fabfic Naruto Part 2

Sabtu, 03 November 2012
Happy Read…
.
.
.
Mata sakura terbelalak kaget ketika melihat seorang gadis, membawa tas yang cukup besar, muncul dari belakang guru Asuma.
'Jangan-jangan, dia…"
.
Chapter 2: Datangnya seorang gadis Hyuuga.
"Se…selamat malam…" sapa gadis itu lembut.
Rambutnya panjang berwarna indigo, kulitnya putih, bola matanya berwarna Lavender sama seperti Neji, tapi mata gadis ini berwarna lavender pekat.
"A…apa kau, yang bernama Hinata?" tanya Sakura ragu.
Gadis itu hanya tersenyum lembut.
"Ya, dia Hyuuga Hinata, dia adalah siswa pindahan dari SMU Suna," jelas guru Asuma.
Wajah ceria langsung tertampang diwajah Sakura.
"Tenten-chan, ayo kesini! Hinata sudah datang!" teriak Sakura membuat Asuma dan Hinata menjadi bingung.
Tentenpun keluar dari kamarnya dengan mengenakan piyama berwarna merah. "Kau ini kenapasih, Sakura? Kenapa kau teriak-teri…" belum sempat Tenten melanjutkan kalimatnya, mata coklatnya telah menangakap seorang gadis yang sudah tidak asing lagi untuknya.
"Hinata-chan!" teriak Tenten tak percaya.
"Tenten-chan?" balas Hinata dengan lembut.
"Baiklah, kalian harus akur! Kalian kutinggal dulu…." Kata Guru Asuma seraya meninggalkan tiga gadis itu.
"Iya Sensei…" ucap ketiganya hampir bersamaan.
"Jadi, kau yang namanya Hinata?" Tanya Sakura bersemangat.
"I…iya, kau pasti Sakura-chan," tebak Hinata.
"Lho, dari mana kau tahu?" tanya Sakura terkejut.
"Tenten-chan sering cerita tentangmu…" jelas Hinata lembut.
Sakurapun menatap Tenten dengan tatapan kagum.
"Sudahlah, kita bicara didalam saja," ujar Tenten mempersilahkan Hinata untuk masuk.
"Iya, Hinata-chan, silahkan masuk," sambung Sakura.
"Terima kasih…" kata Hinata seraya masuk kekamar mereka.
Dikamar…
"Jadi, Hinata-chan, kau mau ranjang yang mana? Tingkat satu? Tingkat dua? Atau ranjang biasa ini?" tanya Tenten seraya menunjuk ranjangnya.
"Iya, Hinata-chan, kau boleh pilih sesukamu kok!" sambung Sakura dengan ceria.
"A…aku mau ranjanng yang kosong saja," jawab Hinata memperhatikan sekelilingnya.
"Oh, ranjang yang kosong adalah ranjang itu, dulunya ditempati oleh Shion-chan, teman sekamar kami dulu, tapi dia sudah pindah di Otogakure," ucap Sakura menunjuk ranjang tingkat dua yang berada diatas ranjangnya.
"Ooh, terima kasih Sakura-chan," ucap HInata lembut.
"Oh ya, itu adalah lemarimu, Hinata-chan," kata Tenten menunjuk kearah sebuah lemari yang cukup besar berada disisi lain kamar itu. Lemari Hinata berada disebelah kiri, ditengah adalah lemari Sakura, lalu sebelah kananya adalah lemari Tenten.
"Terima kasih juga, Tenten-chan," ucap Hinata ceraya menuju lemarinya untuk merapikan barangnya, diikuti oleh Sakura dan Tenten.
"Boleh kami membantumu Hinata-chan?" tawar Tenten.
"Ti…tidak usah, aku tidak ingin merepotkan," ucap Hinata Sangaaaat lembut.
"Ka, kami tidak merasa direpotkan kok!" kata Sakura.
"Tidak… kalian itu sangat baik, tapi tidak usah, " kata Hinata bersikeras.
"Baiklah, Hinata, kalau sudah selesai kau pergi keranjangku ya!" pinta Tenten seraya meninggalkan Hinata dan Sakura.
"Kalau begitu, aku buat coklat panas dulu untuk kita bertiga, ya!" ucap Sakura seraya meninggalkan Hinata, untuk kedapur asramanya.
Hinata hanya tersenyum manis lalu kembali membereskan barangnya.
Setelah beberapa menit, Hinata menuju ranjang Tenten dengan mengenakan piyama berwarna violetnya.
Merekapun ngobrol dengan senang.
Tidak lama kemudian,Sakura datang dengan membawa tiga cangkir coklat panas, dan meletakkannya diatas ranjangnya.
"Kenapa kau lama sekali, Sakura-chan?" tanya Tenten mengambil satu cangkir coklat panasnya.
"Hehe… maaf, habis didapur asramanya tadi penuh, jadi aku harus antre untuk merebus air," kata Sakura menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Tidak apa-apakok," ucap Hinata juga mulai meneguk coklat panasnya.
Merekapun ngobrol bertiga sambil meminum coklat panas buatan Sakura, Hinata duduk disebelah Tenten, sedangkan Sakura duduk diranjangnya, berhadapan dengan Hinata dan Tenten.
.
.
.
Esoknya, dikelas 3-A
Terlihat Naruto, Sasuke, dan Neji sedang ngobrol dibangku Sasuke.
Sasuke terduduk dikursinya, sedangkan Naruto duduk diatas meja, dan Neji berdiri disamping Sasuke.
"Kau jahat sekali, Teme, kenapa kau tadi memasukkan sebungkus garam dimulutku ketika aku tertidur hah?" omel Naruto melipat tangannya didadanya.
"Itu karena kau tidak mau bangun!" kata Sasuke dengan wajah tanpa dosa.
Naruto hanya mendengus kesal, meratapi penderitaannya yang terus disiksa oleh dua temannya itu setiap pagi.
Yah, Sasuke dan Neji memang selalu melakukan segala cara untuk membangunkan Naruto dipagi hari, seperti dulu ketika Sasuke menghempas Sebuah semangka besar dikepala Naruto sampai semangka itu pecah, atau ketika Neji menyumpal mulut Naruto dengan biji duren, sampai mulutnya penuh biji duren.
"Huh, masih ada sepuluh menit sebelum pelajaran, aku mau ketoilet dulu," kata Naruto seraya berjalan menuju toilet meninggalkan Neji dan Sasuke.
Tidak lama kemudian, datanglah Sakura dan Tenten, mereka langsung pergi menuju tempat Sasuke dan Neji.
"Cih, dua cerewet itu sudah datang," ucap Sasuke ketus melihat Sakura dan Tenten yang mendatangi mereka.
"Untung saja Naruto pergi ke Toilet, kalau dia ada, sudah lengkap deh, 'trio cerewet' itu," sambung Neji.
"Selamat pagi, Neji-kun, Sasuke-kun!" sapa Sakura sok manis.
"Kenapa kalian terlihat senang sekali?" tanya Sasuke datar.
"Coba tebak, Hinata-chan tadi malam sudah datang! Dan hari ini dia akan mulai masuk belajar," jelas Tenten.
"Hah, benarkah?"
"Maksudku, oh, begituya?" kata Neji yang tadinya kelihatan senang lalu kembali stay cool.
Yah, sebenarnya Neji sangat senang dengan kabar itu, tapi dia tetap mempertahankan imagenya.
"Neji-kun, Tenten benar, Hinata itu benar-benar mirip denganmu, tapi entah kenapa Hinata itu terlihat sangat manis!" ucap Sakura pada Neji.
Sasuke langsung swaet dropped mendengar perkataan Sakura, 'manis?' batinnya.
Ia langsung membayangkan Neji didandani seperti perempuan, dan bersikap manis seperti perempuan.
"Hummmph…" Sasuke langsung membekap mulutnya dan menahan tawanya.
"Kau kenapa, Sasuke-kun?" tanya Sakura.
"Tidak," ucap Sasuke singkat berusaha mempertahankan image coolnya.
"Lalu, dimana Hinata?" tanya Neji datar.
"Dia sedang mengurus adrimistrasi," jawab Tenten.
Neji hanya ber-oh-ria.
Sementara itu,
"Haaah… leganyaaa…" gumam Naruto baru saja keluar dari toilet.
Narutopun berjalan melewati koridor sekolah yang cukup luas itu, melewati kelas demi kelas.
Dia melihat beberapa kelas sudah dimasuki oleh guru pengajar.
"Aduuuh! Gawwwaat, pelajaran sudah dimulai," gumam Naruto lagi.
Ketika Naruto melewati ruang komite, kristal Sapphire yang ada pada bola matanya melihat seorang gadis terlihat kebingungan.
Narutopun mendekati gadis berambut indigo itu.
"Hei nona, kau sedang apa disini? Sekarang pelajaran sudah dimulai," sapa Naruto dengan gaya khasnya.
"Eh, a…anu," kata gadis atau lebih tepatnya dipanggil Hinata.
Naruto melihat bola mata lavender Hinata, dia langsung ingat pada Neji. Tapi sayangnya otak standar Naruto tidak berpikir sejauh yang kalian pikirkan.
"Ada apa?" tanya Naruto.
"Aku sedang mencari ruang adrimistrasi." Jawab Hinata.
"Ooh, ruang adrimistrasi itu jauuuh sekali dari sini! Yaaah, sekolah yang membosankan ini memang sangat luas!" ujar Naruto menunjukkan cengiran khasnya.
Hinata hanya tersenyum kecil melihat tingkah lucu dari Naruto tapi kemudian kembali lesu.
"Jauh sekali ya…" gumam Hinata dengan suara sangat kecil namun dapat didengar oleh Naruto.
"Kalau begitu, biar kuantar kau ke Ruang adrimistrasi," ajak Naruto.
"Eh, ti,tidak usah! Pelajarankan sudah dimulai, nanti kamu terlambat," tolak Hinata secara lembut.
"Aaaah, aku sudah terbiasa dihukum, kok!" ujar Naruto menunjukkan cengiran khasnya.
"Ta…tapi," belum sempat Hinata melanjutkuan kata-katanya, Naruto sudah keburu menarik tangannya, "Ayo," ajak Naruto.
Hinata hanya pasrah dan mengikuti Naruto yang saat ini menggenggam tangannya.
Semburat merah terlihat dipipi Hinata, sedangkan Naruto hanya bersikap seperti biasa.
.
.
.
Didepan ruang adrimistrasi,
"Nah, ini ruang adrimistrasinya," ucap Naruto melepas genngamannya.
"A, anu," kata Hinata menaruh tangan yang sudah digenggam Naruto didadanya.
"Ya,ya, kalau begitu, aku pergi dula ya!" ucap Naruto seraya berlari meninggalkan Hinata.
"Eh, tung…" belum sempat Hinata melanjutkan perkataannya, Naruto sudah menjauh.
"Haaah, padahal aku belu tahu namanya, bahkan belum sempat berterima kasih," gumam Hinata.
"Semoga kami biba bertemu lagi…" sambungnya.
Sementara itu, Naruto tengah berlari secepat yang ia bisa.
"Aduuuh, gawwaaat, pelajaran sudah dimulaaai!" gumam Naruto.
Akhirnya dia berhasil sampai kekelas, tapi sayangnya dia sedang sial, guru Geografi, Anko, sudah mengajar dikelasnya.
Anko adalah salah salah satu guru killer di KHS.
"Ma, maaf, saya terlambat," ucap Naruto gemetaran.
Anko lalu menatap Naruto dengan death glarenya. Membuat Naruto tambah kaget.
"Kenapa kau terlambat?" tanya Anko.
"Sa,saya tadi dari toilet." Jawab Naruto gugup.
"AKU TIDAK TERIMA ALASAN! CEPAT BERDIRI DILUAR SAMPAI PELAJARANKU SELESAI!" bentak Anko seraya kembali masuk mengajar.
Akhirnya Naruto menurut dan berdiri didepan kelas sampai waktu istirahat.
.
.
.
Kring kring kring,
Terdengar suara bel menandakan waktu istirahat.
Tidak lama setelah itu, Anko keluar dari kelasnya. Dia melirik kearah Naruto yang menatapnya dengan tatapan hormat.
"Lain kali jangan terlambat!" ucap Anko singkat lalu meninggalkan Naruto.
"Haaah legaaa…" gumam Naruto masuk kekelasnya dan menghmpiri teman-temannya.
"Kenapa tadi kau terlambat Naruto-kun?" tanya Sakura.
"Berbuat baik." Ucap Naruto singkat.
Sakura hanya menatap Naruto dengan tatapan bingung.
"Oh, ya, nanti pelajaran Matematika kan!" kata Tenten membuka obrolan.
"Ya, Minato Sensei," sambung Sakura.
"Ngomong-ngomong, Naruto-kun, kalau dirumah, kau panggil Minato sensei apa? Ayah, atau Sensei?" tanya Tenten.
"Tentu saja Ayah! Beda dengan Teme itu, disekolahpun, dia tetap memanggil Itachi sensei dengan sebutan Kakak," ejek Naruto sambil melirik kearah Sasuke.
Sasuke hanya menatap ketus Naruto.
.
Tibalah saatnya untuk pelajaran kedua, para siswa duduk dibangku masing-masing, seraya menunggu guru pengajar.
Tidak lama kemudian, masuklah pria berperanakan sama seperti Narito masuk kekelas itu. Dialah Namikaze Minato.
"Semuanya," kata Minato hendak memberi tahu sesuatu.
Seisi kelas tampak memperhatikan Minato.
"Hari ini kalian kedatangan murid baru, masuklah Hyuuga-san!" kata Minato memanggil seseorang dari luar kelas.
"Ba…baik, sensei-sama," ucap orang itu masuk kedalam kelas.
Semua mata tertuju pada seorang gadis yang masuk kekelas itu. Tampak seorang gadis cantik berambut panjang warna Indigo, dia memiliki bola mata berwarna lavender pekat. Kulitnya putih mulus.
Wajah senang tertampang diwajah Sakura dan Tenten, sedangkan Naruto terlihat terkejut, Sasuke dan Neji hanya biasa-biasa saja, sedangkan yang lainnya melihat Hinata dengan tatapan kagum.
"Hyuuga-san, perkenalkan dirimu!" perintah Minato.
"Ba, baik! Nama saya Hyuuga Hinata, saya pindahan dari SMU Suna," kata Hinata tersenyum manis.
"Hinata ini adalah anak dari Hisazhi, salah satu menyumbang terbesar disekolah ini. Dia juga adalah sepupunya Hyuuga Neji. Sensei harap, kalian baik padanya." Jelas Minato.
"Hyuuga-san, kau boleh duduk disebelah Naruto, Naruto, angkat tanganmu!" perintah Minato.
Narutopun mengangkat tangannya, Hinata terlihat agak terkejut melihat Naruto. Diapun nerjalan menuj bangku disebelah Naruto.
Naruto dan Hinata hanya diam dan menyimak pelajaran tanpa sepatah katapun.
.
.
.
Istirahat kedua,
"Huwaaah! Akhirnya selesai jugaaa," ucap Naruto ketika Minato keluar kelas.
Hinata dengan malu-malu menyapa Naruto, "Na, Naruto-kun…"
Naruto lalu menoleh kearah orang yang menyapanya, "Eh, jadi kau yang bernama Hinata? Waaah, aku tidak menyangka kalau aku akan bertemu kamu," ucap Naruto bersemangat.
"I…iya, Naruto-kun, terima kasih ya…"
"Hah, terima kasih untuk apa?"
"T, tadikan kau sudah menolongku , dan aku be, belum sempat berterima kasih,"
"Oh, itu, sudahlah… itu hanya masalah kecil!"
