Dilema Cinta Diantara Sahabat
By Sayaka Dini-chan
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHinaSasuSakuNaru (tentang cinta segi empat) & GaaraShionNaru
Warning: AU, OOC, GAJE!!
Summary:
Di hari yang sama, tiga pasangan berbeda pergi ke Disneyland Konoha.
Naruto, Hinata, Sasuke, Sakura, Gaara dan Shion. Apa jadinya jika mereka
saling bertemu dengan pasangan lain di sana?
DISNEYLAND KONOHA
Chapter 16
"Shion. Bangun" pinta seorang pemuda berambut merah yang berdiri di samping ranjang gadis yang bernama Shion.
"Mmm…" hanya erangan lagi yang dikeluarkan Shion seraya menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepalanya.
Pemuda berambut merah a.k.a Gaara, mendengus sebal. Susah juga membangunkan gadis manja seperti ini. Tiba-tiba ada ide iseng muncul di kepalanya bersamaan dengan seringai kecil tampak di wajah Gaara. entah kenapa sifat jail Konkuro tertular padanya. Yah mungkin karena saudara dekat.
"Aw! Akh!!" pekik Shion kesakitan ketika merasakan cubitan keras di pipi kanannya. "G-Gaara!! Lepaskan!!" seru Shion semakin kesal setelah sadar tangan kekar yang nakal itu milik Gaara.
Gaara pun melepaskan cubitannya setelah yakin idenya itu berhasil membangunkan Shion. Entah cubitan tadi berisi kekesalannya karena Shion tak kunjung bangun atau kegemasannya melihat Shion tidur. gemas? Hey! sejak kapan Gaara gemas dengan wajah Shion? 'Sudahlah Gaara. lupakan pikiran aneh itu!' pinta Gaara dalam hatinya sendiri.
Shion mengelus-ngelus pipi kanannya yang sedikit memerah seraya berusaha duduk di atas tempat tidurnya. Mata ungunya melirik kesal ke arah Gaara yang selalu saja bertingkah kasar padanya.
"Kenapa membangunkanku sih?!" Tanya Shion marah.
"Sudah jam 9 pagi," jawab Gaara datar.
"Memangnya kenapa kalau sudah jam 9 pagi? Ini kan hari minggu. Lagipula kita kan tidak sekolah di Konoha. Kita juga sudah mengambil cuti sekolah satu bulan di Suna" oceh Shion masih dengan nada kesal. Tunggu. Cuti satu bulan. Sebenarnya hal itu sangat susah di dapatkan di Suna High School. Tapi karena yang meminta adalah anak dari pengusaha besar di Suna dan juga memiliki nilai terbaik. Temari, Gaara dan Shion dengan mudah mendapatkan cuti sekolah. (aneh ya? =,=')
Sebelum Gaara menanggapi ucapan Shion. Gadis itu langsung berbicara lagi.
"Ah! Aku tau! Kau mau aku memasakan sarapan untukmu ya? seperti makan siang kemarin," tebak Shion yang langsung disambut death glare dari Gaara.
"Kau gila? Ingin membuat aku mual lagi?" delik Gaara kesal. Dia sungguh menyesal, atas kejadian kemarin siang. Benar dugaan Gaara, Shion tak bisa memasak dan Gaara dijadikan kelinci percobaan untuk mencoba masakan pertama Shion. Dan setelah itu, Gaara mual bukan main.
Shion hanya menyeringai senang. 'Kena kau!' batinnya girang karena berhasil membuat Gaara kesal. Entah kenapa dia selalu senang membuat Gaara meluapkan emosinya, daripada menjadi sosok dingin yang membosankan.
"Lalu, untuk apa kau membangunkanku?"
Gaara menyodorkan tangan kanannya yang memegang dua secarik kertas kecil di hadapan Shion.
"Apa itu?" Tanya Shion heran seraya menatap dua kertas di tangan Gaara.
"Ini tiket masuk ke Disneyland Konoha milik Temari-neechan"
"Lalu?"
"Kemarin dia membeli ini untuknya dan Shikamaru. Tapi mendadak hari ini mereka ada keperluan penting. Di tambah lagi tiket ini hanya berlaku untuk hari ini. Jadi dia memberikan ini padamu. Kau bisa pergi kesana dengan-"
"Tunggu apa lagi!! Ayo kita pergi!" seru Shion bersemangat seraya tersenyum senang. Gadis itu langsung bangkit dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi seraya berseru. "Keluar dari kamarku! Aku akan bersiap!!"
