Thank You For Loving Me Part 2
Happy Reading!!!
Jam tujuh malam, permadani hitam telah bertabur berlian malam, sangat kontras, langit malam yang memang gelap, dengan sinar cahaya bintang, yin dan yang. Indah sekali, sangat cocok untuk melengkapi hati yang sedang berbahagia. Dan sangat cocok untuk menghibur yang sedih hatinya…
Mungkin yang cuma terpojok hanya aku dan Sasuke, kami hanya berdua, memojok, kalau tidak dipanggil tidak akan mendekat. Kami sudah melewati waktu dengan main kartu gaple', kartu remi, dan tidak ada yang bergabung.
Bosan, itu lah suasana yang menyelimuti kami. "Teme, bawa kartu lain gak?" tanyaku, dia menggeleng. Aku membongkar tas-ku, mencari sesuatu, ketemu!
"Main yuk!" ajakku dengan mata berbinar sambil mengacungkan sebuah kotak tepat di depan mukanya, "Baka, tapi, it's okay lah…" katanya, kami berdua memainkannya. Dengan segala macam yang Kami butuhkan.
"TEME CURAAANNNNGGGGG!!!" setelah beberapa saat, aku berteriak, dia terkekeh-kekeh puas. Semua menoleh, "Enak aja! Dasarnya emang Baka! Kemari'kan kepalamu…!" katanya puas.
Aku mengangkat hitai ate-ku, mengangkat rambut yang menutupi keningku, dia mengusap-ngusap tangannya, lalu menyentil keningku…
"ITTAAIIII! SAKIT BAKA-TEME!" teriakku, mengusap-ngusap keningku, semua terus memperhatikan kami, "Siapa suruh kamu masuk penjara? Main monopoli aja gak bisa… Eh hukuman belum selesai!" katanya cuek, lalu mengambil sesuatu dari mangkok yang tadi kami isi dengan dua cairan berbeda.
"Sini! Sini!" katanya, menyuruhku mendekat, aku mendekat, Sasuke mencelupkan kuas kedalam mangkok yang berisi jus tomat lalu menggambar di pipiku sebelah kanan…
"Hehehehe! HAHAHA!" dia tertawa, "Enak apa muka di gambar pake jus tomat? Gambar apa Teme?" sungutku, sekaligus bertanya.
"Hehehe, wajahmu semakin mirip dengan kucing!" jawabnya seolah tanpa dosa, "TEME sialan!" desisku, lalu mengambil kaca di saku jubahku. Tiga garis di pipi sebelah kananku semakin nyata terlihat.
Sakura yang mewakili semuanya mendekati kami, "Main apa sich kalian berdua? Kok heboh banget? Terus ketawa-ketawa sendiri?"
"Dobe ngajak main monopoli, tapi kalau sekedar main'kan gak seru… Jadi kita tambah-tambahin…" jawab Sasuke sambil melirikku.
"Maksudnya ditambahin gimana?" tanya Sakura-chan lagi, semua mendengarkan.
"Jadi, kalau masuk penjara akan diberi hukuman, hukumannya ya tadi. Disentil keningnya, oleh lawan, lalu mukanya dilukis oleh lawan…" jawabku menjelaskan, Sakura manggut-manggut mengerti.
"Itu, buat ngegambar mukanya… Harus pake tomat?" tanya Sakura-chan geli, "Enggak, itu tergantung mau kita aja… Contohnya si Dobe, ingin pake Lumpur, ya pake Lumpur," jawab Sasuke.
Sakura berlari ke Ino dan kumpulan Cewek yang lain, "Gomen, aku mau ikut main sama mereka ya…" pamit Sakura, lalu ngacir ke tempat kami.
"Ikut donk! Ikut donk!" pinta Sakura-chan semangat, aku dan Sasuke berpandangan, tersenyum lebar lalu mengangguk, kami main dari awal. Rasanya memang kurang lengkap tanpa Kakashi-Sensei, tapi sudahlah, tokh dia juga sedang bersenang-senang… Dan kalau ada dia, pasti main curang.
Semua kembali seperti tadi, tapi, sepertinya perhatian yang lain teralih oleh teriakkan, jeritan, sungutan, makian dan tawa kami bertiga, yang main monopoli.
Setelah beberapa putaran "YESSSSS! MATI KAU SASUKEEE-TEEEMMEEEE!" teriakku kencang-kencang, tidak memerdulikan tatapan heran orang lain, Sakura-chan tertawa kembali, Sasuke menghela nafas.
"Sasuke-kun masuk penjara… Bisa-bisanya di jebak Naruto… Hehehehe!" kata Sakura, lalu tertawa lagi, "Cuman sekali ini saja Uchiha Sasuke masuk penjara…" sahut Sasuke.
"Whatever you say, tapi sekara~aang, saatnya hukumaaannn!" kataku senang, "Ya ya ya… Ingat! Cuman sekali." kata Sasuke ketus, "Jangan sombong dulu Sasuke-kun…" saran Sakura-chan.
"Tunggu! Jangan Sakura-chan dulu! Biar Aku dulu!" kataku, Sakura dan Sasuke mengangguk, Sasuke mencopot hitai ate-nya, lalu mengangkat rambutnya…
Aku menyentil keningnya keras-keras, "Sakit tahu!" sungutnya, Aku hanya tertawa, lalu mengambil kuasku, mencelupkan mukanya ke lumpur dan mencoreng-coreng mukanya…
"HAHAHAHAHAHAHA!" puas dengan hasil coretanku sendiri, bahkan Sakura-chan tertawa sampai mengeluarkan airmata. Oh, aku menggambar kumis juga di mukanya. Pembalasan memang indah.
"Ayo Sakura-chan! Sentillah kening Sasuke sekeras-kerasnya! Sasuke gak bakal marah kok!" kataku semangat, "Kenapa gak bakal marah?" tanya Sakura-chan heran.
"Kan, 'kan, disentil penuh cinta… HAHAHHAHA!" jawabku, tertawa puas melihat muka mereka yang langsung menjadi merah.
Kening Sasuke pun disentil keras oleh Sakura, Sasuke bersungut sebentar lalu ikut tertawa bersamaku dan Sakura-chan, Sakura mencelupkan kuas kedalam tinta, lalu menggambar pipi kiri Sasuke dengan gambar bunga. Kami kembali tertawa…
Perhatian semuanya terusik, lalu semuanya berhamburan menghampiri Kami, penasaran…
"Main apa sich kalian bertiga? Kok berisik banget? Penuh semangat masa muda…" tanya Lee dengan mata berbinar.
"Lalu, kenapa muka Naruto dan Sasuke bergambar gitu?" tanya Chouji juga.
Kami bertiga berpandangan, "Weh, rame." hanya itu jawaban Sasuke.
"Main monopoli…" jawabku jujur, dan pura-pura berkonsentrasi dengan permainanku, padahal entah mengapa Aku agak jengah bersama mereka, sekarang hanya ingin bersama Sasuke-Teme, Sakura-chan dan sebenarnya Kakashi-Sensei…
"Halah, mainan anak kecil," komen Sai 'Sopan'.
"SHANNNAROOOO!" Sai melayang terbang bersama burung hantu, dan masuk ke dalam sungai.
.
BBYYYUUUURRRRR!!!!!
.
Semua sedikit menjaga jarak dengan Sakura, "Enak aja! Kamu aja yang belum tahu! Ini seru banget tahu. Versi keren dari Naruto dan Sasuke-kun!" jawab Sakura-chan semangat.
"Teme, apakah dirimu sudah pernah dapet 'Shannaro-nya' Sakura-chan?" bisikku ngeri. Muka Sasuke menunjukkan bahwa Ia tak peduli..
