Ini merupakan sebuah fanfic naruto yang cukup bagus ceritanya meski terbilang singkat tapi layak untuk di baca.....meski bukan cerita karangan saya, tapi tak apelah...kalo pengen tau pengarang aslinya, silahkan kunjungi naruto fanfiction...
Thank You For Loving Me PART 1
SONG FICT
Hahahahahahhaha! Akhir-nya, NaruHina juga! –Tertawa bahagia + joged-joged ala Dora The Explorer-
Rate: T… (Kalau Saia salah menentukan Rate, tolong beritahu Saia)
Lagu: Yang jelas, "Aku Bertahan" dari Rio Febrian… Eitsss! Tunggu dulu! Bukan versi penyanyi asli-nya. Tapi~! Versi Obiet… Maaf yach bagi yang gak suka. Dan lagu-lagu yang lain, yang sepintas lewat…
Genre: Romance (Karena Saia selalu menghancurkan adegan Romance, supaya jelas, baca dech Hujan Dan Love At First Sight chapter 2. Bukan sengaja, tapi gak tau kenapa ) Friendship (Haahhh, mudah-mudahan sih) Humor (Kayak-nya Garing nich)
Disclaimer: Naruto emang punya 'Mbah Masashi Kishimoto', tapi berhubung si 'Mbah suka-nya SasuNaru (Hiksu, Hiks, Nangis Bombay bin Lebay) berarti NaruHina-nya punya Saia… -Di tampol odol-, err, Lagu-lagunya, ya punya pemilik-nya!
Summary: "Mungkin Rokudaime-sama punya pesan untuk yang Anda cintai'i?"… "Yang Aku tahu… Engkau hanya untukku…"
Warning: OOC(Kesenengan Saia, atau perasaaan Saia aja ya? Pokok-nya pada setiap Chara) Romance yang hancur, Humor yang garing… DLL
Pesan: YO~AYO BAGI SEMUA NARUHINA LOVERS! AYO BIKIN TERUS FICT NARUHINA! SEDANG KRISIS FICT NARUHINA!!! –Krisis moneter kali-
"... " : Bicara, bicara, bicara
'... ': Bicara dalam hati (Bukan Cinta Dalam Hati ya!)
Lirik lagu...
Talk with Kyuubi
Oh iya! Saia ucapkan Terima Kasih buat Green-Yuki-Chan yang telah
mempopulerkan Saia! Hahahahahha…
Oh, Special Thanks to Obiet! *Peluk-peluk Obiet*… -Di hajar Obiet's FC-
Hm, Light gak tahu apakah ini bisa dibilang songfict atau enggak, soalnya lebih
dari satu lagu. Apakah ada yang tahu? Supaya bisa Light bisa perbaikki lagi…
Have a nice read!
.
.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
.
.
Hari ini adalah hari yang cerah di bumi Konoha, membuat para RakyatKonoha pun semangat beraktivitas. Aktivitas yang tidak biasa.
Tidak biasa… Karena kemarin adalah hari pelantikkan Hokage ke enam.
Dan hari ini, ada acara bincang bintang, oh maksud-nya bincang-bincang sekalian
mewawancarai sang Hokage.
Tentu-nya, acara wawancara dibalik bincang-bincang ini, tidak akan dilewatkan
seorang Gadis, yang kini dicegat ditengah jalan.
"Ohayou Hinata-chan!" sapa seorang Pemuda bertato merah di wajahnya,
dengan anjing kesayangan yang selalu bertengger di kepalanya.
Sang Gadis balik kanan, mata lavender-nya bertemu dengan mata Pemuda tadi.
"Ah, Kiba-kun, ohayou… " balas Hinata dengan senyum kecil.
"Hinata-chan, ada yang mau aku bicarakan dengan-mu… Bisa sekarang?" Tanya Kiba pelan. Akamaru justru menyalak buah salak yang jatuh.
"Hmmm, bisa, tapi gomenasai, a-agak ce-cepat ya…" jawab Hinata agak terbata.
"Memang Kamu mau kemana? Oh iya lupa, ada wawancara Hokage baru ya? Aku juga mau kesana, tapi sebentar aja kok!" pinta Kiba memelas. Hinata yang tidak tega mengangguk.
Kiba menggaruk ceruk, eh jeruk, aduh kok malah ngawur?! Lanjut, Kiba menggaruk rambutnya yang tidak gatal (Mungkin Kiba ketularan kutu dari Akamaru)
"A-aku…. A… -Ku… "
"Iya?"
Hinata memandang Kiba dengan pandangan bertanya dan bingung, kok gagapnya berpindah ke Kiba?
"I Love You… " kata Kiba pelan, Hinata tersentak kaget
(Menyatakan cinta di tengah jalan)
Hinata diam. Bingung mau berkata apa. Tapi, Dia ingat seseorang. Yang kedudukkan-nya di hati-nya tak mungkin tergantikan begitu saja.
"Maukah Kamu jadi pacar-Ku?" Tanya Kiba yang tergolong Orang terlalu santai saat menyatakan cinta, Akamaru berhenti menyalak buah salak yang jatuh. Atau, hanya pura-pura?
Hinata bimbang, mungkin Diri-nya memang tak pernah dianggap oleh Pujaan Hati-nya. Orang itu mencintai Sahabat-nya sendiri. Tapi…
"Err… Aku tahu, Kamu mencintai orang lain, tapi Orang itu sudah punya orang lain… Walau pun si 'Orang lain' itu tidak pernah mencintainya. Barang sedikit pun. Atau karena dia Hokage… Kau merasa ber-hak tetap mencintainya?" Tanya Kiba, setelah ocehannya yang panjang.
Hinata agak tersungging, eh tersinggung dengan perkataan Kiba. Dia mencintai Orang itu, bukan karena Dia Hokage.
"Hokage punya banyak Fans juga wajar. Tapi Aku bukan Fans-nya…" jawab Hinata pelan.
"Lalu? Kau hanya menanti Seseorang yang menganggapmu sebagai Sahabat-nya! Tak lebih dari itu!" kata Kiba sedikit keras.
"Ya, Kau benar… " ucap Hinata menyerah.