Gaara diam mematung.
'Kita?' tanyanya dalam hati. 'Apa tak salah? Padahal aku mau menyarankannya untuk mengajak Naruto. Kenapa jadi aku yang menemaninya? Tapi… tak apalah' batin Gaara. Kemudian pemuda bertato 'ai' itu langsung menyunggingkan sebuah senyuman, yang pasti jika dilihat oleh gadis seperti Author pasti langsung akan klepek-klepek di lantai. XD
*#~o0o~#*
"Aku memang tidak membawa mobilku tapi sepedar motor itu" Naruto menunjuk sepeda motornya, lalu mendekatinya.
"Sejak kapan kau punya sepeda motor?"
"ini bukan punyakku, melainkan punyanya Ero San- eh maksudku Paman Jiraiya. Aku meminjamnya sebentar" Naruto menaikki sepeda motor itu.
"Aku heran. Kenapa pamanmu itu memiliki sepeda motor ini?" Tanya Hinata lagi. Mengingat umur seorang Jiraiya yang paruh baya memiliki sepeda motor model anak mudah. Bukankah itu terlihat aneh.
"Ah Hinata-chan. Kau seperti tidak mengenal pamanku saja. Dia itu genit dan tidak pernah mengingat umur. Selalu saja membonceng gadis-gadis yang entah dari mana dia dapatkan. Dasar Ero!" umpat Naruto mengingat tingkah pamannya itu.
Hinata hanya tersenyum menanggapinya.
"Ayo naik!" pinta Naruto menyodorkan helm pada Hinata dan mengedikan pandangannya kebelakangnya agar Hinata segera naik di belakangnya.
"T-tapi N-Naruto-kun… Aku-"
"Kenapa? Kau tidak mengunakan rok kan?" ujar Naruto seraya melihat penampilan Hinata yang sudah berganti sejak beberapa menit yang lalu.
Hinata menggenakan celana jeans biru tua sepanjang lutut, sehingga betisnya yang putih mulus terlihat. Atasannya Hinata menggenakan baju bermodel, tank top berwarna lavender yang dilapisi jaket putih kecil berlengan panjang, yang hanya menutupi bawah leher hingga bawah dadanya, sehingga bagian perutnya terlihat tanktop berwarna lavender. Tak lupa sebuah jepitan rambut bermodel kupu-kupu putih menghiasi sudut kanan keningnya dan juga tas selempang kecil berwarna lavender tergantung di pundaknya.
"I-iya. Tapi N-Naruto-kun, kau jangan mengebut ya?" pinta Hinata seraya menerima helm yang diberikan Naruto.
Naruto yang menggenakan celana jeans hitam dengan atasan jaket orange yang sengaja tidak dikancing agar kaos hijau tua dibaliknya yang betuliskan 'smile' terlihat. Naruto hanya bisa tersenyum penuh arti pada Hinata tanpa menjawab permintaan Hinata.
Setelah Hinata duduk dibelakang Naruto yang juga sudah menggenakan helm. Naruto mulai menyalakan mesin motor.
"Sebaiknya kau pegangan saja Hinata-chan"
"T-tapi N-Naruto-kun. Bukankah sudah kubilang jangan mengeb-Kyaaaa!!" tanpa basa-basi lagi, Hinata merangkul pinggang Naruto dari belakang agar dirinya tidak terbang terbawa angin yang diakibatkan kecepatan Naruto mengendarai motornya.
*#~o0o~#*
"Ada apa lagi?" Tanya Sasuke seraya berjalan mendekati Sakura.
Sakura mendengus kesal. "Aku tidak suka berpenampilan seperti ini!" ujarnya sambil menunjuk pakaian yang digunakannya.
Sakura menggenakan rok pink pendek yang panjangnya di atas lutut. Dan Atasannya kaos merah lengan pendek bermodelkan khusus wanita dengan motif bunga disudut bawah kiri. Dua gelang yang dipaksa Ino untuk memakainya, menghiasi pergelangan tangan kiri satu hal yang menutupi kecantikannya saat ini. Rambutnya yang panjang, masih digulung dan disembunyikan dibalik topi merah yang digunakannya.
"Tidak ada gunanya kau mengeluh. Kita sudah di Disneyland Konoha." Sasuke mengingatkan kembali tempat mereka berdiri sekarang ini yang Tak mungkin lagi kembali ke rumah.
"Tapi Uchiha! Aku–"
"Ingat! Sembunyikan identitasmu dengan penampilanmu!" suara Sasuke terdengar tegas yang mampu membuat Sakura berhenti memprotes.
Sakura memalingkan wajahnya dari Sasuke karena kekesalannya.
"Kurasa masih ada yang kurang" guman Sasuke lagi.
Sakura kembali menatap wajah Sasuke di hadapannya masih dengan tampang kesal. "Apa?"
Tanpa sepatah kata pun Sasuke langsung mengambil topi merah Sakura dari atas kepalanya. membuat rambut panjang berwarna merah muda milik sang gadis langsung tergurai begitu saja. Sakura mendelik tajam.
"Uchiha! Kembalikan topiku!" pinta Sakura seraya berusaha menggapai topinya yang diacungkan tinggi-tinggi oleh Sasuke.
"Kau itu kenapa sih? Ini kan hanya topi"
"Uchiha!!" Sakura terus berusaha menggapai topinya yang lumayan tinggi dari atas kepala Sasuke. Mengingat Sasuke lebih tinggi dari Sakura, usahanya sia-sia saja.
Dengan kesal, Sakura pun memutuskan menghentakkan kakinya di atas kaki Sasuke, alias menginjak kaki kanan Sasuke.
"Aw!"
"Dapat! Wek!" Sakura menjulurkan lidahnya setelah mendapatkan topi 'SA' kesayangannya itu.
Giliran Sasuke yang mendelik tajam ditengah kesakitan kaki kanannya.
Tapi sayangnya, ketika Sakura mau memakai kembali topinya. Dengan cepat dan entah bagaimana caranya Sasuke sudah merebut kembali topi 'SA' itu. Mm.. mungkin itu salah satu keahlian Anbu yang dapat mencuri dengan cepat *ditimpuk dompet ma Anbu*
"Hey!! Uchi…"
"…"
Sakura terdiam. Ia berhenti memprotes atas tindakan Sasuke. Malahan dia terpaku dengan apa yang dilihatnya di depan mata emeraldnya.
Pemuda berkacamata itu telah menggunakan topinya. Yah. Rambut mencuat Sasuke sudah tertupi oleh topi merah bertuliskan 'SA'. Membuat Sakura…. seperti mengenalinya, bukan dalam arti mengenal sebagai Uchiha Sasuke, tapi pernah mengenalinya sebelum saat ini, mungkin sudah lama. Dan lebih yang mengherankan, tak ada niat dari Sakura untuk mengambil kembali dengan paksa topinya dari orang yang sudah memakainya, seperti yang biasa dia lakukan pada Naruto –saat menjahili Sakura(di chap 1)–. Bahkan Sakura betah melihat Sasuke menggunakan topinya.
"Oi!" panggil Sasuke membuyarkan lamunan Sakura.
"Ah! A-apa?"
"Kali ini kau tak perlu pakai topimu"
"Kenapa kau melarangku?"
"Topi sporty seperti ini tidak pantas dengan penampilanmu sekarang"
Sakura menunduk melihat pakaiannya yang bisa dibilang feminim. Lalu Sakura kembali menengadah melihat Sasuke.
"Tapi–"
"Lagipula…"
"Eh?!"
"Dengan rambut panjangmu kau terlihat lebih…
"L-lebih apa?"
Sasuke tersenyum tipis, dan kali ini bukan sebuah seringai yang dikeluarkan. "Lebih baik dari sebelumnya"
Sakura merona. Melihat senyum tipis itu plus pujian yang dikeluarkan oleh Sasuke. Meskipun pemuda itu tidak mengatakan cantik atau manis atau pun indah, tapi tetap saja itu sebuah pujian yang sangat jarang dikeluarkan seorang Uchiha Sasuke bukan?
"Sampai kapan kau mau berdiri di situ?" ujar Sasuke seraya berjalan mendahului Sakura yang diam mematung.
"Eh?! T-tunggu aku Uchiha!" Sakura pun berlari kecil menyusul Sasuke. Membiarkan rambutnya yang panjang berayunan di balik punggungnya. 'kurasa, tak ada salahnya jika aku mengubah sedikit penampilanku' Sakura kembali tersenyum.
*#~o0o~#*
"Aaaaaahhh… akhirnya bisa bersenang-senang juga di Konoha!" seru Shion seraya merentangkan kedua tangannya dengan ekspresi bahagia. Mata ungunya melirik ke arah Gaara. "Benar kan Gaara?"
"hn"
"Jadi permainan apa dulu yang kita coba?"
"Terserah"
"Ooo terserah ya? jadi permainan apa pun yang aku inginkan, kau juga harus ikut" pinta Shion seraya menunjuk wajah Gaara.
"Hey. Bukan begitu maksudku" protes Gaara.
"Ok. Pertama-tama kita main yang itu saja!" seru Shion seraya menunjuk salah satu wahana, tanpa mengindahkan protesan dari Gaara.
"Shion! Kubilang tung-"
"Ayo cepat Rambut bata!" Shion langsung menarik tangan Gaara menuju wahana yang diinginkannya.
*#~o0o~#*
"Hinata-chan. Kau marah ya?"
Hinata hanya menunduk diam, masih berusaha menormalkan detak jantungnya.
"Jangan marah begitu. Aku kan hanya menambah sedikit kecepatan sepeda motorku"
"Tapi Naruto-kun. Kau hampir saja membuat aku pingsan"
"Syukurlah"
Hinata menengadah, menatap mata biru Naruto dengan heran. "Syukurlah?"
"Iya. Kan hanya Hampir, artinya tidak Sampai pingsan bukan? Jadi Syukurlah deh. Hehehe…"
"Naruto-kun!"
"Hehehe…" Naruto melipat kedua tangannya di belakang kepalanya. mau tidak mau Hinata kembali tersenyum melihat Naruto seketika dan melupakan kekesalannya tadi.
"Em… Naruto-kun"
"iya?"
"Kenapa kau tidak mengajak Saku-chan juga ke sini"
"Katanya sih dia ada urusan dengan Sasuke-Teme"
"Begitu ya"
"Memangnya kenapa?"
"Aku hanya teringat saat kita bertiga dulu main ke Disneyland ini" Hinata melihat ke arah lain. Dimana ada beberapa remaja sedang berkumpul dan saling menunjuk wahana-wahana lain, seperti mendiskusikan permainan apa lagi yang ingin mereka mainkan, sesekali mereka terlihat bercanda gurau.
"Yah. Itu waktu kita masih smp" ujar Naruto
"Benar. Saat itu sangat menyenangkan sekali yah" Hinata tersenyum membayangkan sedikit masa lalunya.
"Hinata-chan. Kita berdua saja juga bisa bersenang-senang di sini. Karena itu aku mengajakmu. Untuk menghiburmu kan" Ujar Naruto bersemangat seraya tersenyum tiga jari ala Namikaze.
Hinata membalas senyuman Naruto dengan senyum yang tak kalah indah.
"Nah. Gimana kalau sekarang aku traktir kamu es krim yang enak? Supaya kau tidak marah lagi padaku hanya karena soal ngebut tadi"
"Naruto-kun. Aku bukan anak kecil lagi. Sudah kumaafkan tanpa kau harus membelikanku es krim kok,"
"Baiklah. Kita memang bukan anak kecil lagi. Melainkan sudah beranjak remaja. Tapi apa salah? Kalau aku ingin membelikan es krim untuk seorang Tuan Putri. Hm?" Naruto mulai menggoda Hinata yang sukses membuat gadis hyuuga itu merona.
"Ayo!" Naruto pun langsung menarik tangan Hinata untuk mencari penjual es krim terdekat.
*#~o0o~#*
Sesekali
Sakura melirik ke arah Sasuke yang berjalan di sampingnya. Mendadak
wajah Sakura merona begitu mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.~~Flashback~~
Sakura mengerutkan keningnya melihat tingkah kakaknya yang sangat sibuk.
"Yang mana yah?" guman Ino seraya memilih milih berbagai pakaiannya di dalam lemari besar itu.
"Yang mana saja juga boleh" ujar Sakura malas.
"Tidak bisa begitu Saku. Aku harus mencari bajuku yang sangat cocok untukmu. Ini tidak gampang, mengingat body mu dan body ku sangat berbeda jauh. Aku harus tepat memilih baju yang akan membuatmu sangat berbeda dari sebelumnya. Dan kau akan terlihat WAH!" oceh Ino yang masih tidak berhenti dengan berbagai bajunya.
"Ino-neechan. Aku kan hanya ingin kau membantuku mengubah penampilan menjadi gadis biasa. Bukan membuat aku terlihat WAH!!" protes Sakura yang sudah mulai bosan menunggu.
"Tapi Saku. Bagaimana pun juga, penampilan pertama itu sangat berkesan. Apalagi di waktu kencan pertama" Ino mengedipkan sebelah matanya. Berusaha menggoda adiknya itu.
Sakura sempat merona. "Neesan!! Aku tidak sedang pergi kencan"
"Bohong"
"Sungguh!"