"Belum tuhh, dan tidak akan terjadi…" jawabnya sambil lalu, "Lalu, kenapa muka Naruto dan Sasuke bergambar gitu?" tanya Kiba, Sakura menjelaskan panjang lebar tentang monopoli versi aku dan Sasuke.
Sementara aku dan Sasuke hanya diam, yang lain menyimak, sepertinya sangat tertarik, Sai datang, rupanya dia sudah berganti baju, cepat sekali.
"Aku ikut main! Menarik juga…" kata Shikamaru, lalu duduk di sebelahku.
"AKU JUGA!"
"AKU JUGA!"
Semua memutuskan untuk ikut bermain, hanya aku yang mendadak berdiri. Semua menoleh padaku.
"Gomen ne Minna-san, Aku ada urusan sebentar." kataku dengan senyum riang, kepalsuan… Penipuan…
"Cie~, yang udah jadi Hokage nich~!" teriak Ino dan Tenten, "Met kerja yaaaa…" kata Neji, Sai, Chouji, Shino, Lee dan Kiba
"Mau kemana Naruto? Kamu tidak ada tugas'kan?" tanya Shikamaru seolah tak peduli, sialan Orang yang satu ini. Terlalu cerdas juga tidak baik.
Aku bingung mau menjawab apa, "Apakah pesan khusus untuk Hokage langsung diberitahu'kan begitu saja?" tanya balik Sasuke, selamat, selamat. Untung Teme niat membantu.
Semua berpikir sejenak, "Oh, kau ada tugas Naruto-sama? Yo silahkan pergi… Lakukan tugas dengan baik ya!" pesan Sakura-chan ceria, padahal dari sorot matanya pun, dia tahu. Apa yang mau aku lakukan…
Sasuke menoleh menatapku, sorot mata Sakura telah tersampaikan padanya, "Baka Dobe, kalau gagal, kau akan kubunuh."
Pesan apa itu? Seperti dia benar-benar tahu apa yang kulakukan. Sakura-chan tersenyum menyemangati, "Gagal? Hohoho, hehehe, hahahaha!" jujur, aku benar-benar tertawa, gagal apanya? Apakah melihat keindahan malam itu pakai acara gagal?.
Mungkin semua mengira kami tidak waras, terlihat dari cara memandang mereka. "Apanya yang gagal Sasuke-Teme?" tanyaku disela tawaku, "Seperti yang kau bilang tadi Hokage-Dobe,"
"HAAAAA~AAAH? HOKAGE-DOBE?" Shinobi yang ada di sini membeo, tak percaya masih ada yang bersikap tidak wajar pada Hokage, tapi kalau Uchiha yang satu ini, beserta aku, justru tidak wajar kalau tidak mengatakan panggilan yang sudah biasa itu.
"Seperti yang kau katakan Naruto, 'Aku percaya alam pun berbahasa', Kita juga, ya'kan Sasuke-kun?" Sakura melirik Sasuke. Sasuke mengangguk.
Aku tersenyum lebar, ada rasa hangat saat mereka terus menghiburku hari ini, sekali lagi, sekali lagi menghiburku dengan cara mereka. Arigatou gozaimasu Nakama…
"Oh, lalu apa yang akan kulakukan kira-kira?" pancingku, Mereka berdua saling berpandangan.
Dua Sahabat tersayangku dan termenyebalkan ini berdiri, mendekatiku, tangan mereka diletakkan di bahuku, dan dengan kompaknya mereka membalikkan badanku, lalu mendorongku keras-keras.
"Sana cepat pergi!" seru keduanya, uh bahuku sakit "ITTAI! Apa-apa'an sih kalian?" teriakku, semua geleng-geleng. "Cari apa yang kau lakukan di tempat yang kau tuju!" jawab Sakura-chan, bingung jadinya.
"Cepat pergi! Tanya saja pada rumput yang bergoyang!" jawab Sasuke-Teme, puitis? Kok bisa ya?.
"WA~LAAH! Sasuke-kun puitis!" teriak Ino, di jitak Tenten, karena terlalu berisik.
'JANGAN PERGI!'
Suara siapa itu? Kenapa perasaanku tidak enak ya? Sudah lah, dari pada TB (Tekanan Batin) terus, lebih baik Aku pergi melepaskan beban ini untuk sejenak, dan besok saat bertemu semuanya, aku akan kembali memakai senyum bodoh sialan ini.
Aku tersenyum pada Sasuke dan Sakura, lalu berjalan pergi, hembusan angin malam meniup helaian rambutku, jubahku, dan membawa diri ini sedikit menoleh ke belakang, hanya untuk melihatnya. Yang tak kusangka…
Angin juga mengantarkan pandangan Kami bertemu, dalam terang bulan, dalam dinginnya malam, dan disaat rumput bergoyang…
Aku hanya tersenyum, senyum yang jujur untuknya, ingin menyampaikan kata hati yang menjerit menahan sakit. Tapi kenapa dirimu mengeluarkan air hangat yang berkilau itu dari kedua mata indahmu? Bukankah sudah ada seseorang untukmu?.
Ingin aku berlari ke sampingmu, merengkuhmu ke dalam pelukanku, menghapus air matamu, membuat kau kembali tersenyum untukku, hanya untukku. Tapi bukankah sudah ada seseorang yang bertugas untuk itu? Tak mau membuat hati ini lebih sakit, lebih baik aku pergi…
Dan Aku melangkahkan kakiku, pergi menuju tempat itu. Dan menahan diri, untuk tidak lagi melihat ke belakang. Dan membiarkan air mata ini dibawa angin, semoga sampai kepadamu…
Kau, tetap ramah, tapi tak seperti biasanya. Ada sesuatu yang hilang darimu…
Seperti tadi, kau tak bersama-sama kami, hanya berdua dengan Sasuke, dan tidak membaur bersama kami, tetap riang, tapi tak seceria biasanya.
Saat aku selalu sendiri, kau selalu datang menemaniku, tetapi tadi tidak.
Saat aku diacuhkan, kau tak mengacuhkanku
Saat semua tak memperhatikan bahwa ada aku di sini, kau tersenyum hangat bersama kehadiranmu di sampingku.
Kau mengajakku tertawa bersama mereka, tanpa kau sadari, kau telah menumbuhkan rasa percaya diri, padaku.
Bukan perasaan, tapi kata hati berbicara…
Selama melihatmu, mendengar suaramu, bersamamu. kau telah mengajariku banyak hal, perjuangan, pengorbanan, persahabatan, semua… Sampai pada cinta…
Tak mau, tidak mau kau seperti itu, hati ini rasanya sakit.
Semenjak tadi pagi, gara-gara itu rasanya diri ini lelah sekali, sakit, pusing…
Seharian ini, apalagi saat acara wawancara tadi, kau terus melihat ke arahku, dengan pandangan yang membuat aku ingin menangis…
Kini aku hanya bisa menatap punggungmu, hanya mampu menjerit keras-keras dalam hati…
'JANGAN PERGI!'
Tak lama, kau memandangku, dengan senyum pertama hari ini, pertama untukku, darimu. Bahagia, harusnya itu yang terjadi pada hati ini…
Tapi kenapa justru air mata ini tak bisa kutahan? Kenapa justru jatuh? Dan kenapa semakin banyak?.
Pandanganmu, senyumanmu, semua seperti sesuatu yang ingin kau sampai'kan, apakah untukku? Kenapa matamu juga berkaca-kaca? Benarkah kau menangis?.
Kau berbalik dan meneruskan langkahmu, kau benar-benar pergi. Dan seperti biasa, aku tak mampu melakukan apa-apa…
Berlama-lama di sini, pasti semua akan tahu bahwa aku menangis, dan sekali lagi menganggapku lemah. Aku hapus air mata ini, tapi ada beberapa titik air mengenai pipiku. Air darimanakah ini? Rasanya hangat…
"Ah Minna-san, g-gomena… -sai, aku duluan pu-lang ya!" kataku sambil berdiri semua menoleh ke arahku, "Kenapa Hinata-chan?" tanya Neji Nii-san langsung.
Aku menunjukkan ekspressi yang sedari tadi ingin ku keluarkan, lelah.
"Ah, aku sa…-ngat capek. Dan kepalaku ra… rasanya be-berat, p-pusing! D-dan badanku tidak e…-nak r-rasanya!" jawabku jujur.
"DAH Hinata! Istirahat ya!" sahut yang Lelaki, "Hati-hati di jalan ya Hinata!" kata yang Perempuan khawatir. Aku mengangguk pelan dan samar.
"Hinata-chan mau kuantar? Katanya sakit," tanya Neji Nii-san sangat khawatir, berkat dirimu, Neji Nii-san saja yang membenciku kini menyangiku.
Aku memang ingin pulang, tapi bukan pulang ke rumah. Pulang ke tempat dimana banyak kenangan tentang dirimu. Yang mudah-mudah'an dapat menenangkan diri ini sekali lagi. Jangan sampai Neji Nii-san ikut! Aku tak mau merepotkannya lagi…
"T-tidak u-usah! Me… -repotkan! L-lagi pula, i-ini s-sudah malam… N-nanti Tenten-chan p-pulang de-dengan siapa?" tanyaku, berhasil! Muka Neji Nii-san dan Tenten-chan memerah.
Semua tertawa, "Ya sudah, kita aja deh yang antar Hinata pulang!" tawar Kiba dan Shino. Neji Nii-san terlihat lega.
"Eh, Aku harus melihat kupu-kupu spesies baru itu sudah berkembang biak atau belum. Dengan Kiba saja ya…" kata Shino, Kiba mengangguk. Yah, yah, yah! Jangan! Aku tak mau kalian ikut!.
"T-tidak usah! Nanti m-merepotkan!" tolakku segera, "Jangan bilang begitu Hinata-chan! 'kan Kamu lagi sakit," kata Kiba-kun, oh Kami-sama, cobaan dalam hidup memang selalu datang kapan saja.
Aku bingung tak bisa menolak, semoga ada bantuan dari-Mu Kami-sama!
"GUK! GUK!" semua menoleh ke arah sumber suara, Akamaru datang menghampiri kami.
Akamaru datang dengan surat yang terselip di antara giginya, memberikannya pada Kiba, lalu Kiba membacanya…
"O-EM-JI! Aku lupa!" seru Kiba seraya menepuk keningnya. "Ada apa?" tanya Shino datar, "Aku lupa! Malam ini 'dia' akan datang bertemu Tou-san dan Kaa-san…" jawab Kiba panik.
"Dia? Dia siapa?" tanya Ino yang memang pada dasarnya selalu ingin tahu.
"Pacarnya Kiba…" jawab Shino dingin.
Semua seperti jantungan, kaget. Aku tidak terlalu terkejut, Kiba dan Shino sudah memberitahuku, saat menjemput tamu dari Suna.
Tiba-tiba, Sasuke dan Sakura berdiri, keduanya memelototi Kiba dengan galak dan garang. Penuh rasa amarah, semua mundur teratur.
"H-hei! A-ada apa i-ini?!" tanya Kiba panik, melihat keduanya maju mendekati Kiba, dengan tatapan marah.
"DASAAARRRRR BOOODDDOOHHHH!" teriak Sakura dan Sasuke,
"SHAANNNAAARROOOOO!!!"
"CHIDORI NAGASHIIIIIIII!!!"
BAG!
BUG!
BLAAARRR!
JDDUUUAAAKKK!
GEDEBUUUGGG! MEONG!
JEGEERRRR!
BLETAAAKKK!
GEDUUUUBRAAAKKK!
Semua mulai membuka mata, dan melihat kondisi Kiba… Kelihatannya, Sakura dan Sasuke masih kurang puas.
Kondisi Kiba bisa dibilang tidak baik, alias mengenaskan. Akamaru menyalak Sasuke dan Sakura galak.
"Hei Sasuke! Sakura! Kok mendadak ngamuk-ngamuk gitu?" tanya Sai, dengan senyum miris nan iba untuk Kiba.
"HIYAAATT~! LEPASKAN AKU SASUKE-KUUNN!" Sakura berniat kembali memukul Kiba, tapi ditahan Sasuke.
"Hei, kamu kira yang marah cuman kamu? Aku juga!" kata Sasuke tegas pada Sakura yang masih ingin memukul Kiba kembali.
Aku diam saja, justru merasa lega, gak tahu kenapa…
"Waw! Seru banget!" seru Neji, Chouji dan Shikamaru, ketiganya bertepuk tangan antusias.
"AAAAAAAAAHHHH!" jerit Ino dan Tenten ngeri, melihat Kiba.
"Menghajar penuh semangat masa muda! Oh yeah!" seru Lee dan mengepalkan kedua tangannya.
"Ada urusan apa kalian berdua? Ujuk-ujuk menghajar Kiba tanpa sebab?" tanya Shino sambil membantu Kiba bangun, aku diam saja.
"Tanya aja sama orangnya sendiri," jawab Sasuke dingin, seperinya akan ada pertengkaran.
"Kiba, apa yang kau lakukan?" tanya Shino datar, "Ssshh, manah kutahushhh?" tanya balik Kiba sambil memegangi perutnya yang dipukul tanpa ampun oleh Sakura.
"Kalau gak ada kamu, kalau kamu dan tamu lain dari Suna tidak datang ke kantor Hokage…" Sasuke menggantung perkataannya. Semua diam mendengarkan.
"Hari ini, pasti akan menjadi hari terbaiknya!" seru Sakura marah. Semua saling berpandangan bingung. Kecuali Shikamaru.
"Pantas saja… Dia sedari tadi tidak bergabung dengan kita. Hanya memojok denganmu Sasuke," sela Shikamaru, Sasuke mengangguk.
"Dia? Dia siapa?" tanya Tenten, "Otak lambrot, lemot, lamban" ucap Sasuke datar nan dingin, dan tidak memerdulikan tatapan mematikan dari yang lain.
Mendadak, aku tersadar, mendengar perkataan Sasuke tadi, Tamu dari Suna, aku, Shino dan Kiba tadi juga ikut mengantarkan tamu dari Sunagakure. Kedatangan kami, membuat seseorang bersedih. Tapi siapa?.
"Shikamaru, kau tahu sesuatu?" tanya Ino, membuat Sai melempar pandangan sinis pada Shikamaru.
"Oh yeah, otakku'kan tidak lambrot," sindir Shikamaru, tapi sepertinya Sasuke tidak peduli.
"Apa yang terjadi?" tanya Chouji, "Sepertinya bukan urusanku, mendokusai," jawab Shikamaru, dan kembali konsentrasi ke monopoli.
"Kiba, jadi pergi gak?" tanya Sakura, Kiba mengangguk. Lalu nyengir mendadak, dan ber-high five dengan Shino.
"Hahahahaha! Muka bonyok, yang penting misi berhasil!" seru Kiba sambil tertawa-tawa, "Dasar psycho!" seru Sakura.
"Hinata, jadi pulang tidak?" tanya Shino mendadak, membuatku agak kaget.
"Bagaimana, d-dengan Kiba-kun?" tanyaku khawatir, "Biarkan saja, tokh sudah seharusnya, ini resiko dari semuanya…" jawab Shino menenangkan.
Aku berjalan pelan, pergi menuju tempat itu. Untuk menenangkan diri, dengan menangis sepuasnya di sana…
Setelah semua tak terlihat lagi, aku mulai berlari, sekencang-kencangnya, agar cepat sampai di tempat itu…
Shino menghela nafas, semua memandangnya dengan penasaran. "Iya, semua ini ulah aku dan Kiba…"
"Ada apa'an sih? Apa ada hubungannya sama Naruto dan Hinata-chan?" tanya Neji, Shino dan Kiba mengangguk.
"Ehm, yang tadi pagi itu, pusingnya bohongan," kata Shino, Sakura menahan diri untuk tidak memotong penjelasan dari Shino.
"Kita emang sengaja kayak gitu, mau tahu aja reaksi Naruto! Dan ternyata berhasil! Sayangnya, Hinata juga belum paham dengan rencana kami ini," tutur Kiba, hanya Sakura, Sasuke dan Shikamaru yang mengerti.
"Sangat berhasil, dan kalian tahu? Kalian membuat hari ini yang harusnya menjadi hari terbaiknya, malah menjadi hari terburuknya!" seru Sakura marah.
"Tidak begitu juga," sela Shikamaru, semua menoleh.
"Maksudnya?" tanya Kiba.
"Kamu bohong'kan kalau malam ini pacarmu datang? Kamu hanya ingin menjelaskan kepada semuanya, dan mengajak kami melihat sesuatu." tanya Shikamaru membingungkan, bahkan si tuan cerdas Sasuke dan Neji, otaknya berjalan lamban memproses perkataan Shikamaru.
"Kalau Hinata, kalau sedih suka pergi kemana kira-kira?" tanya Shikamaru sambil berdiri, "Ehm, biasanya dia justru latihan di The Valley of end," jawab Shino datar.
Sakura dan Sasuke berpandangan kaget.
"Ya sudah, ada yang berniat nonton drama?" tanya Shikamaru.
Naruto menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya bersama'an dengan jatuhnya air matanya. Dan membiarkannya begitu saja.
"Huffhh, wah, aku bisa dikira cengeng nih, diejek satu desa aja gak nangis… Lah kok sekarang nangis?" tanya Naruto pada diri sendiri, dan tidak berusaha mengusap air matanya.
"Kayaknya, aku merasa diriku makin bodoh." kata Naruto lagi.
Sudah lama Naruto berada di air terjun itu, berbicara sendiri, dan sesekali memainkan air terjun itu.
Naruto menengadahkan kepalanya, malam ini benar-benar indah, bintang menari bersama cahaya bulan, angin meniup lembut rumput-rumput yang bergoyang karenanya.
"Seperti bintang, indah matamu, andai'kan sinarnya untuk aku," senandung Naruto pelan. Melihat ke arah langit malam bertabur bintang. Oh indah sekali, kilaunya sinar bintang mengingatkannya pada mata seseorang.
"Huffhhh!" Naruto menghela nafas panjang, mencuci mukanya dengan air dari air terjun. Berdiri, dan berjalan-jalan, ingin jalan-jalan.
Agak lama Naruto berjalan, semakin dekat dengan air terjun yang megah itu, di sebelah kanan air terjun, tempatnya berjalan, mata birunya menangkap…
Ada padang bunga kecil, Naruto melangkahkan kakinya ke padang bunga itu…
Walau pun berjalan lambat-lambat, pada kenyataannya, Naruto cepat sampai di padang bunga itu. Naruto memejamkan matanya, menghirup wangi bunga-bunga yang membuatnya tenang, angin meniup helai rambutnya…
Dari tempatnya berdiri, di sebelah kirinya ada air terjun, The Valley Of End, di sebelah kanannya, pemandangan indah desa Konoha disaat malam terlihat jelas.
Sebuah suara merdu entah dari mana mengalun, membuat Naruto memejamkan matanya. Suara perempuan, merdu sekali…
"Hosh… Hiks… Hosh… Hiks…" deru nafas yang tidak teratur itu, disela-sela suara pelan isak tangis. Membuat Naruto membuka mata biru Sapphire-nya, dan membalikan badan melihat ke belakang.
Seseorang berdiri di hadapannya, tak jauh darinya, dengan kepala tertunduk, dan kedua tangan yang saling tergenggam erat. Walau pun menunduk, Naruto dapat melihat air matanya yang berjatuhan.
Kepala orang itu terangkat, mata mereka saling bertemu. Saling tatap tak percaya dan kaget.
Angin lewat membawa bunga-bunga terbang… Meniup helaian rambut dan baju, menyapu muka mereka, bintang dan bulan, seolah tersenyum melihat mereka dengan bersinar lebih terang.
'OH KAMI-SAMA! AKU BELUM SIAP BERTEMU DENGANNYA!' jerit keduanya dalam hati bersama'an, rupanya benang merah telah menghubungkan mereka.
"K-kamu… Ke-kenapa ada di-di… Sini?"
Reply Review :
HinataLavender :
Hina-chan! Thanks a lot udah review fict Light! *Peluk-peluk Hina-chan* Inuyasha gadungan? Kok menurut Light, Kiba gak mirip Inuyasha ya? Hehehehe, apakah di Chapter ini sudah terjawab? Hinata Hyuuga tidak berpacaran dengan Kiba a.k.a Inuyasha gadungan, menerima cinta pun tidak! Dan lagi, Kiba udah punya pacar!
Kenko-hime :
Kenko-chan! *peluk-peluk kenko-chan* Makasih ya udah review! Dan sarannya! Oh ya, bukannya orang patah hati itu memelas ya? Hehehe, maksudnya lemes gitu? Ini bukan KibaHina XD. Apakah di chapter ini sudah terjawab?
Slepping-cute :
Hajimashite too! Thanks udah review fict Light! *Peluk-peluk Ei-chan* makasih udah ngingetin! Enggak, ini mah con crit, gak marah kok! Justru seneng! Semoga nanti Ei-chan dapet ide-nya!
Kagehime-faria :
Kage-Senpai! *peluk-peluk kage-Senpai* Thanks ya buat reviewnya! Dan ketiga fict lainnya! Iya, ini diperbaiki kok! Metamorfosa? Nanti tunggu aja yah pas SasuNaru's day!
Hyuu0-Mizu-Hime :
Hyuu-chan! Reviewer setiaku! *peluk-peluk Hyuu-chan* Thanks buat review dan sarannya! Yah, seenggaknya Light gak bakal bingung lagi! Err, apakah di chapter ini sudah terjawab? Bukan KibaHina! Tetep NaruHina kok!
Erune :
Erune-chan! Thanks ya udah review fict Light! *peluk-peluk Erune-chan* Ada-ada, masih ada harapan, dan di chapter ini sudah terjawab… Kiba udah punya pacar, dan dia sama Shino cuman mau bantu Hinata, mincing Naruto gitu…
Dan buat semua yang udah baca… Thanks ya! *Peluk-peluk*
AYO BUAT TERUS FICT NARUHINA! SEDANG KRISIS FICT NARUHINA!
– Krisis moneter kali-
Happy Reading!!!
Naruto's
POV
"Waah! Gak kerasa ya?
Udah malam lagi…" celetuk Ino, kami semua sudah sampai di taman
langit, sudah dari sore Kami berada di sini. Makan-makan, main-main,
ngobrol-ngobrol… Bahkan sudah berulang kali bersulang merayakan
diriku yang sudah menjadi Hokage…Jam tujuh malam, permadani hitam telah bertabur berlian malam, sangat kontras, langit malam yang memang gelap, dengan sinar cahaya bintang, yin dan yang. Indah sekali, sangat cocok untuk melengkapi hati yang sedang berbahagia. Dan sangat cocok untuk menghibur yang sedih hatinya…
Mungkin yang cuma terpojok hanya aku dan Sasuke, kami hanya berdua, memojok, kalau tidak dipanggil tidak akan mendekat. Kami sudah melewati waktu dengan main kartu gaple', kartu remi, dan tidak ada yang bergabung.