Kiba menarik nafas panjang. "Kalau boleh Ku-tahu Kau mencintainya… Seperti apa? Apa seluas Laut? Seluas Langit? Setinggi Gunung? Seindah Bintang?" Tanya Kiba sambil mengacungkan jari-nya dan menghitung, seolah Anak TK belajar behitung.
Hinata diam, lalu menjawab "Aku mencintainya dengan sederhana… Tidak berharap lebih… Menjadi Sahabat-nya saja.. Sudah membuatku… Sangat senang.." Jawab Hinata, 'Orang se-rapuh Diri-Ku, tak akan bisa bersama dengan-nya yang sangat kuat…' batin Hinata, yang selalu merasa Dia lemah.
.
.
.
Kau tak
tahu betapa rapuhnya Aku
Bagai
lapisan tipis air yang beku
Sentuhan
lembut akan hancur-kan Aku…
.
.
.
"Lagi pula, Kurasa, itu-lah takdir yang sudah dibuat Kami-sama
untuk-Ku" tuturHinata sambil menengadah-kan kepala-nya, menatap langit biru.
"Kamu hanya mengagumi-nya! Dan Dia tidak mencintai-mu!" kata Kiba masih berkeras.
"Kagum, ya, yang seiring waktu berjalan, kini berubah menjadi cinta… Dia selalu menderita selama ini, asal-kan Dia bisa bahagia… Aku tidak apa-apa. Mencintainya, sudah membuat-Ku bahagia… " ucap Hinata, masih memandang langit biru. (ini harus masuk Awards…)
.
.
.
.
Mungkin
ini memang jalan takdir-Ku
Mengagumi
tanpa di cintai
Tak
mengapa bagi-Ku
Asal
Kau pun bahagia
Dalam
hidup-Mu…
Dalam
hidup-Mu
.
.
.
.
Kiba menunduk, lalu
tersenyum kecil. Mengangkat kepalanya dan tersenyum lebar ke Hinata,
membuat Hinata kaget.Seseorang datang mendekat, "Curang, Aku'kan juga mau ikut" kata Seseorang ke Kiba, Hinata bingung, Dia sama sekali tidak mengerti."Oh Shino, Kamu lama sich! Jadi Ku-tinggal… " kata Kiba innocent ."Gimana hasil-nya?"Tanya Shino datar.
"Sudah Ku-katakan, Dia tetap tak berubah"jawab Kiba…
"Kau tidak berkata macam-macam'kan? Aku takut kena marah pacar-Mu loch" Tanya Shino, Hinata tambah kaget."Enggak, sesuai dengan skenario, jangan katakan apa-apa padanya!" jawab Kiba, disertai ancaman pada Shino.
"I-ini,maksud-nya apa sich? A-aku… Bi-ngung… " tanya Hinata agak terbata.
Shino dan Kiba menatap-nya, Akamaru ikut-ikuttan. "Kita 'kan Teman… Kau menderita, Kita juga tidak akan tinggal diam… Ah, Aku lupa, kita harus menjemput Kazekage, Shikamaru dan Temari…" jawab Kiba, dan berlagak lupa akan tugasnya.
"Ayo jemput tamu dulu" kata Shino datar, dan menarik tangan kiri Hinata."Eh, ta-tapi Aku~" belum selesai Hinata bicara, tangan kanan-nya juga di tarik Kiba."Nanti akan kami cerita-kan di jalan, Ayo!" potong Kiba, Shino dan Kiba membawa Hinata menjemput tamu dari Tsuna…
.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
.
.
"Hokage masa telat
sich?" kata Seorang pemuda yang harus di akui -cuih- ketampanan-nya
. Ke Hokage yang ada di depan-nya."Telat? Acara-nya juga belum
mulai… Lagian, Kazekage juga belum dateng" kata Hokage itu
enteng."Jangan suka menggampangkan gitu donk Rokudaime-sama!" kata satu-satunya Gadis di kantor Hokage itu."Biasa aja tuh Sakura-chan. Panggil biasa saja " kilah sang Rokudaime datar, masih memakai jubah hokage-nya.
"Dan semenjak kapan Kau seperti Sasuke-kun? Berkata datar seperti Sasuke-kun…" Tanya Sakura heran."Oh, kenapa ya? Ketularan kali ya… " jawab Hokage itu asal."Rokudaime yang aneh… " komen Sasuke datar, sambil memandang Rokudaime yang belum berhasil memakai jubah-nya.
"Panggil biasa aja! Aneh tahu!" kata Rokudaime itu cemberut. "Oke, cepetan donk Naruto!" kata Sakura gemas, lalu membantu Naruto memakai jubah Hokage-nya.
"Dobe yang lamban… " komen Sasuke lagi. "Teme, semenjak kapan Kau jadi bawel begini? Lama-lama mirip Sakura-chan… " Tanya Naruto heran, Sakura mencubit tangan-nya keras-keras."Itttaaaaiiii!!!" seru Naruto, meringis kesakitan. "Kenapa tidak di pipi Sakura?" Tanya Sasuke heran, "Sayang donk, mau wawancara penting begini, masa muka-nya penyok?" jawab Sakura innocent.
"Heh Teme! Teganya! " seru Naruto kesal, "Tega? " Sasuke membeo…
"Udah dech! Jangan berantem dulu! Damai sebentar emang gak bisa yach?" keluh Sakura.
"Siapa juga yang mau berantem" kata Sasuke datar.
"Lagi gak mood" tambah Naruto tak kalah datar.
"Dan Aku baru menemukan sesuatu hal yang aneh, masa Orang berantem musiman? Bentar marahan, bentar baikkan, ah aneh!" kata Sakura sambil geleng-geleng. Dia sudah selesai memasang jubah Hokage.
"Aneh-aneh juga… Tapi tetep cinta-kan?" goda Sasuke, Sakura blushing. *.* "Aku rasa, yang aneh itu kalian… " kata Naruto, sambil ngeloyor pergi, kedua sahabat-nya itu mengejar-nya. Pintu terbuka…
"Ohayou!" sapa beberapa Orang. Lalu masuk kedalam kantor Hokage, Hokage itu balik kanan, lalu duduk di kursi Hokage-nya.
"Ohayou!" balas Sakura riang.
"Hn…" itulah balasan dari Tuan Uchiha.
"Hufffhhh Ohayou… " balas Naruto riang. Kembali ke mode-nya.
"Wah, Kita bersaing Naruto" kata Seorang pemuda yang memakai jubah Kazekage."Kurasa, itu bukan salam yang menyenangkan… " komen Pemuda yang mempunya rambut nanas, tapi nanas-nya warna hitam…
"Hmmm, lumayan-lah, bikin semangat… " kata Naruto, tiba-tiba, jantung-nya serasa melompat, "Selamet yach! Bentar lagi jadi Hokage nich… " goda Kiba sambil merangkul Hinata yang hanya diam.
"Hmmm, sama-sama… Yang wawancara Kamu ya, Kiba?" Tanya Naruto ramah, Kiba mengangguk dengan senyum lebar.
Sasuke dan Sakura berpandangan, "Sejak kapan Kiba pacaran dengan Hinata?" Tanya sambil berbisik Sakura. "Mana Ku tahu" jawab Sasuke datar, "Terus, Naruto gimana?" Tanya Sakura lagi."Hn, kelihatannya sich, kaget banget…" jawab Sasuke sambil memadang sahabat-nya yang masih berbicara ramah dengan tamu-tamu-nya. Sekaligus, Teman-temannya.
"Padahal sudah dari dulu, kenapa coba pake pura-pura suka sama Aku? 'Kan sayang… Begini'kan jadinya?" kata Sakura menyayangkan.
"Ternyata, si Dobe pemalu juga ya?" Sasuke menyimpulkan, Sakura menganggguk menyetujuinya.
"Jangan tanya yang aneh-aneh ya Kiba!" pesan Naruto, sedikit mengancam tepatnya. Kiba hanya menyeringai lebar.
"Hmmm, Temari-san juga ikut ya?" tanya Sakura baru sadar, "Ya, Kankurou juga ada. Tapi Dia duluan ke tempat wawancara-nya… " jawab Temari luas (Ingat! Panjang X lebar = Luas).
Shino memandang Kiba, sedikit mengernyit. Saatnya beraksi.
"Aduh-duh-duh!" Shino 'pura-pura' terhuyung-huyung. Lalu menabrak Hinata, tentu saja Hinata yang di tabrak sekencang itu jatuh. Dan di tahan, atau tepatnya langsung dipeluk Kiba.
Semua bengong, Naruto kembali tersentak kaget. Muka Hinata memerah karena malu dan kaget, di tambah Shock, combo di lihat sama pujaan hatinya , sangat memalukan.-Menurut Hinata-
"Oh Shino! Kamu kenapa? Jarang tuh buka mulut?" tanya Shikamaru menyelidik. "Hm, A-aku mendadak sedikit pusing… " jawab Shino sambil memegangi kepalanya, dan merasa beruntung memakai kacamata, karena semua ekspressi pasti akan terlihat oleh mata.
"Hinata-chan, Kamu gak apa-apa?" tanya Kiba dengan muka (sok) khawatir. Hinata menggeleng.
"Gomenasai Hinata… Itu tadi~" kalimat Shino di potong. "Sudah, t-tidak a-apa!" kata Hinata langsung.
"Hinata-chan gak apa-apa?" tanya Kiba lagi, membantu Hinata berdiri tegak, "A-aku… G-gak… Kenapa-kenapa…. Ha… -Nya kaget…" jawab Hinata susah payah.
"Aduh Kiba, perhatian banget ya sama Hinata… " komen Shino, dibalik kacamata hitam-nya, Dia melirik Seseorang.
"Ngiri?" tanya Kiba ke Shino yang dengan bodohnya mengangguk.
"Cari 'Pacar' maka-nya… Jangan main sama Serangga terus!" saran Kiba (sok) bijak. Naruto merasa seperti tersengat Kalajengking + Ular + Lebah.
Sementara Kiba dan Shino bicara, yang lain hanya bisa diam. Terguncang melihat Wayang makan kacang. (Rupa-nya ada Wayang jenis baru)
"Hei, acara-nya sudah mau mulai! Ayo kita kesana!" kata Sakura, Dia dan Sasuke refleks menggenggam tangan Naruto (JANGAN BERPIKIR INI SCENE YAOI, ATAU NARUSAKU!!!).
Semua berhamburan keluar, Sakura dan Sasuke setia memegang tangan Naruto.
"Naruto, tanganmu dingin sekali! Lalu bergetar gini… Nervous ya?" tanya Sakura, mencoba mengalihkan perhatian Naruto atas insiden(~.~) di kantor-nya tadi.
"Kalau sakit, batalkan saja acaranya… "saran Sasuke yang tidak baik sama sekali.
"Err, gugup mungkin? Masa dibatalkan? Aku gak apa apa… " jawab Naruto pelan.
"Dia keras kepala" kata Sasuke, menunjuk Naruto, "Ya, Aku tahu maksud-mu, jangan paksa Dia… " Sakura paham maksud Sasuke.
"Kalian ini kok jadi berisik ya? Hmmmm… Nanti, Kalian tetep di samping Aku'kan? Gak kemana-mana'kan?" tanya Naruto khawatir.
"Dasar Dobe, kayak bocah takut ditinggal induknya… " kata Sasuke, "Aku bukan bocah!" seru Naruto. "Iya, Kita disamping Naruto terus kok!" jawab Sakura, menenangkan Naruto.
"Teme?" tanya Naruto, memelas mintanya. Dalam hati, si Uchiha muda ini tertawa puas. "Sakura, sepertinya Kita harus memakai prinsip itu… " kata Sasuke serius ke Sakura, ada kerut di dahi Sakura.
Sakura mengangguk, "I'll go wherever You go!!!" kata Sakura dan Sasuke, Naruto tersenyum. Ketiga Orang itu pun berlari menuju tempat acara.
"Wooyyy! Udah lupa ya? Hhhhh', kejam-nya…." Kata Seseorang, ikut berlari di belakang 3 Orang itu.
"Oh, Sensei sich gak dateng-dateng, jadi Kita tinggal dech!" kata Sakura asal,
"Gomenasai, tadi Aku~" belum selesai Kakashi bicara, sudah di potong 3 muridnya.
"Tersesat di jalan yang bernama kehidupan"
Kakashi tersenyum di balik maskernya…
.
.
.
.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
.
.
.
.
Hari
itu, lapangan utama Konoha, dipenuhi lautan manusia yang ingin
menonton wawancara Hokage ke enam.Setelah acara menyapa Tamu yang datang, sedikit kata pembuka. Akhirnya, Kiba dan Tenten (Waduh, 'ntar Neji cemburu tuch!) dengan leluasa mewawancarai Naruto.
Di samping kanan Naruto, ada Sasuke, di samping kiri ada Sakura.
"Gimana sich rasa-nya jadi Hokage?" tanya Tenten, pertanyaan umum.
"Katanya, itu cita-cita Rokudaime-sama sejak kecil ya?" belum pertanyaan Tenten di jawab, Kiba juga bertanya.
Naruto menghela nafas, "Senang, soalnya cita-citanya akhirnya tercapai, walau pun jadi Hokage memang berat… " jawab Naruto dengan senyum riang.
"Baka, semua juga tahu, senyumnya itu senyum palsu… " bisik Sasuke ke Sakura. "Tidak juga, yang dekat dengannya hanya sedikit" kilah Sakura.
"Hmmm, ini ada sedikit pertanyaan, tolong di jawab Rokudaime-sama." Kata Tenten, Naruto hanya mengangguk, di hatinya, Dia lagi gak mood buat tampil di depan, mungkin kalau gak siapa-siapa, hanya ada Sakura, Sasuke dan Kakashi, Dia pasti akan menangis di depan mereka bertiga.
"Gini, gimana sich kalau misalnya ada yang gak yakin sama Rokudaime-sama, gak yakin kalau Rokudaime-sama bisa memerintah dengan baik… Gimana sich perasaaannya?" tanya Tenten panjang lebar.
Hening… Hening… Heninggggg
.
.
.
Sedih ,
ku tahu kini perasaanmu kepadaku
Sedih ,
saat kau tak yakin kepadaku akan diriku
.
.
.
"Jujur,
sedih. Saat ada yang tak yakin kepadaku. Akan diriku" jawab Naruto
jujur, semua ber-OH-tanda-sedih."Katanya juga, takut Konoha nanti digulingkan dengan mudah oleh desa
yang lain, lalu Rokudaime-sama dengan mudah akan menyerahkan Konoha… Apa
pendapat Rokudaime-sama?" giliran Kiba yang bertanya.
"Negative thinking banget sich!" bisik Sakura ke Sasuke, Sasuke mengangguk.
.
.
.
Jalan
berliku tak'kan membuatku
Menyerahkan
diri. Kita
.
.
.
.
"Hehehe, bisa-bisanya ada yang kepikiran kayak gitu, menurut-Ku
sich,itu tidak akan pernah terjadi. Mau sesulit apa pun juga, ya… Aku tidak akan
menyerahkan Konoha… " jawab Naruto sedikit di sertai gelengan.
"Hmmm, kecewa gak sich kalau benar ada yang berpikiran seperti itu?" tanya Tenten lagi,
"Sangat, sangat kecewa… Sangat sedih… " jawab Naruto, jujur.
"Apa yang akan Rokudaime-sama lakukan, kalau bertemu dengan Orang yang berpikiran seperti itu… Untuk meyakinkan Orang itu, bahwa Rokudaime-sama sedih, kecewa? Dan tidak akan melakukan hal yang dipikirkan Orang itu?" tanya Kiba panjang lebar.
'Aku, juga ingin, Dia tahu… Bahwa Aku menganggapnya lebih dari Sahabat semata, ingin Dia tahu perasaanku ' batin Naruto, Ia mengedarkan pandangan, mencari Seseorang. Akhir-nya, dideretan khusus Shinobi, mata biru-nya bertemu pandang dengan mata orang yang ia cari sedari tadi. (~^o^~)
.
.
.
Tatap
mataku dan Kau akan tahu
Semuanya
yang kurasakan…
.
.
.
"Gampang, mata'kan
tidak bisa berbohong, jadi tatap mata-Ku… Dan Kau akan tahu,
semuanya yang Ku-rasakan… " jawab Naruto, seolah itu enteng
baginya.Di tatap Naruto seperti itu, membuat Orang yang bertemu pandang dengannya, pasti diam. Berpose Freeeeeezzzeeee!
Hinata membatu, kilat mata Naruto tadi, Terasa seperti luka yang mendalam… Ku-Ce-We'! Gomen, maksudnya… Kecewa… Dan sesuatu… Yang Hinata tidak tahu apa itu…
"Kalau ada yang benci sama Rokudaime-sama?" pancing Tenten
"Yang benci sama Aku juga banyak…" jawab Naruto, teringat insiden 'Kyuubi'. Naruto merasa wajar banyak yang membencinya.
"Kalau Orang-orang yang membenci Rokudaime-sama, terus menentang Rokudaime-sama, Apa yang akan Rokudaime-sama lakukan?" tanya Kiba
"Kalau Orang itu juga nekat, sering mencoba membunuh Rokudaime-sama…~" belum selesai Tenten bertanya, sudah di potong Sasuke.
"Kayak semua Orang benci Dia aja… " sahut Sasuke ketus.
"Hokage mau di bunuh, yang jadi Hokage itu 'kan gak lemah!" Sakura menambahkan.
"Wah seru nich… " komen Kiba, rakyat bersorak.
Naruto tersenyum kecil, semua diam.
.
.
.
Aku
bertahan , karna Ku yakin kemampuan diriku
Sesering
kau coba 'tuk mematikan diriku
.
.
.
'A-aku… Tidak mau
Dia mati… ' teriak Hinata dalam hati, mata-nya berkaca-kaca."Aku akan terus bertahan, karena Aku yakin kemampuan diriku, kalau enggak. Kok bisa jadi Hokage? Walau pun semua mencoba untuk membunuh diriku… " jawab Naruto, dengan seringai PD.
Kakashi, Sakura dan Sasuke menarik nafas lega. Rakyat banyak yang gelisah.
"Kalau Hokage-sama tidak di percaya oleh semua Orang?" tanya Tenten,
"Kalau Hokage-sama, tidak di percaya oleh Orang yang Rokudaime-sama cintai bagaimana?" pancing Kiba'Saatnya' batin Kiba.
Naruto melengos mendengar pertanyaan Kiba.
"Gak-mung-kin" sela Sasuke datar.
"Masih ada Kami! Biar semua tidak percaya! Tapi masih ada Kami yang percaya padanya… " kata Sakura ketus nan judes, tambah sinis, combo galak.
"Ter-ha-ru" kata Tenten dan Kiba bareng.
Pertanyaan dari Tenten tidak membuat Naruto pusing, tapi kalau dari Kiba…? Dia merasa takut, 'Kalau orang yang Rokudaime-sama cintai, tidak percaya… ' batin Naruto lagi, Dia kembali memandang Orang tadi.
'Aku… Percaya padanya!!! Biar semua tidak, tapi Aku percaya pada-MU!' kembali benak Hinata bersuara, matanya ke Bali, eh jadi pengen ke Bali, lanjut! Matanya kembali bertemu dengan Orang yang dia percaya.
.
.
.
Tak'kan
terjadi
Yang
Aku tahu Kau percaya Aku…
.
.
.
"Tidak di percaya
semua Orang… No problem, tokh semua tidak tahu Aku, Orang yang Aku
cintai, tidak percaya padaku?... Itu Tak'kan pernah terjadi… "
jawab Naruto panjang lebar, seolah semua bagai angin lewat."Kenapa?" tanya serempak Kiba dan Tenten.
Naruto kembali memandang 'Orang yang dari tadi jadi perhatiannya'. Sambil terus memandang Orang itu, Naruto menjawab, pandangan mata-nya bertemu kembali dengan orang itu… Dan berkata kepada Orang itu…
"Yang Aku tahu… Kau percaya Aku… "
Seolah dunia hanya milik berdua~ kok ngaco? Lanjut! Kilat mata itu, berkata 'Aku percaya pada-MU…' kembali menggema suara di hati Naruto, tapi Orang itu membuang pandang.
'Apa… Dia benci pada-ku?' tanya Naruto dalam hati, melihat orang itu membuang pandangannya dari Naruto.
'Heh Bocah! Berisik banget sich dari tadi…! Aku mau tidur tahu…' kata Kyuubi marah-marah.
'Kyuubi, Apa dia benci pada-ku?'
'Bocah, Kamu ngomong tentang siapa, Aku juga gak ngerti… Yang Aku tahu… Aku ingin tidur!!!'
Kiba melirik Shino, Shino mengangguk. "Yakin akan seperti itu Rokudaime-sama?" tanya Tenten meyakinkan.
.
.
.
Aku
bertahan ,
Ku akan
tetap pada pendirianku
.
.
.
"Aku
bertahan, Aku akan tetap pada pendirian-Ku!" jawab Naruto tak kalah
yakin.Kiba menyeringai, " Hmmm, kalau mematikan Rokudaime-sama gak bisa… Kalau membunuh 'Cinta' Rokudaime-sama gimana?"
Naruto dan yang lain cengok, Shino tersenyum di balik jaket-nya.
"Maksud-nya? Aku gak ngerti…" tanya balik Naruto.
"Kalau Orang yang sangat Anda cintai, membenci Anda, lalu mencoba untuk membunuh rasa cinta Anda untuk-nya… Apa pendapat Anda? Dan apa yang akan Anda lakukan?" tanya Kiba dengan senyum-senyum penuh makna.
Naruto diam, tubuhnya bergetar, nafasnya sesak, matanya berkaca-kaca. Sakura dan Sasuke memeluknya. (JANGAN BERPIKIR INI SCENE YAOI, ATAU NARUSAKU!!!!!!!!!!!) .
Hening… Hening… Hening… menyergap keramaian… Makanya, waspadalah! Waspadalah!
"Dia memancing! Jangan di tanggapi Dobe!" bisik Sasuke (dengan tanduk setan –Dihajar sampe modar sama Sasuke's FC-)
"Orang itu tidak membencimu Naruto… " bisik Sakura lembut.
Kakashi diam, sebelah matanya menatap sayu 3 murid-nya, pandangan sebelah matanya mengabur… Tertutup air….
"A-aku… Aku…" Naruto kembali terdiam.
'Mengapa Dia ragu? Sakura-chan sudah berkata, Dia tidak akan
meninggalkannya… Kenapa ragu seperti itu? Apa…? Ah Hinata, jangan mimpi di siang bolong begini…' Hinata mengalami semacam perang batin lawan ikan patin…(?)
.
.
.
Sekeras Kau coba tuk membunuh cinta-Ku
Yang Aku tahu
Engkau hanya untukku…
.
.
.
Naruto menarik nafas
panjang, semua malah menahan nafas, Naruto berkata "Mau Sekeras
apapun, sesering apapun, sekejam apapun… Orang itu membunuh rasa
cintaku untuknya, Yang Aku tahu… Engkau hanya untukku… "
.
.
"HIDUP
ROKUDAIME-SAMAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
.
.
"Semenjak
kapan Kau jadi puitis Dobe?" tanya Sasuke, di sela gemuruh teriakan
Rakyat Konoha…"Kenapa? Mau berguru pada-Ku?"
"Cih…"
"Sasuke-kun aja gak puitis kayak gitu! Hee~, itu Dia kekurangan Sasuke!" celetuk Sakura.
"Oh, Kamu aja yang belum tahu Sakura… "kilah Sasuke sok cool…
Bibir Naruto melengkung ke atas, Dia tersenyum… Di bawah sinar matahari, yang membuatnya tambah kinclong…
Tapi, mata biru langit itu, memandang langit dengan lengkungan ke bawah, menatap langit dengan sejuta perasaan tak terkatakan…
Pemilik mata biru langit itu tak sadar, bahwa semenjak menatap langit, ada yang terus memerhatikannya…
"Oke, mungkin ada yang ingin Rokudaime-sama sampaikan kepada Konoha?" tanya Tenten setelah ricuh indah, oyyy! Riuh rendah reda…
"Naruto itu, tidak sekuat sangkaan Orang…" bisik Sasuke kepada Sakura.
"Hah? Gak kuat gimana?"
"Dia itu, rapuh…"
"Tunggu, Aku mau tanya… Itu pertanyaan tadi, yang buat siapa?" tanya Naruto, penasaran. Banyak rakyat yang gelisah kembali.
"Bukan di buat, ini justru dari Rakyat Konoha sendiri… " jawab Tenten yang menyortir banyak surat dari Rakyat Konoha. "Apa yang Rokudaime-sama pikir'kan?" tanya Kiba lagi.
"Gak nyangka, bisa-bisa'nya ada yang kepikiran kayak gitu, padahal Aku sendiri enggak kepikiran… " jawab Naruto, mata'nya tertarik gaya gravitasi Bumi. Melengkung ke bawah, walau pun senyum tak pernah hilang dari-nya.
"Oh, mungkin ada yang ingin Rokudaime-sama sampai'kan kepada Rakyat Konoha? Pesan-pesan gitu…" tanya Tenten lagi, Naruto mau buka mulut, tapi keburu di sela Kiba. "Berdiri di depan Rokudaime-sama!"
Naruto berdiri, menghadap semua Rakyat Konoha.
"Sedih, mengetahui pendapat semua tentang diriku. Sedih saat semua tidak yakin kepadaku… Akan diriku… "
Naruto menarik nafas sejenak, lalu kembali melanjut'kan. "Jalan berliku tak'kan membuatku, menyerahkan semua yang sudah Kita punya… Konoha… Tatap mata-ku dan Kalian bisa tahu semuanya yang kurasakan… Karena mata tidak bisa berbohong"
Masih pening, kok pening? Masih hening… Mendengarkan sang Rokudaime dengan khidmat mengucakan berbagai macam kalimat keramat.
.
.
.
.
Aku
bertahan , karna ku yakin kemampuan diriku
Sesering
kau coba 'tuk mematikan diriku
Tak
'kan terjadi , yang aku tahu
Kau
percaya aku .
.
.
.
.
"Aku
akan bertahan, karena Aku yakin kemampuan diriku, walau pun semua
mencoba mematikan diriku, semua tak percaya, no problem… Tapi itu
tak'kan terjadi… Karna… Yang Aku tahu… Kau percaya Aku…
Udah segitu aja pesen-nya" kata Naruto panjang lebar."Mungkin Rokudaime-sama punya pesan untuk yang Anda cinta'i?" tanya Kiba di belakang Naruto, Dia tersenyum lebar.
.
.
.
.
Dan Aku
bertahan , Ku akan tetap pada pendirianku
Sekeras
Kau coba 'tuk membunuh cintaku
Yang
Aku tahu , Engkau hanya untukku
.
.
.
.
"Dan,
Aku bertahan… Ku akan tetap pada pendirianku… Mau bagaimana pun…
Kau membunuh cintaku… " Naruto menarik nafas, lalu kembali
melanjutkan… Ingin menyampaikan kata sederhana penuh makna untuk
seseorang…"Yang Aku tahu… Engkau hanya untukku… "
Serentak semua berdiri memberikan standing applause, dan berbagai macam teriakkan yang saling bersahut-sahutan, tidak jelas terdengar karena saling membalas satu sama lain.
Naruto menghela nafas berat, merasa senyum palsunya sudah cukup untuk hari ini. Sakura, Sasuke dan Kakashi memeluk Naruto dengan senyum lebar.
Naruto's POV
Mereka
melepaskan pelukkan mereka, dan mata mereka pun tersenyum sedih,
benar-benar keluargaku… Sungguh paham bahwa sikap ini adalah
tipuan, mengerti bahwa senyum ini adalah palsu…Senyum, tawa, semua senang, tertawa riang… Kenapa senyum-ku yang jadi hilang? Bukankah cita-cita terbesarku sudah tercapai? Menjadi Hokage… Bahkan kini semuanya tidak lagi membenciku seperti dulu… Harusnya Aku pun sedang tertawa bahagia…
Kalau saja hari ini hanya ada Aku, Sasuke-Teme dan Sakura-chan saja yang tadi hanya ada di kantor… Kalau Gaara dan tamu dari luar Konoha tidak datang ke kantor Hokage… Kalau saja…
Pasti, tidak akan terjadi… Aku pasti tidak akan tahu… Tahu bahwa hatinya telah menjadi milik orang lain, tahu kalau Aku ini bodoh dan lamban… Kalau Aku tidak tahu, hari ini pasti akan menjadi salah satu hari yang membahagia'kan untukku, biarlah Aku tahu di lain hari, untuk mempersiapkan hati…
Mata biru langitku sekali lagi mencari sosoknya, di antara banyak Orang yang bersorak untukku… Mencari sosoknya, yang menghiasi mimpiku, mencari dirinya, yang selalu mengisi hatiku, mencari Hinata, yang telah memonopoli seluruh cinta ini…
Loch? Kemana Hinata? Tadi Dia ada… Walau pun sedari tadi ku perhatikan, dirinya hanya menundukkan kepala…
DASAR BODOHHHHH!
Cinta yang tak teraih… Padahal Aku mengerti, hati ini telah paham, sampai kapan pun Aku selalu memikirkannya… Dirinya telah tersimpan mati di dalam hati, dalam cinta yang tak teraih…
Wawancara melelahkan ini telah selesai, baguslah, sudah capek aku membohongi mereka semua…
Aku berbalik, berjalan menuju kantor Hokage, langkah ini rasanya berat sekali… Seperti membawa berton-ton besi… Atau hati ini yang terasa berat?...
Di belakangku, Sakura-chan, Teme dan Kakashi-Sensei mengikuti langkah-langkah beratku ini menuju kantor, lagi pula juga, Aku sedang membutuhkan mereka…
Tak terasa, sudah sampai kantor, sudah sampai di kantor yang akan ku tempati untuk ke depannya… Aku membuka ruangan itu, memperhatikannya dengan seksama, lalu masuk ke dalam, dari jendela… Dapat ku lihat sinar matahari yang menimpa Konoha yang hijau… Teduh…
Aku mendudukkan diri di kursi Hokage, dengan senyum lega… Akhirnya jadi Hokage juga… Tapi, duduk lagi di bangku ini membuatku teringat, teringat kejadian tadi pagi, Aku menutup mataku, berusaha menghilangkan air hangat yang menggenang di mata ini… Jadi tidak ingin menangis di depan mereka…
"Naruto capek ya? Kalau capek, Kita tinggal ya..." tanya Sakura-chan khawatir, Aku diam, tak tahu harus menjawab apa, capek? Sepertinya iya…
"Woy Dobe!" panggilan tak wajar itu membuatku membuka mata, Sasuke-teme sialan itu melemparkan tomat tepat ke mukaku,
CPROOOTTT!
CPLAASSSHHH!
Membuatku
kelabakan, kaget setengah mati menerima lemparan tomat dadakan itu.
"EH TEME! BISA JANTUNGAANN TAHUUUUUUU!!!!" teriakku, marah-marah
dan langsung membersihkan muka dari tomatnya itu, menjijikkan."Ku kira Kamu mati." jawab-nya seolah tanpa dosa, oh Kami-sama… Mengapa harus ada makhluk semenyebalkan Sasuke? Membuat kesabaran orang habis saja… Apakah dia tercipta untuk menguji kesabaran orang?...
"MATI! MATI! JANGAN ASAL NGOMONG DONK! KALAU AKU JANTUNGAN GIMANA???!!!" tanyaku kesal, orang ini… "'Kan ada Sakura…" jawabnya santai, kesabaranku habis…
Aku melempar sisa tomat tepat ke mukanya, bingo! Kena! Tapi sepertinya dia tidak terpengaruh, malah tertawa lebar. "Aku pikir kamu jadi gila, ternyata masih tetap Dobe yang sama… Lega rasanya" katanya jujur, Aku jadi terdiam sendiri.
Senyum ini melebar, dasar Sasuke-Teme, semenyebalkan apa pun dirinya, tapi Kau adalah Sahabatku…
Sakura-chan dan Kakashi-Sensei menarik nafas lega, "Heh Teme! Tahu gak? Kamu tuch ya sudah membuat kantor yang baru ku tempati satu hari ini jadi kotor! Kau harus membersihkannya!" kataku marah-marah, walau pun dengan senyum jahil juga.
Dia pasang muka datar lagi, "Peralatannya ada di pojok situ!" Aku menujuk sudut ruangan sebelah kanan, Sasuke mengambil dua tongkat pel, berjalan mendekatiku, lalu meyerahkan satu tongkat padaku…
"Hei Hokage-Dobe, Kau sendiri ikut berpartisipasi dalam acara pengotoran ruangan ini'kan? Plus, membuat mukaku jadi kotor…" katanya datar, ada kilat mata jahil di matanya. "Kau membuat mukaku sepenuhnya tertutup tomat!" balasku, dan panggilan apa itu? Hokage-dobe? Dasar Sasuke…
"Nich!" Dia menyodorkan tongkat pel itu, mau tak mau Aku menerimanya juga… Nge-pel dech jadinya… Sementara Sakura-chan dan Kakashi-Sensei tertawa… "Tuch Sakura, Kita bisa akur'kan?" tanya Sasuke dengan senyum licik, hmm… Dia memperalatku…
Sakura mengangguk sambil memegangi perutnya, masih tertawa. "Sialan Kamu…" desisku ke Dia, sementara Dia hanya menganggapnya seolah angin lewat. Tak seberapa, kantor ini sudah kembali bersih, setelah mengembalikan si tongkat pel ke alamnya, Kami mencuci muka…
"Kalian ini, childish sekali…" komentar Kakashi-Sensei, "Gak peduli…" jawab Aku dan Sasuke bersama'an… Mendadak hening, tak ada yang membuka mulutnya… Jadi jengah rasanya…
"Duluan ya semuanya! Jangan nakal! Aku~" belum selesai pesan konyol dari Kakashi-sensei, kami sudah memotongnya…
"JA…" kata Sasuke singkat,
"Mau pergi. Sama Shizune Nee-chan ya? Kalau Sensei menyakitinya, Sensei akan berurusan dengan Tsunade-sama…" pesan Sakura,
"Selamat bersenang-senang Sensei, dan selagi bersama Shizune Nee-chan, jangan membaca buku Ero-sannin ya…" pesanku sambil lalu,
Kakashi-Sensei tertawa dan menyimpan bukunya, "Kenapa murid-muridku ini bawel sekali ya? Ya sudahlah, hati-hati ya! Jangan bertengkar terus! Jangan lupa makan! Jangan nakal~" .
"Sensei kali yang bawweee~eeell!" balasku, Sakura-chan dan Sasuke-Teme sehati. Kakashi-Sensei kembali tertawa.
"Hei pesanku belum selesai~"
"Cukup pesannya!" potong Kami bertiga, bosan dengan pesan konyol bermakna Kakashi-Sensei.
"Mau mencicipi Chidori Nagashi-ku Sensei? Atau amaterasu?" tanya Sasuke, lalu mengeluarkan pedangnya. Kakashi-Sensei mundur selangkah.
"Hoh, rupanya ada yang ingin babak belur ya? Lalu ada yang ingin seluruh koleksi bukunya ku-musnahkan…" tanya Sakura-chan dengan senyum manis nan mengerikan, Kakashi-Sensei menyimpan buku Icha-Icha kesayangannya ke tas.
Aku pun berdiri di antara Sakura-chan dan Sasuke, "Oh, Sensei mau mencoba 'derita seribu tahun' ala Naruto? Oh, ku tambah bonus saja! Plus Rasengan-Shuriken…" kataku, membuat Kagebunshin.
"JAAAAAAA! Sankyuu tapi tak usahlah yauwwww!" Kakashi- Sensei kabur cepat-cepat dari ruangan ini. Beberapa detik hening, sampai akhirnya…
"Hehehe, HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" Kami tertawa serentak, lalu kami saling mengulurkan tangan, dan tangan kami saling menyambut, dengan tepukan penuh makna kemenangan…
"YEEEAAHHH! WE ARE THE CHAMPIOOONNN!" teriak Kami, puas, puas sekali… Membuat Kakashi-Sensei yang selalu menjahili Kami, kini mendapatkan balasan. Senangnya…
Tawa Kami semakin keras, dan tak akan berhenti kalau tak ada yang masuk ke ruangan ini… Kami menoleh serentak…
"Konichiwa! Kok di sini rame banget ya?" tanya Neji dan semua Shinobi yang se-angkatan dengan Kami masuk ke dalam kantor. Kami diam, lalu kembali ke posisi tadi. Aku duduk di kursi Hokage, Sasuke dan Sakura-chan di sampingku.
"Pembalasan itu memang indah…" kata Sasuke mengambang, semua mengangkat sebelah alisnya.
"We are the champion! Senangnya…" jawabku riang, tawa palsu dan senyum di topeng palsu ini ku pasang kembali. Ada rasa sedih yang kembali menyusup di dadaku, ada rasa sakit di hati ini…
"It's secret! Privasi tim tujuh…" jawab Sakura, Kami bertiga berpandang-pandangan, lalu tos-tos-an kembali, dengan senyum lebar.
Semua semakin menaruh curiga, "Apakah ada hubungannya dengan Kakashi-sensei? Kami lihat tadi Dia lari terbirit-birit meninggalkan kantor ini…" tanya Shikamaru, "SUKSES!" seru Kami bertiga, lalu terkekeh-kekeh.
Semua berpandangan heran, tapi tak bertanya. "Lalu, ada apa nich kalian kesini?" tanya Sakura-chan yang baru sadar.
"Kami ingin pesta di sini! Untuk merayakan Naruto yang baru saja dilantik menjadi Hokage!" kata Chouji dengan mulut penuh keripik kentang, tapi kata-katanya tetap terdengar jelas.
Entah kenapa, Aku dan Sasuke berpandangan, lalu sama-sama memandang Sakura yang langsung mengangkat bahu.
"Gimana kalau jangan di sini?" tanyaku,
"KENAPA?" tanya semuanya.
"Karena Aku dan Sasuke baru saja membersihkannya… Ya'kan, Sakura-chan?"
Semua setuju-setuju saja, "Jadi Kita pesta dimana?" tanya Ino semangat, "Di taman langit… Hari ini tidak akan hujan…" jawabku sambil merapikan meja Hokage.
"Tahu darimana Rokudaime-sama?" tanya Sai ramah namun sinis, tetap seperti dirinya.
"Karena Aku percaya, alam pun berbahasa…" jawabku, semua menatapku dengan pandangan aneh…
Semua pun balik kanan, keluar dari ruangan ini satu persatu, Sakura bersama Ino, Sasuke dan Aku terakhir. "Ada alasan mengapa Kau memilih 'taman langit' Dobe?" tanya Sasuke dingin, Aku sudah kebal dengan sikapnya.
Aku tersenyum sambil menutup pintu ruang Hokage, "Karena malam ini pasti cerah, jadi ku pikir… Enak pasti melihat bintang-bintang…" jawabku, sesuai kata hatiku. "Baka Dobe, Kau salah pilih tempat! Malah sangat salah!" kata Sasuke, ada nada marah dari suaranya.
Aku mengernyit, "Salah kenapa?"
"Bukankah kalau tempatnya indah seperti itu pasti pada pacaran? Lah Kamu? Jadi patung di pojokkan? Lagi pula, Kau mau melihat itu…?"
"Itu apa?"
"Dia, yang bersama orang lain… Kau mau melihatnya?" tanya Sasuke, tak perlu bertanya pun, Aku sudah mengerti.
Aku menghela nafas, "Semua senang Aku juga ikut senang kok…" kataku, dalam hati pun Aku ragu…
"Melakukannya tak semudah kata-kata, sekali-kali kenapa tidak egois pada dirimu sendiri?" tanya Sasuke, memarahiku, tapi Aku tak mampu membalas.
"Egois? Buat apa? Kalau Aku egois hanya untuk mengorbankan Orang lain, lebih baik Aku yang diam, memangnya Teme… Egois teruuusss!" candaku, Dia tersenyum sedikit.
"Hei Dobe, gimana rasanya memendam rasa terus-terus-an?" tanya Sasuke serius, "Gak enak! Gak betah! Rasanya ingin berteriak…" jawabku terus terang, memang rasanya diri ini ingin meledak mengatakan cinta.
"Katakan padanya! Kau harus mengatakannya! Walau pun Dia sudah mempunyai Orang lain, kalau sangat ingin, tapi kalau takut patah hati mendingan gak usah!" saran Sasuke-teme, bisa bijak juga dia ternyata.
Aku memikirkannya, "Tapi, Dia sudah ada orang lain…" kataku lemas.
"Lupakan Dia sudah punya Orang! Yang penting, setelah mengatakannya Kau akan lega…" kata Sasuke lagi.
"Aku tak ingin membuat hubungan Orang lain menjadi renggang atau malah hancur karena diriku… Rasanya, Aku ini Orang yang paling jahat…" tolakku, rasanya ingin menangis.
"Oh, Kau tetep Baka-Dobe yang ku kenal! Dobe, ada yang belum Kau tahu! Dan Kau harus mencari tahu…" kata Sasuke, baru mau Aku bertanya, suara Sakura-chan menggelegar memanggil Kami.
"SASUUUKEEE-KUUUNNN! NARRUUUTTOOOO-SAMAAAA!"
Kami tersenyum kecut, tidak ingin mendapatkan pukulan mengerikan Sakura, Kami pun segera berlari menyusul semuanya…
.
.
.
.
Bersambung ke Chapter selanjutnya.
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Untuk semua NaruHina Lovers:
Ayo teriakkan slogan gaje hasil karangan Light yang lebay ini,
"YO~AYO! BIKIN LAGI FICT NARUHINA! SEKARANG DALAM MASA KRISIS FICT
NARUHINA! –Krisis moneter kali!-"
Tidak ada paksa'an, tapi kalau bener-bener NaruHina Lovers, ayo
teriakkan!
Terima kasih sudah membaca Fict Light, dan terima kasih untuk yang
me-review!!!
Salam berkilau biru, bertabur bunga melati,
With the smile,
.
Light-Sapphire-Chan
0 komentar:
Posting Komentar