Ino langsung menghentikan kegiatannya membongkar baju. Mata aqua itu melihat Sakura lekat-lakat.
"Kau mau pergi ke Disneyland Konoha?"
"Iya" Sakura mengangguk.
"Hanya berdua dengan Sasuke?"
"He em"
Ino menghela nafas. "Apalagi namanya kalau kalian itu tidak sedang pergi berkencan?"
"Kami hanya ingin pergi menyelesaikan tugas"
"Tugas apa?"
"Itu…" Sakura tidak berbicara lagi. Mana mungkin dia mengatakan kalau dia mau latihan sebagai anbu. Itu kan rahasianya, hanya neneknya yang boleh tau, bahkan Hinata pun tidak tau, meskipun tugasnya berhubungan dengan Hinata.
"Hihihi… kau tidak bisa mengelak lagi ya Saku. Sudahlah akui saja. Ditambah lagi Sasuke ingin kau bepenampilan beda saat pergi dengannya. Hahaha… ternyata kalian ini sama-sama pemalu yah, tidak mau mengakui kalau kalian mau pergi kencan" Ino kembali tertawa, sedangkan Sakura sudah merona.
~~End Flashback~~
'Kencan? Masa sih? Kalau memang mau melatihku menjadi anbu, kenapa harus di Disneyland Konoha yah? Apakah sebenarnya dia mau mengajakku kencan? Ah! Kenapa aku jadi malu begini' batin Sakura seraya menutup wajahnya yang sudah merona.
Sasuke melirik Sakura yang bertingkah aneh, ia menaikkan sebelah alisnya. "Kau kenapa?"
"Ah! Tidak apa-apa. Aku tidak memikirkan apa-apa kok!" Sakura menggelengkan kepalanya yang kedua tangannya masih menutupi wajahnya karena malu sendiri.
Sasuke sweatdrop melihatnya.
"Eh! ngomong-ngomong Uchiha. Mana pelatihan khusus yang kau bilang itu?" Tanya Sakura dengan ekspresi sedikit malu.
"Waktunya belum tepat. Kita datang terlalu cepat," guman Sasuke seraya melihat arloji di tangannya.
"Maksudmu?" Sakura memiringkan wajahnya ke samping tanda tak mengerti.
Sasuke menghela nafas panjang sebelum berbicara panjang lebar untuk menjelaskannya pada Sakura.
"Menurut info dari temanku, di sini akan diadakan jual beli kecil-kecillan 'benda terlarang'."
"Maksudmu semacam ganja dan narkotika begitu?"
"Hn"
"Tapi kenapa mereka melakukannya di tempat ramai begini?"
"Justru itu. Mereka melakukan transaksi kecil-kecillan tersebut di tempat ramai seperti ini agar tak mudah di lacak oleh polisi. Lagipula mereka mendapatkan banyak pelanggan diantara kerumunan orang ini," jelas Sasuke.
"Oo.. begitu. Lalu apa ini ada hubungannya dengan pelatihan khusus yang ingin kau berikan padaku?" Sakura menunjuk dirinya sendiri.
"Hn. Kau harus menemukan Pelakunya dengan cara menyamar sebagai pembelinya. Lalu ringkut mereka dengan caramu sendiri,"
"Tunggu. Maksudmu aku harus mencari mereka diantara ratusan orang yang ada Disneyland Konoha yang luas ini?"
"Hn"
"Lalu menangkap mereka sendirian? Kau tidak bermasuk hanya menontonku saja kan?"
"Hn. Dalam pelatihan ini aku angkat tangan. Aku tidak akan memberi tahumu pelakunya kalaupun aku sudah mengetahuinya, dan aku tidak akan membantumu untuk menghajar atau meringkut mereka. Kau harus bisa melakukannya sendiri,"
"Apa??"
"Kenapa? Kau keberatan?"
"T-Tidak! Aku bisa melakukannya sendiri kok!" Sakura berkacak pinggang dengan angkuh. Kesal karena Sasuke seperti meremehkannya.
"Baguslah. Mereka akan mulai bergerak sekitar jam 12 siang"
"Sekarang jam berapa?" Tanya Sakura tidak sabaran karena dia tidak menggenakan arloji.
"Tenanglah. Masih banyak waktu untuk menunggunya"
Seketika Sakura tersenyum. "Jadi... kita masih bisa bersenang-senang dulu kan? Menikmati berbagai wahana di sini…"
"Hn" Sasuke membalas dengan senyum tipis.
*#~NaruHina~#*
"Es krim rasa blueberry satu dan rasa jeruknya satu yah pak" pinta Naruto pada penjual kedai kecil es krim.
"Ini. Terima kasih ya" ujar penjual tersenyum setelah memberikan dua es krim(1) pada Naruto dan mengambil beberapa lembar uang Naruto.
(1) Es krim lembut berwarna putih bentuk kerucut, dengan mangkok kripik kecil berwarna coklat dibawahnya, ditaburi krim rasa buah blueberry atau jeruk atau yang lainnya.
Naruto pun berbalik dan memberikan satu es krim blueberry pada Hinata. "ini Hinata-chan"
"Arigatou…"
*#~GaaraShion~#*
"Uh.. Haus." Keluh Shion seraya memegang lehernya. Bagaimana dia tidak haus? Shion dan Gaara baru saja menaiki permainan Roller Coaster yang mengharuskan mereka berteriak ketika menaikkinya. Shion melirik Gaara yang berdiri di sampinya. Pemuda yang hanya menunjukkan wajah tanpa ekspresi.
"Gaara. Kita beli Es krim yuk!" ajak Shion.
"Aku tidak suka Es krim"
"Huh! Kau ini. Sukanya Cuma dengan minuman bersoda seperti coca-cola. Es krim itu juga enak tau!"
Gaara memberikan tatapan tajamnya pada Shion. "Jangan memaksaku lagi!"
"Sudahlah Rambut Bata! Kau pasti juga akan senang setelah mencobanya. Jadi, mana yah penjual es krim terdekat di sini?" Shion mengedarkan pandangannya di sekeliling, mencoba mencari kedai es krim.
Gaara mendengus kesal. Ia melempar pandangannya ke arah lain, dan ternyata mata jade Gaara lah yang menemukan kedai kecil es krim tidak jauh dari mereka. Tapi ada rasa tak enak menyelubungi hati Gaara saat melihat sesuatu yang begitu familiar.
Gaara menyipitkan matanya. Ketika melihat rambut spike pirang dari kejauhan. 'Naruto?' batinnya. Gaara melihat Naruto di depan kedai itu sedang memberikan es krim pada gadis berambut indigo.
'Sial! Kenapa Naruto juga ada di sini? Jangan sampai Shion-'
"Ah! Itu dia!" seru Shion bersemangat seraya menunjuk kedai es krim. Tapi mata ungu Shion tidak menangkap sosok Naruto karena tertutup oleh keramaian orang.
'Gawat!' batin Gaara mulai panic.
"Ayo kita ke sana Gaara!"
"Tunggu!" Gaara memegang pergelangan tangan Shion untuk menahannya berjalan.
"Ada apa lagi?" Shion melirik Gaara dengan heran.
"Sebaiknya kita main wahana itu dulu!" pinta Gaara seraya menunjuk arah berlawanan dengan tempat es krim tersebut.
"Tapi Gaara. Aku mau beli es krim dulu!" protes Shion tidak diindahkan Gaara.
Sekarang Gaara yang menarik tangan Shion untuk menjauh dari tempat itu.
"Hey Rambut Bata! Lepaskan!" berontak Shion dan dia berhasil melepaskan diri. Shion sempat menjulurkan lidahnya pada Gaara sebelum dia berlari menuju kedai es krim tersebut.
"Shion!!"
*#~SasuSaku~#*
"Uchiha"
"Hn"
"Gimana kalau kita beli Es krim dulu?" usul Sakura seraya tersenyum senang.
"Es krim? heh, aku tidak tertarik." tolak Sasuke
Sakura menggembungkan pipinya kesal. "Pokoknya Aku mau beli es krim dulu!"
"Kau pergi saja beli sendiri." Usul Sasuke.
"Tidak mau! Aku ingin kau menemaniku!" pinta Sakura seraya menarik tangan Sasuke.
"Kau ini seperti anak kecil saja" ledek Sasuke yang masih menahan tangannya agar tidak tertarik oleh Sakura.
"Ayolah Uchiha! Pergi beli es krim sebentar saja kok!" pinta Sakura lagi seraya menarik-narik tangan Sasuke, kali ini dia memasang wajah memohon plus pupy eye mata emeraldnya. Membuat Sasuke heran melihat tingkah Sakura yang mendadak menjadi manja begini.
Sasuke mendengus. "Hn. Baiklah" Sasuke mengalah dan Sakura pun kembali tersenyum senang.
~~TBC~~
0 komentar:
Posting Komentar