fanfic Naruto Part 3

Sabtu, 03 November 2012
appy read… ^_^
Tambahan Pairing : ItaIno
.
.
.
Chapter 3 : 'Awal Dari Kisah Mereka'
.
"Woi, bangun pemalas!" kata seorang pemuda berambut raven hitam seraya menciumkan kaos kaki orang yang sedang dibangunkan.
Tentu saja itu membuat pria yang sedang dibangunkan atau lebih tepatnya dipanggil Naruto itu terbangun.
"Huweeek! Sialan kau Teme!" keluh Naruto menutup hidungnya.
"Ini kaos kakimu sendiri, Dobe!" elak pemuda berambut raven itu atau dipanggil dengan Sasuke seraya meninggalkan Naruto yang mendengus kesal.
.
.
.
Kelas 3-A,
"Hweeee, hari ini pelajaran Bahasa Jerman ya? Membosankan!" keluh Naruto terduduk diatas meja guru.
"Me, memangnya kenapa kalau pelajaran Bahasa Jerman, Naruto-kun?" tanya Hinata.
"Kau tahu, Hinata, pelajaran Bahasa Jerman itu is really really boring! Apalagi, gurunya itu adalah kakaknya si Teme!" ucap Naruto memanyunkan mulutnya.
Hinata hanya tersenyum lembut melihat tingkah Naruto yang seperti anak-anak itu.
Yah… sudah dua minggu sejak kepindahan Hinata di KHS. Sejak itu pula Naruto sudah sangat akrab pada Hinata. Kadang-kadang Hinata mengajari Naruto jika Naruto tidak paham pelajaran yang diajarkan.
Hinata juga sudah mulai akrab dengan teman sekelas lainnya. Mengingat Hinata itu anak yang pemalu dan pendiam, jadi waktu untuk akrab dengan teman-teman barunya.
Itupun Hinata selalu dibantu oleh Naruto untuk berkenalan. Mengingat Naruto orangnya cerewet dan sembarangan. Apalagi dia anak dari pemilik sekolah ini. Tidak heran jika semua orang mengenalnya.
Sementara itu, disamping bangku Hinata, ada bangku Sakura,dan disampingnya lagi ada bangku Tenten. Lalu, didepan bangku Naruto, ada bangku Sasuke, dan disamping Sasuke atau didepan Hinata, ada bangku Neji. Seperti itulah kira-kira urutan bangkunya.
Sementara itu, dibangku Sakura,
"Selamat pagi Sakura-chaaan!" sapa manis yang dibuat-buat seorang gadis berambut panjang berwarna pirang pudar. Poninya yang panjang menutupi sebelah matanya.
Dialah Yamanaka Ino, rival Sakura dari SD! Entah karena kebetulan atau apa mereka selalu saja sekolah disekolah yang sama. SD, SMP, dan SMUpun mereka terus bersama. Dan lebih buruknya, mereka jaga selalu sekelas.
Yah, mungkin mereka jodoh!
"Kenapa kau terlihat senang sekali?" tanya Sakura pada Ino.
"Tidak kok, ngomong-ngomong, katanya kau sekamar dengan Hinata simurid baru itu?"
"Ya, memangnya kenapa?"
"Dia pakai sabun apa? Lulur apa? Shampo apa? Hand body apa? Pokoknya semua alat kosmetik yang ia pakai, aku mau tahu semuanya!" ucap Ino bersemangat.
"Kenapa kau mau tahu tentang itu?" tanya Sakura menaikkan sebelah alisnya.
"Tidak… hanya saja, aku iri padanya!" bisik Ino sambil melirik kearah Hinata.
"Iri?"
"Ya, memangnya kau tidak iri melihat Hinata?"
"Kenapa harus iri?"
"Kulitnya itu lho… mulus bangeeet!" kata Ino gemas.
"Be, benar juga sih.
"Jadi, dia pakai kosmetik apa?" tanya Ino berseri-seri.
Sakura nampak berpikir sejenak, "Hinata-chan sih tidak memakai kosmetik apa-apa, Cuma sabun, shampoo, parfum dan Hand body lotion, itupun dia jaran menggunakan hand body lotion, habis katanya lengket. Trus, itu Cuma kosmetik biasa, dia cuma beli di Supermarket terdekat, tapi kalau dia malas jalan, katanya dia Cuma beli di warung dekat rumahnya," kata Sakura panjang lebar.
Ino tampak kecewa dengan jawaban Sakura.
"Mungkin memang gen kulitnya putih mulus begitu," sambung Sakura.
"Benar juga, sih. Neji saja kulitnya putih," kata Ino.
Mereka hanya diam…
"Woi, kalian lagi ngomonin apa?" kata Tenten datang.
"Ti, tidak kok, kalau begitu aku pergi dulu yah," kata Ino dengan senyam winknya seraya meninggalkan Tenten dan Sakura menuju bangkunya yang berada dibangku paling depan.
Tidak lama setelah itu datanglah Itachi untuk mengajar dikelas itu. Samua siswa langsung duduk ditempat mereka masing-masing.
#Skip waktu pelajaran.
"Baiklah, hari ini cukup, jangan lupa tugas kalian!" kata Itachi menutup pelajaran.
"Baik sensei," kata siswa 3-A serempak.
"Oh, ya, Yamanaka-san, nanti kau keruanganku!" perintah Itachi pada Ino.
"Ba, baik sensei," kata Ino.
Itachipun keluar dari ruangan itu, diikuti oleh Ino. Sedangkan siswa lainnya merapikan buku-buku mereka.
"Weeeh! Kenapa ada tugas lagi sih? Menyabalkan sekali!" keluh Naruto.
"Cerewet kau Dobe!" kata Neji meninggalkan kelas.
"Ne, Nejii!" panggil Tenten.
Neji hanya melirik kearah Tenten.
"Kau mau ke Perpustakaan ya?" tanya Tenten.
"Hn," respon Neji singkat.
"A, aku ikut ya! Aku mau cari bahan untuk tugas kita," kata Tenten mengekor dibelakang Tenten.
"Terserah," kata Neji berjalan keluar kelas.
Tinggal lah Sasuke, Sakura, Naruto, dan Hinata didalam kelas. Sedangkan yang lain keluar.
Ada yang pergi ke kantin, ke perpustakaan, dll.
"Hinata-chan, kau mau ke kantin? Aku yang traktir!" ajak Naruto.
"A, aku mau Naruto-kun, tapi biar aku yang traktir," ucap Hinata malu-malu.
"Lho?" tanya Naruto bingung.
"A… anggap saja itu ucapaan terima kasihku, karena kau sudah menemaniku ke ruang OSIS sekolah," kata Hinata.
"Oh, kalau begitu terima kasihya Hinata-chan!" ucap Naruto dengan cengiran khasnya.
"Sakura-chan mau ikut?" tawar Hinata pada Sakura.
"Te, terima kasih Hinata-chan,tapi maaf aku tidak bisa, karena aku sedang diet," tolak Sakura secara halus.
"Kalau Sasuke-kun?" tawar Hinata pada Sasuke.
Sasuke hanya menjawabnya dengan gelengan kecil.
"Kalau begitu, kami pergi dulu yah! ayo Hinata-chan," kata Naruto lalu menarik tangan Hinata menuju ke kantin, meninggalkan Sasuke dan Sakura.
.
"Aku juga mau pergi," ucap Sasuke meninggalkan Sakura sendiri dalam kelas.
"Sasuke-kun, kau mau kemana?" tanya Sakura mengikuti Sasuke dari belakang.
"Ke ruangan kakakku," jawab Sasuke tanpa menoleh kearah Sakura.
"Untuk?"
"Ada urusan!"
'Aku ikut yah!"
"Tidak boleh!"
"Lha, kenapa?"
"Karena kau cerewet sekali!"
"Yaaah, aku malas, sendirian di kelas, aku janji deh, tidak akan cerewet!" bujuk Sakura.
"Terserah…"Sakura hanya tersenyu kecil seraya mengikuti Sasuke dari belakang.
.
.
.
Di Perpustakaan,
Terlihat Neji sedang membaca buku mengenai Sejarah perkembangan kebudayaan Jepang. Sedangkan Tenten, yang kini sedang duduk disampingnya, tengah membaca buku tentang pelajaran bahasa Jerman.
"Neji, ini artinya apa?" tanya Tenten memperlihatkan satu kata dibukunya pada Neji.
Neji hanya memutar matanya ddan melihat kata yang dimaksud Tenten.
"Budaya," jawab Neji.
"Kalau ini?" tanya Tenten lagi menunju kata lainnya.
"Suku."
"Kalau ini?"
"Perkiraan."
"Yang ini apa?"
"Hubungan."
"Jadi, arti dari kalimat ini apa?" tanya Tenten lugu.
Neji hanya mendengus kesal, menahan amarahnya.
"Cari sendiri!" perintah Neji ketus.
Tenten hanya menggembungkan pipinya karena kesal.
Merekapun belajar di perpustakaan itu dengan tenang.
.
Sementara itu, di kantin,
"Hinata-chan, kau mau pesan apa?" tanya Naruto seolah dia yang mentraktir.
"Naruto-kun sendiri mau pesan apa?" kata Hinata balik bertanya.
"Aku mau ramen saja," ucap Naruto.
"Kalau begitu, aku mau ramen juga, oh ya, Naruto-kun mau minum apa?"
"Aku mau cappuccino saja. Hinata-chan sendiri bagaimana?"
"Aku mau teh dingin saja."
"Kalau begitu, aku pergi memesan dulu."
Hinata hanya mengangguk kecil.
Tak lama kemudian, Naruto kembali dari memesan.
Merekapun ngobrol dengan senang hati sampai pelayan kantin datang membawa pesanan mereka.
Yah, namanya juga sekolah elit, kantinnya saja sudah seperti restaurant.
Naruto dan Hinatapun mekan sambil ngobrol.
.
Sementara itu, di guru,
Terlihat Sasuke dan Sakura sedang menyusuri koridor ruang guru.
Mata onix sasuke melihat sebuah pintu, dipintu itu terdapat papan nama tertulis 'Prof Itachi's Room'
Ketika hendak membuka pintu ruangan Itachi, dia langsung dihentikan oleh Sakura.
"Sasuke, cepat sini!" bisik Sakura menarik tangan Sasuke kebawah jendela. Merekapun terduduk dibawah jendela dengan diam.
"Kau ini kenapa sih, Jidat?" protes Sasuke.
"Sssst!" kata Sakura menaruh jari telunjuknya dibibirnya. Sasuke hanya mengangkat sebelah alisnya karena bingung.
"Cepat lihat ke jendela! Tapi jangan sampai terlihat oleh Itachi sensei!" perintah Sakura dengan suara bisikan.
Sasuke hanya menurut, dia agak menaikkan badannya agar dapat melihat kedalam jendela yang ada diatasnya, diikuti oleh Sakura.
Mata onix Sasuke membulat ketika melihat kakaknya, berciuman dengan teman sekelasnya sendiri.
"A,apa itu Ino?" tanya Sasuke dengan nada keget pada Sakura yang ada di sampingnya.
"Ya, itu Ino-chan, jadi, dia diam-diam pacaran dengan Itachi sensei? Pantas saja tadi dia terlihat berseri-seri, ternyata karena Itachi senpai!" jelas Sakura dengan suara pelan.
Sasuke langsung terduduk dilantai, dia tertunduk sehinngga poni emonya kenutupi matanya.
Sakurapun terduduk disamping Sasuke.
"Kau baik-baik saja, Sasuke-kun?" tanya Sakura prihatin.
"Hmp." Terlihat bibir Sasuke menampakkan senyuman yang licik.
Sakura hanya melihat Sasuke dengan tatapan heran.
"Di sekolah yang mempunyai peraturan yang super ketat ini, melarang siswanya untuk pacaran, mereka boleh pacaran, jika berada diluar sekolah. Tapi ini, kakak dan mulut besar itu malah pacaran diruang guru. Apalagi antara murid dan guru… ini pasti akan menjadi info yang bagus," kata Sasuke dengan nada licik.
Sakura nampak terkejut mendengar perkataan Sasuke, "a, apa kau berniat untuk membocorkannya Sasuke-kun?" tanya Sakura.
"Tidak, aku akan biarkan mereka. Aku ingin melihat ketika mereka ketahuan, oleh kecerobohan mereka sendiri…" ujar Sasuke dengan senyuman liciknya.
Sakura hanya sweat drooped melihat Sasuke.
"Terserah kau Sasuke! Aku tidak mau ikut campur," ucap Sakura.
"Sakura…" panggil Sasuke dengan suara pelan.
"Apa?"
"Kau jangan beritahu hal ini pada siapa-siapa! Ini hanya antara kita berdua saja, mengerti?"
Sakura hanya mengangguk kecil tanda setuju.
Sasukepun berjalan menuju depan pintu ruangan Itachi, diikuti oleh Sakura.
Tok tok,
Sasukepun mengetuk pintu itu yang saat ini berada didepannya.
Itachi dan Ino yang mendengar itu, langsung melepas ciuman mereka dan menjauh. Itachi langsung duduk dikursinya dan Ino langsung berdiri didepan meja Itachi seperti seorang siswa yang dimarahi oleh gurunya.
"Siapa?" tanya Itachi.
"Sasuke," jawab Sasuke dari luar.
"Masuk, pintunya tidak dikunci, kata Itachi melipat tangannya didepan mulutnya.
Sasukepun membuka pintu dan berjalan menuju kakaknya, diikuti oleh Sakura.
"Ada apa Sasuke?" tanya Itachi menoleh kearah Sasuke.
"Aku ingin membahas soal yang kemarin," kata Sasuke menuju meja kakaknya.
"Ino-chan sedang apa disini?" tanya Sakura dari belakang Sasuke.
"A, aku baru saja ditegur karena rokku sudah kependekan, hehehe…" kata Ino memamerkan jari tengah dan telunjuknya.
Sakura hanya ber-oh-ria, padahal dia tahu kalau Ino sedang berdusta.
"Yamanaka-san, kau boleh keluar. Ingat, kau harus mengganti rok mu!" perintah Itachi bersandiwara.
"Ba, baik sensei," kata Ino meninggalkan ruangan itu.
"Kau juga boleh kelur Sakura!" perintah Sasuke.
Sakura hanya mengangguk kecil dan berjalan mengikuti Ino.
Yah, inilah awal dari perjalanan cinta mereka…
.
.
.
~TO BE CONTINUED~

0 komentar:

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut