Thank You For Loving Me 3

Senin, 12 November 2012
Thank You For Loving Me Part 3
Happy Reading!!!

Naruto Songfict
Pairing: Naruto X Hinata
(Jangan bilang ini KibaHina!!!)
Rate: T
Disclaimer: Naruto punya 'Mbah Masashi Kishimoto, Light cuman pinjem kok!
WARNING :
Ke-OOC-an yang tiada tara-lebaynya kumat-, Lebayness, Gajeness, romance yang membingungkan, Humor? Iya kali ya, mungkin fluff… Mungkin! Dan, dan segala keanehan lainnya!
Pesan: Jangan lupa memberitahu Light kalau ada typo atau kesalahan lainnya, atau salah lirik lagu, ya apapunlah! Supaya bisa Light perbaiki!
"…" : Bicara, bicara, bicara.
'…' batin berbicara-lebay banget nie orang-
Italic : lirik lagu
Talk with Kyuubi
.
Tunggu! Jangan langsung baca fictnya dulu! Light mau tanya, karena bingung, dan niat ingin memperbaiki fict, kalau kata –pun, itu, ada yang harus dipisah atau enggak? Atau disatukan dengan kata depannya? Terus untuk kata macam Dari-pada, Walau-pun, Lagi-pula, itu disatukan, atau dipisah?
Dah segitu aja nanyanya! Jawab lewat Review! ^^.
Have a nice read!
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Kakashi dan shizune baru saja keluar dari sebuah toko yang menjual Takoyaki, Shizune menginginkan Takoyaki itu, yang terletak paling dekat dengan jalak setapak menuju hutan untuk menembus The Valley Of End.
"Makan kebanyakan nanti bisa gendut loh!" canda Kakashi, Shizune mengerling padanya.
"Anak kecil juga tahu," balas Shizune enteng, dan memakan Takoyakinya.
Kakashi menghela nafas.
"Kakashi mau tidak?" tanya Shizune mengulurkan Takoyakinya ke depan muka Kakashi, Kakashi tersenyum di balik maskernya. "Hei! Mau tidak?"
"Hm, kalau makan berarti harus membuka maskerku. Enggak deh! Sankyuu," jawab Kakashi, sengaja memancing Shizune.
Shizune tidak ambil peduli, "Oh ya sudah," sahutnya datar tapi lembut.
Kakashi menghela nafas, rupanya gelagat buruknya terbaca Shizune.
"Kenapa sih? Ada yang salah? Oh aku tahu, kamu mau jawaban aku yang lain kan?" tanya Shizune, balik memancing Kakashi.
"Maksudmu? Jangan curiga begitu, enggak baik loh!" jawab Kakashi, ngeles yang sangat jago, tapi sayangnya tidak bisa menipu Shizune.
"Kalau kamu mau aku meminta untuk melihatkan wajahmu kepadaku, seolah itu ideku, oh jangan harap aku mengabulkannya!" kata Shizune tegas, Kakashi menghentikan langkahnya.
"Hah? Kenapa? Semua orang bahkan tiga Murid manisku pun ingin melihat wajahku. Tapi kenapa kamu enggak?" tanya Kakashi, heran.
Shizune ikut menghentikan langkahnya, "Jangan bodoh dong Kakashi! Kamu tahu kan ini tempat umum? Kupikir, kalau kau membuka wajahmu di sini, walau tempat ini lumayan sepi, pasti kau tahu, bahwa orang-orang akan melihat wajahmu, dan mungkin malah-malah mengejarmu! Dan coba lihat itu!" Shizune menunjuk sesuatu tempat di balik punggung Kakashi, Kakashi berbalik.
Sebuah kedai, terbuka dengan banyak Ibu-ibu arisan, atau sekedar Gadis yang sedang mencari jodoh, bahkan lagunya pun diputar di kedai itu.
Ibu-ibu, Bapak-bapak,
Siapa yang punya anak bilang aku, aku yang tengah malu sama teman-temanku karna cuma diriku yang tak laku-laku
Kakashi sweatdropped melihat kedai itu, tangan kanan Shizune yang lentik mendadak mendarat di pipinya, membuat Kakashi langsung menoleh, dan bisa merasakan kelembutan tangan itu di balik maskernya.
Shizune tersenyum lembut, "Kau mau dikejar Gadis-gadis atau Ibu-ibu itu?" tanyanya pelan dengan nada geli.
Kakashi mematung sesaat, lalu menggeleng, dan menaruh tangan kirinya di atas tangan kanan Shizune, dan menggenggamnya. "Kalau kau yang mengejar, aku akan memperlihatkan wajah ini padamu," kata Kakashi serius.
Shizune menghela nafas, "Sepertinya aku harus mengingatkanmu Kakashi, aku tidak mengejarmu! Kan kamu yang mengejarku! Aku hanya… hanya bisa berharap," balas Shizune.
Kakashi terdiam, menyembunyikan dirinya yang sebenarnya sedang salah tingkah, "Berharap? Kenapa mesti berharap?" tanya Kakashi setelah bisa mengatasi salah tingkahnya.
Shizune diam, "Jangan paksa aku untuk menjelaskannya!" kata Shizune tegas.
Kakashi terkekeh pelan, "Justru aku mau mendengarnya darimu Shizune…"
Shizune cemberut, lalu menarik lepas tangannya dari pipi Kakashi, dan berjalan pergi. Tidak menghiraukan Kakashi yang bengong di tempat.
'Nyebelin~! Kakashi nyebelin!' umpat Shizune dalam hati, dan terus sibuk dengan pikirannya, tidak menyadari kalau kini Kakashi sudah ada di hadapannya.
BRUUUKKKK!
Shizune tidak tahu bahwa yang ia tabrak adalah Kakashi, dan kedua tangan mereka saling bertautan. "A-aduh! Gomenasai! Gomen…. –nasai?" Shizune terdiam melihat orang yang ada di hadapannya.
"Kalau jalan itu lihat-lihat. Kok kamu pergi mendadak sih?" tanya Kakashi, masih menggenggam kedua tangan Shizune erat-erat, mereka kini semakin mendekat ke jalan masuk hutan menuju The Valley Of End.
Shizune hanya membuang muka, Kakashi menaruh kedua tangannya di bahu Shizune, "Tatap mataku ketika sedang berbicara denganku Shizune!" kata Kakashi, Shizune masih membuang muka, kesal.
Latar belakang mereka sungguh indah sekali, segerombolan Shinobi sedang berjingkat-jingkat masuk menuju hutan jalan masuk The Valley Of End, yang menanjak.
"Hei! Itu Kakashi-Sensei!" bisik salah seorang dari mereka, "Biarkan saja!" balas teman-temannya, mereka terus bersejingkat. Untuk melaksanakan misi tingkat S mereka.
Kedua tangan Kakashi sekali lagi terulur, memeluk Shizune.
DEG!!!
"Maaf…" bisik Kakashi lirih.
Shizune merasa jantungnya seakan melompat, dunia berputar dan waktu terhenti. Kaget ketika Kakashi tahu-tahu memeluknya. Tapi tak lama, tangan Shizune pun melingkar di leher Kakashi.
Oh ya, tak perlu dipertanyakan lagi, surut sudah kekesalan yang sempat memenuhi hatinya tadi.
Mendadak, saat para Shinobi yang bersejingkat tadi, sang Leader yang paling depan yang sedang memanjat bukit kecil, terpeleset batu yang licin karena lumut.
SRREEET!
"HUAAAAAAAAAHHHHHHHHH!" jerit mereka semua kaget.
GUBRAAAKKKK! GELUNDUNG! GELUNDUNG! GELUNDUNG! GELUNDUNG! GEDUBBBRAAAKKKKK!
"WADDAAAAWW!"
"ADDDUUUHHH!"
"ITTAIIII!"
"MANTAPPPPP!"
"SAKITTT BOODDDOOHHH!!!"
Teriak kesakitan para Shinobi itu, hanya beberapa orang yang sempat menghindar ke samping.
Kakashi dan Shizune segera melepas pelukan mereka dengan muka memerah, dan niat marah kepada mereka, tapi mereka terdiam ketika menyadari sosok-sosok Shinobi yang mereka kenal menggelinding dari bukit kecil dan jatuh tepat di depan mereka dengan posisi yang sungguh bikin ilfeel.
"HEH SHIKAMARU! Jangan jatuh mendadak begitu dong! Huh! Jadi jatuh tabrakan beruntun begini!" dengus Ino kesal.
"Salahkan batu itu! Aku kan cuman kepeleset!" kata Shikamaru kesal.
"Haduh! Kaget aku!" desis Tenten dan menarik nafas dalam-dalam.
"Aduh Sakura! Tanganmu mengerikan sekali! Mukaku tambah bonyok nih!" seru Kiba kesal.
"Gomen, tapi aku kan tidak sengaja!" kilah Sakura dan mengobati Kiba.
"Chouji! Mau tidak kapan-kapan latihan bersamaku? Menahanmu seperti ini pasti akan jadi latihan yang hebat!" tanya lee penuh semangat, menahan teman-temannya yang menggelinding terjatuh juga, dengan Chouji di depannya tanpa merasakan kesulitan sama sekali.
"Boleh," jawab Chouji singkat, dan menerima uluran tangan Lee, membantunya berdiri.
"Refleks yang bagus, Sasuke, Sai, Neji dan Shino." Puji Kakashi, keempat orang itu tidak berkata apa-apa.
"Oh ya, kalian ngapa-ngapain malam-malam seperti ini di sini? Bukannya tadi kalian sedang merayakan Naruto yang baru saja dilantik menjadi Hokage? Lah kok malah di sini?" tanya Shizune heran,.
Shikamaru yang bangun diiringi teman-temannya pun bergantian menjelaskan. Kenapa mereka bisa ada di situ, dan kemana mereka sekarang akan pergi.
"Hm begitu, lalu, Hinata dimana? Aku tidak melihatnya…" tanya Shizune, Shikamaru menghela nafas.
"Sekarang, pasti sedang menuju The Valley Of End. Ehm, apa Shizune-san dan Kakashi-Sensei mau ikut nonton drama?" tanya Shikamaru.
Kakashi dan Shizune berpandangan, lalu mengangguk.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
"K-kamu… Ke-kenapa ada di-di… Sini?"
Hanya pertanyaan kaget itu, yang keluar dari Naruto. Tidak menyangka siapa yang ada di hadapannya sekarang, 'mimpikah aku?'
Tangis Gadis itu terhenti sesaat, 'ugh! Aku pergi untuk menghindarinya! Kenapa sekarang… Sekarang… Oh Kami-sama!' jerit Gadis itu dalam hati.
"Hinata, k-kenapa ada di sini?" tanya Naruto, lalu menelan ludah tanda gugup.
Tangis itu kini memelan, kepala Hinata tertunduk. Air mata terus jatuh tanpa kendali, tanpa ada sedikit pun rasa untuk menghapusnya.
Hinata memutuskan untuk berlari, lari menjauh dari Naruto, lari ke arah padang bunga itu untuk bersembunyi dari Naruto.
Padang Bunga itu seolah menyambutnya, bagian tengah dari padang bunga itu membuka sedikit, Hinata masuk melalui celah itu, tapi karena angin malam yang kencang, jaketnya yang diterbangkan membuatnya sedikit kesusahan untuk berlari. Dan tentu saja membuat kecepatan larinya semakin menurun.
Naruto yang terpana kaget melihat Hinata yang berlari, refleks langsung mengejarnya. Tapi Hinata sudah berlari lebih dulu, padang bunga pun juga seakan menyambutnya, memberinya kesempatan mengejar Hinata. Ketika sampai di tengah, Naruto terus memacu larinya dan…
SREEETTT!
Tangan kanan Naruto menarik tangan Hinata, membalikan badan Hinata berhadapan dengannya.
Hinata yang kaget karena tangannya tiba-tiba ditarik dari belakang, dengan pasrah pun membalik, matanya membesar, yang menarik dan mengejarnya…
Naruto.
Tangan kiri Hinata terkepal, menaruhnya di dada erat-erat. Kepalanya menunduk, dan kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya…
BRRUUUKKKK!
Hinata jatuh merosot lemas ke tanah, sebelah tangannya yang tidak digenggam Naruto ia gunakan untuk menutupi mukanya.
Naruto berlutut di depan Hinata, lalu mencoba menarik tangan Hinata dengan lembut dan berusaha tidak menyakitinya.
Bulan bersinar semakin terang, dan membantu mata Sapphire Naruto melihat wajah Hinata dengan lebih jelas. Air mata terus mengalir dari kedua matanya, ia menggigit bibirnya, meredam isak tangisnya.
Kedua tangan Hinata, Naruto genggam dalam satu tangan, lalu tangan kananya merogoh kantong jubah Hokagenya, mencari sapu tangan. Lalu menariknya keluar dan mengulurkannya pada Hinata.
Naruto yang normal, pastilah kini berteriak bingung dan berusaha menghibur jika melihat ada yang menangis di hadapannya. Tapi kini tidak, bahkan Naruto sendiri bingung mau berbuat apa…
Saputangan itu tidak diperdulikannya, Hinata tetap diam, berusaha menahan isak tangisnya. Walau pun ia sendiri tidak melepaskan tangannya yang digenggam oleh kedua tangan hangat Naruto.
"Hinata, kenapa bisa ada di sini? Dan… Ehm, kenapa menangis?" tanya Naruto pelan, masih dalam posisi berlutut.
Hinata yang normal, seharusnya jika berada dekat dalam Naruto pasti pingsan seketika. Dengan muka yang memerah, merona mewarnai pipi putihnya. Entah kenapa, kini Hinata membuka mulutnya.
"a-aku, hiks… K-kalau se-sedih hiks… Se-selalu ke-kesini hiks…" jawab Hinata dengan suara serak, dengan susah payah di sela isak tangisnya.
Naruto diam, 'Dasar Cowok bodoh! Ceweknya menangis malah ditinggal!' Naruto memaki seseorang dalam hati.
'Heh bocah! Berisik banget sih!' maki Kyuubi.
'Oh Kyuubi! Apa yang harus kulakukan padanya! Aku tak ingin melihatnya menangis…' Naruto meminta nasehat pada Kyuubi.
'Gitu aja kok repot! Lakukan apapun yang menurutmu terbaik untuknya! Misalnya menghentikan tangisnya… Atau apalah gitu!' kata Kyuubi, dan menyamankan dirinya, bersiap untuk tidur.
'Tapi, sudah ada orang lain yang bertugas untuk itu…' ucap Naruto khawatir
'Lupakan si ORANG LAIN! Hanya ada kamu dan dia! Tadi kamu teriak-teriak sampe bikin aku kebangun, bahwa kamu akan selalu ada untuknya! BUKTIKAN DONG! Jangan membuatku terbangun sia-sia! Lagi pula, kalau memang sudah ada orang yang bertugas untuk itu, kenapa dia tidak datang?' kata Kyuubi kesal.
Naruto terdiam, 'Melakukan yang terbaik untuknya…? Bagaimana caranya?' tanya Naruto lagi.
'Terserah padamu, yang penting itu berdasarkan dari hati, dan kasih tulusmu…' kata Kyuubi lembut, dan tak lama kemudian, Kyuubi sudah jatuh tertidur.
'Berdasarkan dari hati?' tanya Naruto dalam hati.
"Kalau sedih, kenapa kamu enggak cerita sama hm… Tou-sanmu? Imuotomu? Neji? Shino? Hm… Kiba?" Naruto terdiam sebentar, "Kurenai-Sensei?"
Hinata menggeleng pelan dan samar, "a-aku… Hiks… T-tidak mau, me-merepot…-kan m-mereka lagi… Hiks…" jawab Hinata.
"Tapi, nanti kalau enggak cerita, sedih terus…"
"B-biarkan s-saja… A-aku t-tidak mau m-merepotkan… M-mereka hiks… Terus, hiks…"
Naruto menghela nafas, dia baru tahu, kalau ternyata Hinata cukup keras kepala… Keras kepala? Oh seperti dia…
'Terserah padamu, yang penting itu berdasarkan dari hati, dan kasih tulusmu…' ternyata Jinchuuriki seperti Kyuubi pun, masih punya hati. Entah kenapa, Naruto merasa bahwa Kyuubipun menyayanginya.
Tangan kanan Naruto kembali terulur, tidak mengulurkan saputangan. Tapi mengulurkan tangannya sendiri mengelap air mata Hinata yang membasahi pipinya.
Kepala Hinata segera terangkat, mata Amethyst-nya terpaku menatap mata biru Sapphire milik Naruto. Naruto tersenyum lembut padanya.
"K-kenapa hiks…?" tanya Hinata pelan, seluruh tubuhnya gemetar.
Naruto tertawa pelan, lalu mendudukan dirinya di depan Hinata. "Menangislah, karena dengan menangis, kau akan merasa lega sedikit, dan…"
"D-dan?" tanya Hinata penasaran, tidak memerdulikan tangan Naruto yang masih berada di pipinya.
Naruto duduk di hadapannya, lalu tertawa pelan, dan menjawab…
"Aku akan selalu di sini, menemanimu menangis, sampai kau berhenti menangis,"
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Di balik semak.
"Chouji bagi keripik kentangnya,"
"Ini Shikamaru,"
"Oh! Cinta yang penuh semangat masa muda!"
"Huuuhh! Kenapa si bodoh itu malah membuat Hinata-chan menangis, Tenten,?"
"Mana kutahu, lagipula, kita tidak terlalu apa yang Hinata dan Naruto bicarakan. Tidak terlalu terdengar, dan lagi, kenapa kamu harus emosi Neji?
"Pergi sana Akamaru! Jangan ganggu kami!" usir Kiba pada Akamaru, Akamaru melesat pergi menghilang masuk ke dalam hutan.
"Syuuut! Mak erot jangan berisik!" bisik Shino, Kiba yang ada di dekatnya Sweatdropped.
"Mak erot itu siapa Shino?"
"Jangkrik punyaku,"
Sai dan Ino duduk bersebelahan, mereka sama-sama memegang sekantong pop corn dan saling memakanya.
Kakashi mengangguk-ngangguk tidak jelas, Shizunepun menyaksikan drama itu dengan antusias. Sakura dan Sasuke ada di paling depan.
"Kemajuan," gumam Sasuke.
"Ya, akhirnya… Dasar, Kiba dan Shino benar-benar salah cara untuk menyatukan mereka!"
"Hn,"
"Pindah yuk! Mendekat ke mereka!" ajak Neji. Lalu berdiri dan cepat-cepat menyelinap di antara rimbunan pepohonan.
Neji membawa mereka si tim Paparazzi ke atas air terjun, melompati sungai sebelum air terjun, dan tiba di seberangnya. Konoha di saat malam sangat-sangat terlihat jelas.
Indah dengan lampu-lampu yang berkelap-kelip, indah dengan bintang bertaburan di langit malam, indah dengan terangnya sinar bulan purnama, indah dengan bunga sederhana yang ada di padang bunga…
Indah, bagi yang bersama dengan orang yang kita cintai, dengan suasana yang indah.
"Bodoh, kalau di sini gak kedengeran Neji. Ada air terjun." kata Shikamaru, menoleh ke air terjun yang entah kenapa berkilau malam ini.
Neji tidak memperdulikannya, dia membaringkan dirinya di tanah, dan memerhatikan Imuoto-nya tersayang.
Semua mengangkat bahu, melihat ke-sister-complexan Neji. Lalu ikut berbaring di tanah, dan mengintip.
Mereka melihat Naruto yang mengusap air mata Hinata dengan tanganya, lalu mendengar Naruto tertawa pelan, melihat senyum yang akhirnya menghiasi Naruto, melihat Naruto duduk di hadapan Hinata, dan mendengar mendengar apa yang Naruto katakan…
"Aku akan selalu di sini, menemanimu menangis, sampai kau berhenti menangis,"
"Oh so sweet!" desis para Cewek.
Yang cowok justru bengong tanpa kecuali, dan bertanya serempak seolah mereka sehati…
"Itu Naruto bukan sih?"
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Tangis Hinata pecah, walaupun tidak terlalu kencang, cukup membuat Naruto menghela nafas.
Angin bertiup, menerbangkan bunga-bunga yang sudah harus beristirahat, seiring bunga itu terlepas dari tangkainya, bunga-bunga itupun menebarkan keharuman mereka sekali lagi, membuat semua yang mencium wanginya, merasakan kenyamanan dan kedamaian.
Setelah agak lama menangis, Hinata pun mengusap kedua air matanya dengan punggung tangannya.
"Ehm, mau jalan-jalan?" tawar Naruto canggung, Hinata hanya mengangguk.
Kedua berdiri, lalu setelah membersihkan baju mereka, keduanya berjalan beriringan menuju air terjun. Tanpa menyadari bahwa sedari tadi ada yang terus memperhatikan mereka.
Paparazzi serentak mundur teratur, takut dilihat Naruto ataupun Hinata.
Hinata berjalan di sebelah kiri Naruto, di sebelah kanan air terjun, Naruto berjalan di sebelah kiri padang bunga, keduanya berniat berjalan-jalan di air terjun, akan tetapi…
Chouji berada di dekat situ, dan batu-batu pun tidak kuat menahan tubuh Chouji, longsor kecil-kecilan terjadi.
SRREEETTTT!
Serentak semua menarik Chouji ke tempat aman, dan membiarkan batu-batu itu jatuh ke bawah, mereka pikir jatuh ke air terjun, tapi nyatanya…
"HINATA AWAAAAAAAAAAAASSSSSSSSS!!!" teriak Naruto yang berada di sebelahnya.
Hinata menatap air terjun, dan membeku seketika di tempat.
Batu-batu longsor itu menuju ke arahnya.
BRRRUUUUKKKK! BRRUUUUK!
Batu itu, benar-benar menuju ke arah Hinata.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Light mau dingin! *dingin mode: on* ini chapter sebelum masuk sekolah lagi…
Reply Review:
Kagehime-faria:
Senpai! Thanks yah udah review fict Light lagi! *peluk-peluk Senpai* terus, Senpai pasti menyadari ada kekurangan lagi di fict Light, Light mau tanya, cuman bingung gimana nanyanya, jadi tolong Senpai yang lihat ya?
Shanazami Myztica:
Thanks yah udah review fict Light! *peluk-peluk Shana*hm, maaf deh jadi ngebuat Hinata malang, tapi apa di chapter ini bisa termaafkan? Oh ya soal kata alay itu, hm sebenernya waktu itu udah Light benerin, cuman itu ketekan! ^^, I will survive! Don't forget it! I won't make another mistake!
Slepping-cute:
Ei-chan thanks yah udah review lagi! *peluk-peluk Ei-chan*thanks yah kalau chapter dua sudah lebih baik dari sebelumnya! Ini Light update…
KakaShizu:
Thanks yah udah review fictnya Light! *peluk-peluk*cuman, Light waktu itu gak sengaja baca review dari fict lain, kalau isi dari 2/3 fict itu harus pairing utama! Tapi di chapter ini udah sedikit Light buat KakaShizu kok! Hope you like it!
Erune:
Thanks yah udah review fictnya Light! *peluk-peluk*Kiba jahat? Bukannya baik? Kan dia berniat menyatukan Naruto dengan Hinata! Oh, lagu itu kebetulan Light suka, dan karena cocok situasinya, Light masukin sebagai backsound! Ini udah di update…
HinataLavender:
Thanks yah udah review fictnya Light! *peluk-peluk Hina-chan*oh, Light ngerti sekarang! Oh, jangan mukul diri sendiri, gak baik! Terus, ceritanya gimana dong?
Kenko-hime:
Thanks yah Kenko-chan udah review fictnya Light! *peluk-peluk kenko-chan*hm, akhirnya ada yang bilang NaruHina juga! Thanks juga buat sarannya! So sweet? Light pikir juga begitu!
Hyuu-Mizu-Hime:
Hyuu-chan! Thanks yah udah review chapter ini! Nanti kalau ada waktu Light repost edited! Puitis gitu? Enggak juga ah! Ini udah diupdate!
DarksOnyx:
CUMI ARAAABBB! *muntah-muntah* thanks buat review plus plusnya! Tapi gak pake With the love dong! Lo emang narsis ya mau jadi Sasuke! Sok kecakepan! Gw nyindir Lo? Mana gw tahu? Oh gw romantis? Thanks deh! Lo yang lebay! Bukan gw! Scene Gaaraichi? Oh, jangan kege'eran yaaahhh! Ini diupdate!
Uchiha-Nirmala-chan:
Thanks for you review! ^^, it's so romantic? Oh yeah? It's very better? And your review like review's Hyuu-chan? No problem! And I'm happy thinking of it! YEAH! I will survive! Don't forget it! Oh, don't be lazy now!
Hehe, dan untuk semua yang telah membacanya… Terimakasih! Dan selamat masuk sekolah kembali!
Salam berkilau biru, bertabur bunga melati,
With the smile,

0 komentar:

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut