bisa masak" aku menunduk menahan malu. Oh tuhan. Aku menyesal karena sebagai wanita aku tidak bisa masak.
"wah. kalau begitu kau berada di tempat yang benar nak" ujar Mikoto. Aku mengangkat kepalaku melihat Mikoto tersenyum padaku. "aku akan mengajarimu memasak makanan yang special"
~End Sakura's POV~
*#~o0o~#*
"Mom. Mana tomatku?" Tanya Sasuke.
Mikoto yang duduk di seberang Sasuke tersenyum. "Aku memang sengaja tidak menyajikan tomat".
"tapi mom. Aku tidak bisa makan tanpa tomat. Mama tau sendiri kan?" protes Sasuke
"tenanglah. Karena itu Sakura sudah menyiapkan makanan special untukmu" jelas Mikoto
Belum sempat Sasuke protes lagi. Mendadak Sakura sudah datang dari dapur sembari membawa sebuah piring berisi nasi goreng dengan hiasan buah tomat. Gadis itu lalu menghidangkannya di hadapan Sasuke. Sakura pun duduk di samping Sasuke.
"makanlah Nak. Itu buatan Sakura sendiri loh" ujar Mikoto sambil tersenyum.
"aku akan makan tomatnya saja" ujar Sasuke malas.
"Sasuke!" seru Mikoto.
Sasuke mendengus kesal. "Baiklah. Akan aku makan". Perlahan Sasuke mulai memakan satu sendok.
Sakura menutup matanya. Ia tidak berani melihat ekspresi Sasuke setelah memakan masakannya. 'bagaimana ini? Itu kan masakan pertamaku. Mustahil jika rasanya enak' pikir Sakura
"bagaimana rasanya?" Tanya Mikoto penasaran.
"hmm…Lumayan" ujar Sasuke membuat Sakura langsung membuka matanya.
"Be…benarkah?" Tanya Sakura
Sasuke mengangguk. "ya. kau harus mencobanya juga" ujar Sasuke sembari menyodorkan satu sendok nasi goreng di depan mulut Sakura.
Sakura tersipu sesaat. Dengan rasa penasaran ia pun langsung memakan suapan dari Sasuke.
Senyum Sakura pun langsung sirna ketika ia sudah mencoba masakannya sendiri. 'Gila! Rasanya sama sekali tidak enak!' batin Sakura. Rasanya Sakura ingin memuntahkan makanan itu. Tapi dia masih punya akal untuk menjaga imejnya di depan Mikoto. Dengan paksa ia menelannya.
Sasuke menyeringai. "lumayan buruk kan?" bisiknya yang hanya terdengar oleh Sakura. "Sial!" umpat Sakura yang juga hanya terdengar oleh Sasuke.
"wah seandainya Fugaku ada di sini. Dia pasti akan menyuapiku juga. Sayang sekali hari ini dia kerja lembur." Ujar Mikoto. "ayo. lanjutkan makan malam kalian" pinta Mikoto sambil memakan masakannya sendiri yang jauh lebih enak dari masakannya Sakura.
"satu suapan lagi" ujar Sasuke menyeringai sembari menyodorkan lagi satu sendok makanan di depan mulut Sakura.
Sakura menutup mulutnya rapat-rapat sambil menggeleng. "Ayolah. Jangan malu-malu" goda Sasuke menyeringai. Sakura mendelik. Karena tidak enak dilihat oleh Mikoto. Dengan paksa (lagi) Sakura memakannya dan menelannya.
Merasa dikerjain habis-habisan oleh Sasuke. Sakura berniat balas dendam. Ia pun mengambil satu sendok makan juga dan menyodorkannya di hadapan wajah Sasuke. "ayo makanlah" pinta Sakura
"Aku sudah kenyang" ujar Sasuke malas.
"kau kan baru makan satu sendok. Masa sudah kenyang?" ujar Sakura.
Sasuke membuka mulutnya karena mau berbicara sesuatu. Tapi naas. Malah makanan najis*?* yang masuk dimulutnya karena suapan paksa dari Sakura. 'hihihi… rasakan itu!' batin Sakura sambil menahan tawanya.
Sasuke tidak mau tinggal diam. Pemuda berkacamata itu pun membalasnya dengan hal yang sama. Begitu pula dengan Sakura. Mereka saling menyuapi di dasarkan rasa amarah dan kesal.
Dihadapan Mikoto. Semua terlihat romantis. Tapi batin mereka saling berteriak…
'Makan racun ini Uchiha belagu'
'Makan racun ini Wanita aneh'
*#~o0o~#*
~Sakura's POV~
Sudah lima kali aku mondar-mandir dari kamarku ke kamar mandi. Untuk membuang racun dari dalam tubuhku.
Ini semua gara-gara makanan aneh yang ku paksakan masuk dalam perutku beberapa jam yang lalu. Sial! Si Uchiha itu harus bertanggung jawab atas semua ini. Eh? Tapi ini semua gara-gara aku juga yang sudah membuat makanan itu sendiri, bukan?
Ku rasa hari ini benar-benar hari sialku. Ditambah lagi, topiku ketinggalan di rumahnya Sasuke. Akh. Betapa bodohnya diriku melupakan topi kesayanganku.
Ku lirik lagi jam dinding yang menempel dikamarku. Sudah jam sebelas malam rupanya. Bagaimana aku bisa tidur jika perutku masih sakit begini.
Habata itara
Modoranai to itte
Mezashita no wa
Aoi aoi ano sora
Bunyi Hpku menyadarkanku dari lamunanku.Hmm… siapa ya yang menelponku malam-malam begini? Dengan rasa penasaran. Segera ku ambil hpku yang ada di atas meja balajar dan melihat layar hp.
'Uchiha Belagu calling'
Aku membulatkan mataku. Apa tidak salah? Kenapa dia menelponku malam-malam begini?Dengan sedikit keraguan. Kutekan tombol hijau lalu mendekatkan hp di daun telingaku.
"Ha…halo?" kataku.
"Sudah kuduga kau belum tidur" terdengar suara berat Sasuke dari hpku.
"ada apa kau menelponku?" tanyaku
"cepatlah keluar rumah! Aku sudah ada di depan rumahmu"
"A…apa?"
"tunggu apa lagi! Cepat!" pinta Sasuke
"i…iya" entah apa yang merasukiku sehingga mengiyakan semua ucapannya.
Dengan segera ku matikan sambungan hp dan berjalan keluar rumah.
Ku lihat sosok Sasuke yang berdiri bersandar pada mobilnya.
"Ada apa kau menemuiku malam-malam begini?" tanyaku penasaran.
"ini" ujar Sasuke sembari melempar kantongan plastik ke arahku.
Spontan aku menangkapnya. Tanpa bertanya lagi. Aku langsung melihat isinya.
"Ini kan topiku! Dan… apa ini?"tanyaku ketika ku lihat botol kecil yang ada dalam kantong itu.
"Itu obat sakit perut. Cukup ampuh menahanmu agar tidak bolak-balik ke toilet" jawab Sasuke.
Aku terperangah. "Kenapa kau bisa tau kalau aku sakit perut?" tanyaku
"Apa kau lupa? Aku juga mengalaminya karena memakan masakanmu itu!"
"oh iya ya" aku tertawa kecil sembari menggaruk pipi kananku yang tidak gatal.
"Sudahlah. Aku mau pulang" ucapnya datar lalu memasuki mobilnya. Beberapa detik kemudian. Mobilnya sudah melaju meninggalkanku.
Ternyata…
Sasuke baik juga.
~End Sakura's POV~
*#~o0o~#*
~Naruto's POV~
Otakku tidak mau berhenti memikirkan kejadian tadi siang. Hinata menangis di hadapanku. Terlebih lagi itu karena diriku.
Aaaarrrghhh…! Aku menyesal….
Hinata….
Bagaimana keadaannya sekarang?
Semenjak tadi siang. Hinata sama sekali tidak mau bicara padaku. Aku sendiri juga belum minta maaf padanya.
Apa malam ini dia tidak bisa tidur juga ya? karena mendengar suara aneh lagi?
Segera ku bangkit dari ranjangku dan mengambil hpku. Yeah. Sebaiknya aku telpon Hinata saja malam ini. Dan mengatakan 'halo Hinata. Kau tidak bisa tidur lagi ya. aku juga. Jadi… bagaimana kalau aku menemanimu saja. Daripada kau menelpon teme'. ya ya ya. kurasa itu bukan ide yang buruk. Sekalian nanti aku akan minta maaf padanya.
Setelah mendapatkan no. Hinata yang tersimpan di hpku. Segera ku tekan tombol memanggil dan mendekatkan di daun telingaku. Beberapa detik kemudian terdengar suara
'nomor yang anda tuju sedang sibuk. Silahkan menghubungi beberapa saat lagi'
Ah! Sibuk? Siapa yang menelpon Hinata malam-malam begini?Jangan-jangan dia menelpon Sasuke lagi. Hmm… Cuma ada satu cara untuk memastikannya.
Sekarang aku mencoba menelpon Sasuke. Tak lama kemudian terdengar
'Tuuut… Tuuut… Tuuut…'
Apa? Telpon Sasuke tidak sibuk?"DOBE baka!! Kenapa kau mengganggu tidurku!!" seru Sasuke dari ujung telpon membuat aku harus menjauhkan hpku dari telinga.
"Maaf teme. aku hanya ingin Tanya sesuatu" ujarku.
"hn?"
"Apa Hinata tadi menelponmu?"
"tidak!"
"oh tidak ya? ya sudah. Hanya itu saja kok. Selamat mal~"
'tut tut tut' bunyi terputusnya sambungan telpon. Rupanya Sasuke sudah mematikan hpnya.
Aku menghela nafas panjang.
Ternyata bukan Sasuke yang menelpon Hinata. Tapi kalau bukan dia… lalu siapa?
Siapa yang menelpon Hinata malam-malam begini?
Siapa?
~End Naruto's POV~
~~TBC~~
0 komentar:
Posting Komentar