Bosan, itu lah suasana yang menyelimuti kami. "Teme, bawa kartu lain gak?" tanyaku, dia menggeleng. Aku membongkar tas-ku, mencari sesuatu, ketemu!
"Main yuk!" ajakku dengan mata berbinar sambil mengacungkan sebuah kotak tepat di depan mukanya, "Baka, tapi, it's okay lah…" katanya, kami berdua memainkannya. Dengan segala macam yang Kami butuhkan.
"TEME CURAAANNNNGGGGG!!!" setelah beberapa saat, aku berteriak, dia terkekeh-kekeh puas. Semua menoleh, "Enak aja! Dasarnya emang Baka! Kemari'kan kepalamu…!" katanya puas.
Aku mengangkat hitai ate-ku, mengangkat rambut yang menutupi keningku, dia mengusap-ngusap tangannya, lalu menyentil keningku…
"ITTAAIIII! SAKIT BAKA-TEME!" teriakku, mengusap-ngusap keningku, semua terus memperhatikan kami, "Siapa suruh kamu masuk penjara? Main monopoli aja gak bisa… Eh hukuman belum selesai!" katanya cuek, lalu mengambil sesuatu dari mangkok yang tadi kami isi dengan dua cairan berbeda.
"Sini! Sini!" katanya, menyuruhku mendekat, aku mendekat, Sasuke mencelupkan kuas kedalam mangkok yang berisi jus tomat lalu menggambar di pipiku sebelah kanan…
"Hehehehe! HAHAHA!" dia tertawa, "Enak apa muka di gambar pake jus tomat? Gambar apa Teme?" sungutku, sekaligus bertanya.
"Hehehe, wajahmu semakin mirip dengan kucing!" jawabnya seolah tanpa dosa, "TEME sialan!" desisku, lalu mengambil kaca di saku jubahku. Tiga garis di pipi sebelah kananku semakin nyata terlihat.
Sakura yang mewakili semuanya mendekati kami, "Main apa sich kalian berdua? Kok heboh banget? Terus ketawa-ketawa sendiri?"
"Dobe ngajak main monopoli, tapi kalau sekedar main'kan gak seru… Jadi kita tambah-tambahin…" jawab Sasuke sambil melirikku.
"Maksudnya ditambahin gimana?" tanya Sakura-chan lagi, semua mendengarkan.
"Jadi, kalau masuk penjara akan diberi hukuman, hukumannya ya tadi. Disentil keningnya, oleh lawan, lalu mukanya dilukis oleh lawan…" jawabku menjelaskan, Sakura manggut-manggut mengerti.
"Itu, buat ngegambar mukanya… Harus pake tomat?" tanya Sakura-chan geli, "Enggak, itu tergantung mau kita aja… Contohnya si Dobe, ingin pake Lumpur, ya pake Lumpur," jawab Sasuke.
Sakura berlari ke Ino dan kumpulan Cewek yang lain, "Gomen, aku mau ikut main sama mereka ya…" pamit Sakura, lalu ngacir ke tempat kami.
"Ikut donk! Ikut donk!" pinta Sakura-chan semangat, aku dan Sasuke berpandangan, tersenyum lebar lalu mengangguk, kami main dari awal. Rasanya memang kurang lengkap tanpa Kakashi-Sensei, tapi sudahlah, tokh dia juga sedang bersenang-senang… Dan kalau ada dia, pasti main curang.
Semua kembali seperti tadi, tapi, sepertinya perhatian yang lain teralih oleh teriakkan, jeritan, sungutan, makian dan tawa kami bertiga, yang main monopoli.
Setelah beberapa putaran "YESSSSS! MATI KAU SASUKEEE-TEEEMMEEEE!" teriakku kencang-kencang, tidak memerdulikan tatapan heran orang lain, Sakura-chan tertawa kembali, Sasuke menghela nafas.
"Sasuke-kun masuk penjara… Bisa-bisanya di jebak Naruto… Hehehehe!" kata Sakura, lalu tertawa lagi, "Cuman sekali ini saja Uchiha Sasuke masuk penjara…" sahut Sasuke.
"Whatever you say, tapi sekara~aang, saatnya hukumaaannn!" kataku senang, "Ya ya ya… Ingat! Cuman sekali." kata Sasuke ketus, "Jangan sombong dulu Sasuke-kun…" saran Sakura-chan.
"Tunggu! Jangan Sakura-chan dulu! Biar Aku dulu!" kataku, Sakura dan Sasuke mengangguk, Sasuke mencopot hitai ate-nya, lalu mengangkat rambutnya…
Aku menyentil keningnya keras-keras, "Sakit tahu!" sungutnya, Aku hanya tertawa, lalu mengambil kuasku, mencelupkan mukanya ke lumpur dan mencoreng-coreng mukanya…
"HAHAHAHAHAHAHA!" puas dengan hasil coretanku sendiri, bahkan Sakura-chan tertawa sampai mengeluarkan airmata. Oh, aku menggambar kumis juga di mukanya. Pembalasan memang indah.
"Ayo Sakura-chan! Sentillah kening Sasuke sekeras-kerasnya! Sasuke gak bakal marah kok!" kataku semangat, "Kenapa gak bakal marah?" tanya Sakura-chan heran.
"Kan, 'kan, disentil penuh cinta… HAHAHHAHA!" jawabku, tertawa puas melihat muka mereka yang langsung menjadi merah.
Kening Sasuke pun disentil keras oleh Sakura, Sasuke bersungut sebentar lalu ikut tertawa bersamaku dan Sakura-chan, Sakura mencelupkan kuas kedalam tinta, lalu menggambar pipi kiri Sasuke dengan gambar bunga. Kami kembali tertawa…
Perhatian semuanya terusik, lalu semuanya berhamburan menghampiri Kami, penasaran…
"Main apa sich kalian bertiga? Kok berisik banget? Penuh semangat masa muda…" tanya Lee dengan mata berbinar.
"Lalu, kenapa muka Naruto dan Sasuke bergambar gitu?" tanya Chouji juga.
Kami bertiga berpandangan, "Weh, rame." hanya itu jawaban Sasuke.
"Main monopoli…" jawabku jujur, dan pura-pura berkonsentrasi dengan permainanku, padahal entah mengapa Aku agak jengah bersama mereka, sekarang hanya ingin bersama Sasuke-Teme, Sakura-chan dan sebenarnya Kakashi-Sensei…
"Halah, mainan anak kecil," komen Sai 'Sopan'.
"SHANNNAROOOO!" Sai melayang terbang bersama burung hantu, dan masuk ke dalam sungai.
.
BBYYYUUUURRRRR!!!!!
.
Semua sedikit menjaga jarak dengan Sakura, "Enak aja! Kamu aja yang belum tahu! Ini seru banget tahu. Versi keren dari Naruto dan Sasuke-kun!" jawab Sakura-chan semangat.
"Teme, apakah dirimu sudah pernah dapet 'Shannaro-nya' Sakura-chan?" bisikku ngeri. Muka Sasuke menunjukkan bahwa Ia tak peduli..
"Belum tuhh, dan tidak akan terjadi…" jawabnya sambil lalu, "Lalu, kenapa muka Naruto dan Sasuke bergambar gitu?" tanya Kiba, Sakura menjelaskan panjang lebar tentang monopoli versi aku dan Sasuke.
Sementara aku dan Sasuke hanya diam, yang lain menyimak, sepertinya sangat tertarik, Sai datang, rupanya dia sudah berganti baju, cepat sekali.
"Aku ikut main! Menarik juga…" kata Shikamaru, lalu duduk di sebelahku.
"AKU JUGA!"
"AKU JUGA!"
Semua memutuskan untuk ikut bermain, hanya aku yang mendadak berdiri. Semua menoleh padaku.
"Gomen ne Minna-san, Aku ada urusan sebentar." kataku dengan senyum riang, kepalsuan… Penipuan…
"Cie~, yang udah jadi Hokage nich~!" teriak Ino dan Tenten, "Met kerja yaaaa…" kata Neji, Sai, Chouji, Shino, Lee dan Kiba
"Mau kemana Naruto? Kamu tidak ada tugas'kan?" tanya Shikamaru seolah tak peduli, sialan Orang yang satu ini. Terlalu cerdas juga tidak baik.
Aku bingung mau menjawab apa, "Apakah pesan khusus untuk Hokage langsung diberitahu'kan begitu saja?" tanya balik Sasuke, selamat, selamat. Untung Teme niat membantu.
Semua berpikir sejenak, "Oh, kau ada tugas Naruto-sama? Yo silahkan pergi… Lakukan tugas dengan baik ya!" pesan Sakura-chan ceria, padahal dari sorot matanya pun, dia tahu. Apa yang mau aku lakukan…
Sasuke menoleh menatapku, sorot mata Sakura telah tersampaikan padanya, "Baka Dobe, kalau gagal, kau akan kubunuh."
Pesan apa itu? Seperti dia benar-benar tahu apa yang kulakukan. Sakura-chan tersenyum menyemangati, "Gagal? Hohoho, hehehe, hahahaha!" jujur, aku benar-benar tertawa, gagal apanya? Apakah melihat keindahan malam itu pakai acara gagal?.
Mungkin semua mengira kami tidak waras, terlihat dari cara memandang mereka. "Apanya yang gagal Sasuke-Teme?" tanyaku disela tawaku, "Seperti yang kau bilang tadi Hokage-Dobe,"
"HAAAAA~AAAH? HOKAGE-DOBE?" Shinobi yang ada di sini membeo, tak percaya masih ada yang bersikap tidak wajar pada Hokage, tapi kalau Uchiha yang satu ini, beserta aku, justru tidak wajar kalau tidak mengatakan panggilan yang sudah biasa itu.
"Seperti yang kau katakan Naruto, 'Aku percaya alam pun berbahasa', Kita juga, ya'kan Sasuke-kun?" Sakura melirik Sasuke. Sasuke mengangguk.
Aku tersenyum lebar, ada rasa hangat saat mereka terus menghiburku hari ini, sekali lagi, sekali lagi menghiburku dengan cara mereka. Arigatou gozaimasu Nakama…
"Oh, lalu apa yang akan kulakukan kira-kira?" pancingku, Mereka berdua saling berpandangan.
Dua Sahabat tersayangku dan termenyebalkan ini berdiri, mendekatiku, tangan mereka diletakkan di bahuku, dan dengan kompaknya mereka membalikkan badanku, lalu mendorongku keras-keras.
"Sana cepat pergi!" seru keduanya, uh bahuku sakit "ITTAI! Apa-apa'an sih kalian?" teriakku, semua geleng-geleng. "Cari apa yang kau lakukan di tempat yang kau tuju!" jawab Sakura-chan, bingung jadinya.
"Cepat pergi! Tanya saja pada rumput yang bergoyang!" jawab Sasuke-Teme, puitis? Kok bisa ya?.
"WA~LAAH! Sasuke-kun puitis!" teriak Ino, di jitak Tenten, karena terlalu berisik.
'JANGAN PERGI!'
Suara siapa itu? Kenapa perasaanku tidak enak ya? Sudah lah, dari pada TB (Tekanan Batin) terus, lebih baik Aku pergi melepaskan beban ini untuk sejenak, dan besok saat bertemu semuanya, aku akan kembali memakai senyum bodoh sialan ini.
Aku tersenyum pada Sasuke dan Sakura, lalu berjalan pergi, hembusan angin malam meniup helaian rambutku, jubahku, dan membawa diri ini sedikit menoleh ke belakang, hanya untuk melihatnya. Yang tak kusangka…
Angin juga mengantarkan pandangan Kami bertemu, dalam terang bulan, dalam dinginnya malam, dan disaat rumput bergoyang…
Aku hanya tersenyum, senyum yang jujur untuknya, ingin menyampaikan kata hati yang menjerit menahan sakit. Tapi kenapa dirimu mengeluarkan air hangat yang berkilau itu dari kedua mata indahmu? Bukankah sudah ada seseorang untukmu?.
Ingin aku berlari ke sampingmu, merengkuhmu ke dalam pelukanku, menghapus air matamu, membuat kau kembali tersenyum untukku, hanya untukku. Tapi bukankah sudah ada seseorang yang bertugas untuk itu? Tak mau membuat hati ini lebih sakit, lebih baik aku pergi…
Dan Aku melangkahkan kakiku, pergi menuju tempat itu. Dan menahan diri, untuk tidak lagi melihat ke belakang. Dan membiarkan air mata ini dibawa angin, semoga sampai kepadamu…
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Hinata's
POV
.
Tak enak, benar-benar
tidak enak! Mulai sejak pagi itu, sikapmu berubah padaku! Ini
gara-gara Shino dan Kiba!Kau, tetap ramah, tapi tak seperti biasanya. Ada sesuatu yang hilang darimu…
Seperti tadi, kau tak bersama-sama kami, hanya berdua dengan Sasuke, dan tidak membaur bersama kami, tetap riang, tapi tak seceria biasanya.
Saat aku selalu sendiri, kau selalu datang menemaniku, tetapi tadi tidak.
Saat aku diacuhkan, kau tak mengacuhkanku
Saat semua tak memperhatikan bahwa ada aku di sini, kau tersenyum hangat bersama kehadiranmu di sampingku.
Kau mengajakku tertawa bersama mereka, tanpa kau sadari, kau telah menumbuhkan rasa percaya diri, padaku.
Bukan perasaan, tapi kata hati berbicara…
Selama melihatmu, mendengar suaramu, bersamamu. kau telah mengajariku banyak hal, perjuangan, pengorbanan, persahabatan, semua… Sampai pada cinta…
Tak mau, tidak mau kau seperti itu, hati ini rasanya sakit.
Semenjak tadi pagi, gara-gara itu rasanya diri ini lelah sekali, sakit, pusing…
Seharian ini, apalagi saat acara wawancara tadi, kau terus melihat ke arahku, dengan pandangan yang membuat aku ingin menangis…
Kini aku hanya bisa menatap punggungmu, hanya mampu menjerit keras-keras dalam hati…
'JANGAN PERGI!'
Tak lama, kau memandangku, dengan senyum pertama hari ini, pertama untukku, darimu. Bahagia, harusnya itu yang terjadi pada hati ini…
Tapi kenapa justru air mata ini tak bisa kutahan? Kenapa justru jatuh? Dan kenapa semakin banyak?.
Pandanganmu, senyumanmu, semua seperti sesuatu yang ingin kau sampai'kan, apakah untukku? Kenapa matamu juga berkaca-kaca? Benarkah kau menangis?.
Kau berbalik dan meneruskan langkahmu, kau benar-benar pergi. Dan seperti biasa, aku tak mampu melakukan apa-apa…
Berlama-lama di sini, pasti semua akan tahu bahwa aku menangis, dan sekali lagi menganggapku lemah. Aku hapus air mata ini, tapi ada beberapa titik air mengenai pipiku. Air darimanakah ini? Rasanya hangat…
"Ah Minna-san, g-gomena… -sai, aku duluan pu-lang ya!" kataku sambil berdiri semua menoleh ke arahku, "Kenapa Hinata-chan?" tanya Neji Nii-san langsung.
Aku menunjukkan ekspressi yang sedari tadi ingin ku keluarkan, lelah.
"Ah, aku sa…-ngat capek. Dan kepalaku ra… rasanya be-berat, p-pusing! D-dan badanku tidak e…-nak r-rasanya!" jawabku jujur.
"DAH Hinata! Istirahat ya!" sahut yang Lelaki, "Hati-hati di jalan ya Hinata!" kata yang Perempuan khawatir. Aku mengangguk pelan dan samar.
"Hinata-chan mau kuantar? Katanya sakit," tanya Neji Nii-san sangat khawatir, berkat dirimu, Neji Nii-san saja yang membenciku kini menyangiku.
Aku memang ingin pulang, tapi bukan pulang ke rumah. Pulang ke tempat dimana banyak kenangan tentang dirimu. Yang mudah-mudah'an dapat menenangkan diri ini sekali lagi. Jangan sampai Neji Nii-san ikut! Aku tak mau merepotkannya lagi…
"T-tidak u-usah! Me… -repotkan! L-lagi pula, i-ini s-sudah malam… N-nanti Tenten-chan p-pulang de-dengan siapa?" tanyaku, berhasil! Muka Neji Nii-san dan Tenten-chan memerah.
Semua tertawa, "Ya sudah, kita aja deh yang antar Hinata pulang!" tawar Kiba dan Shino. Neji Nii-san terlihat lega.
"Eh, Aku harus melihat kupu-kupu spesies baru itu sudah berkembang biak atau belum. Dengan Kiba saja ya…" kata Shino, Kiba mengangguk. Yah, yah, yah! Jangan! Aku tak mau kalian ikut!.
"T-tidak usah! Nanti m-merepotkan!" tolakku segera, "Jangan bilang begitu Hinata-chan! 'kan Kamu lagi sakit," kata Kiba-kun, oh Kami-sama, cobaan dalam hidup memang selalu datang kapan saja.
Aku bingung tak bisa menolak, semoga ada bantuan dari-Mu Kami-sama!
"GUK! GUK!" semua menoleh ke arah sumber suara, Akamaru datang menghampiri kami.
Akamaru datang dengan surat yang terselip di antara giginya, memberikannya pada Kiba, lalu Kiba membacanya…
"O-EM-JI! Aku lupa!" seru Kiba seraya menepuk keningnya. "Ada apa?" tanya Shino datar, "Aku lupa! Malam ini 'dia' akan datang bertemu Tou-san dan Kaa-san…" jawab Kiba panik.
"Dia? Dia siapa?" tanya Ino yang memang pada dasarnya selalu ingin tahu.
"Pacarnya Kiba…" jawab Shino dingin.
Semua seperti jantungan, kaget. Aku tidak terlalu terkejut, Kiba dan Shino sudah memberitahuku, saat menjemput tamu dari Suna.
Tiba-tiba, Sasuke dan Sakura berdiri, keduanya memelototi Kiba dengan galak dan garang. Penuh rasa amarah, semua mundur teratur.
"H-hei! A-ada apa i-ini?!" tanya Kiba panik, melihat keduanya maju mendekati Kiba, dengan tatapan marah.
"DASAAARRRRR BOOODDDOOHHHH!" teriak Sakura dan Sasuke,
"SHAANNNAAARROOOOO!!!"
"CHIDORI NAGASHIIIIIIII!!!"
BAG!
BUG!
BLAAARRR!
JDDUUUAAAKKK!
GEDEBUUUGGG! MEONG!
JEGEERRRR!
BLETAAAKKK!
GEDUUUUBRAAAKKK!
Semua mulai membuka mata, dan melihat kondisi Kiba… Kelihatannya, Sakura dan Sasuke masih kurang puas.
Kondisi Kiba bisa dibilang tidak baik, alias mengenaskan. Akamaru menyalak Sasuke dan Sakura galak.
"Hei Sasuke! Sakura! Kok mendadak ngamuk-ngamuk gitu?" tanya Sai, dengan senyum miris nan iba untuk Kiba.
"HIYAAATT~! LEPASKAN AKU SASUKE-KUUNN!" Sakura berniat kembali memukul Kiba, tapi ditahan Sasuke.
"Hei, kamu kira yang marah cuman kamu? Aku juga!" kata Sasuke tegas pada Sakura yang masih ingin memukul Kiba kembali.
Aku diam saja, justru merasa lega, gak tahu kenapa…
"Waw! Seru banget!" seru Neji, Chouji dan Shikamaru, ketiganya bertepuk tangan antusias.
"AAAAAAAAAHHHH!" jerit Ino dan Tenten ngeri, melihat Kiba.
"Menghajar penuh semangat masa muda! Oh yeah!" seru Lee dan mengepalkan kedua tangannya.
"Ada urusan apa kalian berdua? Ujuk-ujuk menghajar Kiba tanpa sebab?" tanya Shino sambil membantu Kiba bangun, aku diam saja.
"Tanya aja sama orangnya sendiri," jawab Sasuke dingin, seperinya akan ada pertengkaran.
"Kiba, apa yang kau lakukan?" tanya Shino datar, "Ssshh, manah kutahushhh?" tanya balik Kiba sambil memegangi perutnya yang dipukul tanpa ampun oleh Sakura.
"Kalau gak ada kamu, kalau kamu dan tamu lain dari Suna tidak datang ke kantor Hokage…" Sasuke menggantung perkataannya. Semua diam mendengarkan.
"Hari ini, pasti akan menjadi hari terbaiknya!" seru Sakura marah. Semua saling berpandangan bingung. Kecuali Shikamaru.
"Pantas saja… Dia sedari tadi tidak bergabung dengan kita. Hanya memojok denganmu Sasuke," sela Shikamaru, Sasuke mengangguk.
"Dia? Dia siapa?" tanya Tenten, "Otak lambrot, lemot, lamban" ucap Sasuke datar nan dingin, dan tidak memerdulikan tatapan mematikan dari yang lain.
Mendadak, aku tersadar, mendengar perkataan Sasuke tadi, Tamu dari Suna, aku, Shino dan Kiba tadi juga ikut mengantarkan tamu dari Sunagakure. Kedatangan kami, membuat seseorang bersedih. Tapi siapa?.
"Shikamaru, kau tahu sesuatu?" tanya Ino, membuat Sai melempar pandangan sinis pada Shikamaru.
"Oh yeah, otakku'kan tidak lambrot," sindir Shikamaru, tapi sepertinya Sasuke tidak peduli.
"Apa yang terjadi?" tanya Chouji, "Sepertinya bukan urusanku, mendokusai," jawab Shikamaru, dan kembali konsentrasi ke monopoli.
"Kiba, jadi pergi gak?" tanya Sakura, Kiba mengangguk. Lalu nyengir mendadak, dan ber-high five dengan Shino.
"Hahahahaha! Muka bonyok, yang penting misi berhasil!" seru Kiba sambil tertawa-tawa, "Dasar psycho!" seru Sakura.
"Hinata, jadi pulang tidak?" tanya Shino mendadak, membuatku agak kaget.
"Bagaimana, d-dengan Kiba-kun?" tanyaku khawatir, "Biarkan saja, tokh sudah seharusnya, ini resiko dari semuanya…" jawab Shino menenangkan.
Aku berjalan pelan, pergi menuju tempat itu. Untuk menenangkan diri, dengan menangis sepuasnya di sana…
Setelah semua tak terlihat lagi, aku mulai berlari, sekencang-kencangnya, agar cepat sampai di tempat itu…
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Normal's
POV
.
"Jadi, mau buka
kartu?" tanya Sasuke dingin, setelah Hinata tidak terlihat lagi.Shino menghela nafas, semua memandangnya dengan penasaran. "Iya, semua ini ulah aku dan Kiba…"
"Ada apa'an sih? Apa ada hubungannya sama Naruto dan Hinata-chan?" tanya Neji, Shino dan Kiba mengangguk.
"Ehm, yang tadi pagi itu, pusingnya bohongan," kata Shino, Sakura menahan diri untuk tidak memotong penjelasan dari Shino.
"Kita emang sengaja kayak gitu, mau tahu aja reaksi Naruto! Dan ternyata berhasil! Sayangnya, Hinata juga belum paham dengan rencana kami ini," tutur Kiba, hanya Sakura, Sasuke dan Shikamaru yang mengerti.
"Sangat berhasil, dan kalian tahu? Kalian membuat hari ini yang harusnya menjadi hari terbaiknya, malah menjadi hari terburuknya!" seru Sakura marah.
"Tidak begitu juga," sela Shikamaru, semua menoleh.
"Maksudnya?" tanya Kiba.
"Kamu bohong'kan kalau malam ini pacarmu datang? Kamu hanya ingin menjelaskan kepada semuanya, dan mengajak kami melihat sesuatu." tanya Shikamaru membingungkan, bahkan si tuan cerdas Sasuke dan Neji, otaknya berjalan lamban memproses perkataan Shikamaru.
"Kalau Hinata, kalau sedih suka pergi kemana kira-kira?" tanya Shikamaru sambil berdiri, "Ehm, biasanya dia justru latihan di The Valley of end," jawab Shino datar.
Sakura dan Sasuke berpandangan kaget.
"Ya sudah, ada yang berniat nonton drama?" tanya Shikamaru.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Tangan berkulit tan itu
memainkan air yang berada di hadapannya. Air yang berasal dari air
terjun. Mata biru Sapphire itu memandang sendu, menatap air terjun
yang ada di hadapannya.Naruto menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya bersama'an dengan jatuhnya air matanya. Dan membiarkannya begitu saja.
"Huffhh, wah, aku bisa dikira cengeng nih, diejek satu desa aja gak nangis… Lah kok sekarang nangis?" tanya Naruto pada diri sendiri, dan tidak berusaha mengusap air matanya.
"Kayaknya, aku merasa diriku makin bodoh." kata Naruto lagi.
Sudah lama Naruto berada di air terjun itu, berbicara sendiri, dan sesekali memainkan air terjun itu.
Naruto menengadahkan kepalanya, malam ini benar-benar indah, bintang menari bersama cahaya bulan, angin meniup lembut rumput-rumput yang bergoyang karenanya.
"Seperti bintang, indah matamu, andai'kan sinarnya untuk aku," senandung Naruto pelan. Melihat ke arah langit malam bertabur bintang. Oh indah sekali, kilaunya sinar bintang mengingatkannya pada mata seseorang.
"Huffhhh!" Naruto menghela nafas panjang, mencuci mukanya dengan air dari air terjun. Berdiri, dan berjalan-jalan, ingin jalan-jalan.
Agak lama Naruto berjalan, semakin dekat dengan air terjun yang megah itu, di sebelah kanan air terjun, tempatnya berjalan, mata birunya menangkap…
Ada padang bunga kecil, Naruto melangkahkan kakinya ke padang bunga itu…
Walau pun berjalan lambat-lambat, pada kenyataannya, Naruto cepat sampai di padang bunga itu. Naruto memejamkan matanya, menghirup wangi bunga-bunga yang membuatnya tenang, angin meniup helai rambutnya…
Dari tempatnya berdiri, di sebelah kirinya ada air terjun, The Valley Of End, di sebelah kanannya, pemandangan indah desa Konoha disaat malam terlihat jelas.
Sebuah suara merdu entah dari mana mengalun, membuat Naruto memejamkan matanya. Suara perempuan, merdu sekali…
.
.
Percayalah
kasih,
Cinta
tak harus memilikki
Walau
kau dengannya, namun kuyakin hatimu untukku
Percayalah
kasih,
Cinta
tak harus memilikki
Walau,
kau coba lupakan aku, tapiku'kan selalu ada untukmu…
.
.
Naruto tersenyum, 'Oh
yeah! Harusnya aku seperti itu! Cinta tak harus memilikki! Apa pun
yang terjadi, aku akan selalu ada untuknya!' tekad Naruto dalam
hati."Hosh… Hiks… Hosh… Hiks…" deru nafas yang tidak teratur itu, disela-sela suara pelan isak tangis. Membuat Naruto membuka mata biru Sapphire-nya, dan membalikan badan melihat ke belakang.
Seseorang berdiri di hadapannya, tak jauh darinya, dengan kepala tertunduk, dan kedua tangan yang saling tergenggam erat. Walau pun menunduk, Naruto dapat melihat air matanya yang berjatuhan.
Kepala orang itu terangkat, mata mereka saling bertemu. Saling tatap tak percaya dan kaget.
Angin lewat membawa bunga-bunga terbang… Meniup helaian rambut dan baju, menyapu muka mereka, bintang dan bulan, seolah tersenyum melihat mereka dengan bersinar lebih terang.
'OH KAMI-SAMA! AKU BELUM SIAP BERTEMU DENGANNYA!' jerit keduanya dalam hati bersama'an, rupanya benang merah telah menghubungkan mereka.
"K-kamu… Ke-kenapa ada di-di… Sini?"
.
.
Bersambung
ke Chapter selanjutnya
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
Akhirnya, kelar juga
Chapter ini! Wew, lebih pendek dari yang kemaren!Reply Review :
HinataLavender :
Hina-chan! Thanks a lot udah review fict Light! *Peluk-peluk Hina-chan* Inuyasha gadungan? Kok menurut Light, Kiba gak mirip Inuyasha ya? Hehehehe, apakah di Chapter ini sudah terjawab? Hinata Hyuuga tidak berpacaran dengan Kiba a.k.a Inuyasha gadungan, menerima cinta pun tidak! Dan lagi, Kiba udah punya pacar!
Kenko-hime :
Kenko-chan! *peluk-peluk kenko-chan* Makasih ya udah review! Dan sarannya! Oh ya, bukannya orang patah hati itu memelas ya? Hehehe, maksudnya lemes gitu? Ini bukan KibaHina XD. Apakah di chapter ini sudah terjawab?
Slepping-cute :
Hajimashite too! Thanks udah review fict Light! *Peluk-peluk Ei-chan* makasih udah ngingetin! Enggak, ini mah con crit, gak marah kok! Justru seneng! Semoga nanti Ei-chan dapet ide-nya!
Kagehime-faria :
Kage-Senpai! *peluk-peluk kage-Senpai* Thanks ya buat reviewnya! Dan ketiga fict lainnya! Iya, ini diperbaiki kok! Metamorfosa? Nanti tunggu aja yah pas SasuNaru's day!
Hyuu0-Mizu-Hime :
Hyuu-chan! Reviewer setiaku! *peluk-peluk Hyuu-chan* Thanks buat review dan sarannya! Yah, seenggaknya Light gak bakal bingung lagi! Err, apakah di chapter ini sudah terjawab? Bukan KibaHina! Tetep NaruHina kok!
Erune :
Erune-chan! Thanks ya udah review fict Light! *peluk-peluk Erune-chan* Ada-ada, masih ada harapan, dan di chapter ini sudah terjawab… Kiba udah punya pacar, dan dia sama Shino cuman mau bantu Hinata, mincing Naruto gitu…
Dan buat semua yang udah baca… Thanks ya! *Peluk-peluk*
.
.
Salam
berkilau biru, bertabur bunga melati,
With the
smile,
.
Light-Sapphire-Chan
.
P.s : tak ada kata
telat buat review! Atau pun flame… Dan buat semua NaruHina Lovers:AYO BUAT TERUS FICT NARUHINA! SEDANG KRISIS FICT NARUHINA!
– Krisis moneter kali-
0 komentar:
Posting Komentar