Lalu, datanglah Sakura, Tenten, Neji, dan Sasuke (yang dipaksa) menemui mereka.
"Waaah, kalian sudah saling kenal, ya?" tanya Tenten dengan meksud menggoda.
"I, iya, t…tadi Naruto-kun yang menolongku." Jelas Hinata.
"Menolong?" kata Sakura menaikkan sebelah alisnya.
"I, iya… tadi Naruto-kun yang mengantarku ke ruang adrimistrasi," kata Hinata malu-malu.
"Jadi, itu alasannya kau terlambat Dobe? Rasakan! Kau sok baik pada cewek! Makannya kau dihukum Anko sensei!" ejek Sasuke.
"Apa katamu?" tanya Naruto kesal.
"Ja, jadi, Naruto-kun dihukum? Ma,maafkan aku Naruto-kun! Kau jadi dihukum gara-gara aku," ucap Hinata menyesal.
"Bukankok, Hinata-chan! aku dihukum bukan gara-gara kamu! Benarkan Teme?" Naruto lalu menatap Sasuke dengan death glare seakan member isyarat 'ini semua gara-gara kamu!'
Sasuke hanya memutar bola mata onixnya, "terserah." Ucap Sasuke ketus.
"Hinata, bagaimana kabarmu?" tanya Neji.
"Ah, Neji-kun! A,aku baik-baik saja, Neji-kun sendiri bagaimana?" jawab Hinata.
"Seperti biasa," ucap Neji datar.
Hinata hanya tersenyum lembut, ia lalu menoleh kearah Sasuke. Hinata memperhatikan Sasuke dengan tatapan bingung.
"Apa yang kau lihat?" ucap Sasuke cuek.
"Eh, a, anu… a,aku belum mengenalmu, si,siapa namamu?" tanya Hinata lembut.
"Dia adalah Teme! Teman sekamarku dan baka Neji!" jawab Naruto sewot.
"Te, teme?" kata Hinata bingung.
Sakura langsung menjetak kepala Naruto, "Dia ini Uciha Sasuke," jelas Sakura ikutan sewot.
Hinata hanya ber-oh-ria.
"Ngomong-ngomong, Tenten-chan, kau bilang Hinata-chan mirip dengan Baka Neji, tapi mereka jauh beda kok! Baka Neji itu orangnya buram dan pahit! Hinata-chan ini orangnya sangat maniskok,"ucap Naruto polos.
Rona merah langsung terlihat dipipi mulus Hinata.
"Gwaaa, wajah Hinata-chan memerah!" goda Sakura.
"Ti, tidak…" elak Hinata memegang kedua pipinya.
"Pasti gara-gara dipuji Naruto!" goda Tenten.
"Hah? Gara-gara aku? Apa itu benar Hinata-chan?" tanya Naruto polos.
"Bu, bukan kok, i…ini bukan gara-gara Naruto-kun!" ujar Hinata menutupi wajah merahnya.
Keempat orang itupun tertawa bersama.
"Cih, baru kenal, langsung akrab sekali…" gumam Neji datar tapi dengan nada memuji.
"Payah!" ucap Sasuke yang mendengar gumaman Neji.
'Neji versi perempuan…' batin Sasuke sambil memperhatikan Hinata.
"Hummph," Sasuke membekap mulutnya menahan tawanya.
"Kau kenapa Teme?" tanya Neji datar.
"Tidak." Ucap Sasuke datar meskipun harus berkeringat dingin menahan tawanya.
'Melihat Neji yang versi cewek itu, benar-benar memuakkan! Rasanya aku ingin muntah! siHinata itu memang seperti Neji yang entah dikutuk oleh siapa menjadi seorang perempuan!' umpat Sasuke dalam hati.
"Yosh! Hinata-chan, sekarang kau sudah menjadi bagian dari kami!" kata Naruto bersemangat.
Hinata Hanya tersenyum lembut.
.
.
.
~TO BE CONTINUED~

0 komentar:

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut