fanfic Naruto Part 5

Sabtu, 03 November 2012
Chapter 5 : 'Rahasia Yang Terbongkar'
.
"Hwaaamh! Tidurku semalam nyenyak sekaliiii!" gumam Naruto baru bangun dari tidurnya.
Naruto mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling kamarnya.
Lalu dia melihat kebawah ranjangnya.
Senyum terlihat jelas dibibirnya ketika mata sapphirenya melihat dua sosok pemuda yang kini masih terlelap di tempat yang berbeda.
"Hihihiiii… saatnya pembalasan!" gumam Naruto seraya turun dari ranjang bertingkatnya lalu menuju ke kamar mandi.
Di kamar mandi, dia mengisi dua ember berukuran sedang dengan air, lalu menambahkan sabun cair masing-masing di ember itu.
Dia pun keluar dari kamar mandi, seraya membawa dua ember berisi air sabun itu.
"HEEEII, BANGUUUN!" teriak Naruto lalu menyiramkan isi dari ember itu pada Sasuke dan Neji yang masih tidur lelap.
Otomatis Neji dan Sasuke terbangun dari tidurnya.
Hening…
"Aaaakh! Mataku periiiih!" rintih keduanya sambil memegangi mata mereka.
"Sialan kau Dobe! Apa ini?" bentak Neji yang masih memegang kedua matanya.
"Haha, itu air sabuuun!" kata Naruto sambil tertawa terbahak-bahak.
"Sial…" kata Sasuke lalu berlari ke kamar mandi untuk cuci muka disusul oleh Neji.
Yah, sudah tiga tahun mereka bertiga tinggal di kamar ini. Tidak heran kalau mereka begitu hafal selak beluk dari kamar mereka meski dengan mata tertutup.
.
Di koridor sekolah,
Neji, Naruto, dan Sasuke nampak berjalan bersama untuk menuju kelas mereka.
Terlihat dua benjolan besar di kepala Naruto.
"Uuuugh, sakit sekaliii! Kenapa kalian menjitakku?" protes Naruto memegangi kepalanya.
Kedua temannya itu hanya cuek dan tak memperdulikan Naruto, kasihan…
"Ngomong-ngomong, kau tumben sekali bangun cepat, Dobe," ujar Neji membuka obrolan.
"Haha, Hinata-chan memberiku tips agar tidak telat bangun," kata Naruto dengan bangga.
"Tips?" kata Sasuke bingung.
"Hinata?" sambung Neji.
"Iyaaa! Dia bilang kalau kita ingin tidur nyenyak, sebelum tidur sebaiknya kita meminum segelas susu hangat, begitu katanya." Jelas Naruto.
Sasuke dan Neji hanya ber-oh-ria.
.
Di kelas,
"Bagaimana rencana kami?" ujar Sakura dengan bangga setelah menjelaskan rencananya beserta dua orang teman sekamarnya.
"Hn, kurasa itu rencana yang bagus," puji Sasuke dengan datar.
"Kami bertiga mengintai Itachi sensei, dan kalian bertiga mengintai Ino?" jelas Neji mempersingkat kalimat Sakura.
"Tapi, kapan?" tanya Hinata.
"Ya hari ini!" ujar tenten bersemangat.
"Kita juga haris membawa kamera," ujar Neji.
"Kamera? Untuk apa?" tanya Naruto menaikkan sebelah alisnya.
"Ya, untuk memotret mereka kalau sedang bermesraan Naruto!" jelas Tenten.
"Sebagai bukti," sambung Sakura.
"Bukti?" tanya Naruto lagi.
"Setelah kita berhasil mendapatkan bukti, kita akan menekan Ino dan kakak untuk mengakui kalau mereka pacaran," jelas Sasuke.
"Dan jika mereka masih mengelak, kita tunjukkan bukti yang klita dapat pada mereka," sambung Neji.
Naruto hanya mengangguk mengerti.
"Se, sebaiknya kita pakai handphone saja untuk memotret, karena jika membawa kamera, orang-orang akan curiga atau bingung," usul Hinata sambil memainkan jari telunjuknya.
"Itu ide yang begus, Hinata-chan!" ujar Sakura setuju.
"Yosh, hari ini, ayo berusaha!" ujar Naruto bersemangat.
"YA!" kata semuanya dengan kompak.
.
Penyelidikan pun dimulai…
Waktu istirahat, terlihat Ino sedang celingak-celinguk, membuat SakuHinaTen menjadi curiga.
Ino lalu berlari kecil menuju ruang guru, diikuti oleh tiga sekawan itu.
Ino pun mengetuk kecil pintu yang bertuliskan 'Prof. Itachi's Room'.
"Siapa?" tanya orang dari dalam tidak lain adalah Itachi.
"A, aku…" jawab Ino dengan semburat merah yang ada di pipinya.
"Masuk." Ujar Itachi.
Ino pun masuk keruangan Itachi.
Semantara itu, di luar ruangan, tim cewek (Hinata, Sakura, Tenten) bertemu dengan tim cowok (Naruto, Sasuke, Neji).
Mereka ber-enam pun mengintip apa yang dilakukan Itachi dan Ino lewat jendela.
"Gwaaa, mereka berpelukaaan!" histeris Tenten dengan suara pelan.
"Cepat foto!" ujar Sasuke mengambil handphon kamera dari saku blezernya.
Jepret.
Satu gambar ItaIno berhasil didapatkan.
Jepret.
Jepret.
Jepret.
Beberapa foto sudah berada di ponsel Sasuke.
"Waaah, kau hebat Teme!" puji Naruto menepuk keras bahu Sasuke.
"Sial kau Dobe!" protes Sasuke mengelus bahunya.
"SSttttt!" bisik Neji.
"Oke, ayo pergi!" ajak Tenten.
"Tunggu dulu, tunggu sampai mereka ciuman!" cegah Naruto dengan senyuman khasnya.
"Kau itu mesum juga, Naruto!" sindir Sakura.
"Bukan begituuu…" elak Naruto.
"Ssstttt! Kalian bisa diam gak sih?" bisik Neji kesal.
Naruto dan Sakura hanya menggaruk kepala mereka yang tidak gatal itu.
"Hehe, maaf…" ucap keduanya pelan.
Hinata hanya tersenyum lembut.
.
"Itachi-kun, pelajaranmu sangat menyenangkan!" ucap Ino dari dalam ruangan, membuat ke-enam pengintai itu menguping meskipun suaranya agak samar-samar.
"Haha, benarkah? Bukankah dulu kau tidak suka pelajaran bahasa Jerman?" sindir Itachi.
"He~ kau ini bisa saja!" ucap Ino mengecup lembut pipi Itachi.
Ya, saat ini Ino sedang berada di pangkuan Itachi. Tangannya memegang leher Itachi sedangkan tangan Itachi mamegangi pinggang Ino. Kalian bisa bayangkan betapa mesranya mereka berdua.
Tentu saja, adegan mesra mereka dapat tertangkap oleh HP kamera Sasuke.
"Waaaah, mereka mesra sekaliii…" puji Sakura dengan sedikit rona merah di pipinya.
"Andaikan saja aku punya pacar…" gumam Tenten.
"Haha, jangan ngaur!" ejek Naruto.
Sakura dan Tenten memberikan Death glare mereka pada Naruto, sukses membuat Naruto diam.
"A,ayo kita kembali, mu,mungkin fotonya sudah cukup," usul Hinata.
"Yosh, aku setuju! Lagipula aku sudah lelah bersempit-sempitan dengan kalian disini!" keluh Naruto.
"Baiklah, ayo kembali kekelas," kata Tenten seraya meninggalkan kelima temannya, disusul oleh lima temannya tersebut.
.
"Oke, kapan kita akan mengintrogasi Itachi Sensei dan Ino?" tanya Sakura setibanya di kelas.
"Hm, mungkin lebih cepat, lebih baik," kata Neji melipat kedua tangannya di dadanya.
"Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti?" usul Naruto asal-asalan.
"Hn, boleh juga. Tumben otakmu itu encer, Dobe!" puji sekaligus ejek Sasuke.
"Oke," kata Tenten dan Hinata.
.
Sepulang sekolah.
"Ino-chaaan!" panggil Sakura.
Ino lalu berbalik ke sumber suara, mata biru lautnya melihat tiga orang teman sekelasnya tengah berlari, berusaha menyusulnya.
"Ada apa, Sakura, Tenten, Hinata?" tanya Ino pada tiga orang tersebut.
"A,anu, kita bisa bicara tidak?"kata Tenten.
"Bicara? Bicara apaan? Dimana? Kapan?" tanya Ino lagi.
"Yah pembicaraan yang penting," jawab Sakura.
"Di kamar kami," sambung Hinata.
"Ya sekarang," sambung Tenten.
Ino nampak berpikir sejenak, "hn, baiklah," ujar Ino.
Senyuman puas terlihat di wajah tiga orang itu.
"Kalau begitu, ayo pergi," ujar Hinata.
Mereka ber-empat pun pulang bersama menuju kamar 315.
.
Sementara itu, di ruangan Itachi.
"Bertanya? Tanya apa?" tanya Itachi pada tiga orang muridnya.
"Yaaah, pokoknya bertanya lah!" jawab Naruto tidak sopan.
"Baiklah, dimana? Kapan?"
"Kalau bisa sih, sekarang," jawab Neji.
"Di sini saja," sambung Sasuke.
"Baiklah, apa yang ingin kalian tanyakan?" tanya Itachi duduk di kursinya sedangkan ketiga sekawan itu kini tengah berdiri di depan meja Itachi.
.
"Hah? Pacaran dengan Itachi sensei? Mana mungkin…" elak Ino yang saat ini sedang duduk di sisi ranjang Tenten. Sedangkan Hinata, Tenten, dan Sakura tengah terduduk di sisi ranjang Sakura.
"Jangan bohong, Ino-chan!" tekan Tenten.
"A,aku tidak bohong!" elak Ino.
.
"Lalu bagaimana sensei menjelaskan tentang ini?"kata Naruto seraya memperlihatkan foto mesra ItaIno yang tadi sudah dicuci di ruang computer.
"Da,dari mana kalian mendapatkan itu?" tanya Itachi dengan nada terkejut.
"Kami tadi mengambilnya ketika kami sedang mengintai sensei," jawab Neji.
.
"I,itu tidak mungkin!" kata Ino dengan gemetaran.
"Ino-chan, tolong jelaskan pada kamiii, sebenarnya apa hubunganmu pada Itachi sensei?" tanya Hinata sopan jauh berbeda dengan Sakura dan Tenten.
"I,itu…" kata Ino yang dipenuhi oleh keringat dingin.
.
"Kakak, cepat jelaskan semuanya!" tekan Sasuke.
.
"Ya, se,sebenarnya, aku dan Itachi-kun sudah pacaran selama setahun," ungkap Ino
"Se,setahun?" tanya Hinata.
.
"Ya, waktu itu…"
Flash Black,
"Hwaaaah, buku ini berat sekaliiii!" keluh Ino seraya membawa tumpukan buku super tebal.
"Nona, bisa kubantu?" tanya Itachi dari belakang.
"K,kau kelas tiga ya?" tanya Ino menoleh kebelakang.
Itachi hanya memberi senyuman lembut pada Ino.
"Sepertinya kau kesulitan ya? Biar kubantu," ujar Itachi lalu mengambil beberapa buku Ino.
"Te,terima kasih senpai…" ucap Ino lirih.
Mereka pun berjalan menyusuri koridor sekolah hingga akhirnya sampai di kelas Ino.
"Oh, jadi kau kelas 2-A?" tanya Itachi.
"I,iya, senpai kelas berapa?" jawab sekaligus tanya Ino.
Itachi lalu kembali memberikan senyuman lembut seperti tadi lalu meninggalkan Ino.
Ino hanya menatap punggung Itachi yang semakin menjauh.
Flach Black end.
.
"Lalu setelah itu, aku baru tau kalau Itachi-kun itu adalah seorang guru," ungkap Ino.
.
"Dan kami lalu semakin dekat, dan aku pun menembaknya, lalu kami jadian deh," jelas Itachi.
NaruHina, SasuSaku, dan NejiTen hanya mengangguk mengerti.
"Kalian tidak takut? Itukan melanggar peraturan?" tanya Sakura dan Sasuke secara bersamaan meskipun di tempat yang berbeda.
"Tidak, rasa cinta kami itu jauh melebihi rasa takut kami pada peraturan." Ucap Itachi dan Ini secara bersamaan pula.
Ke-enam sekawan itu nampak terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh pasangan kekasih tersebut.
"K,kau hebat Ino-chan," puji Hinata.
"Kumohon, jangan beritahu siapa pun tentang ini!" belas Ino.
"Tentu saja tidak akan. Kami hanya ingin mengetahui kebenarannya kok," ujar Tenten.
"Te,terima kasih," ucap Ino.
"Baiklah, kau boleh kembali ke kamarmu," kata Sakura.
"Bi,biar aku mengantarmu ke kamarmu, Ino-chan," usul Hinata.
Ino dan Hinata pun meninggalkan Sakura dan Tenten yang masih terbenong.
Sementara itu,
"Baiklah, kami janji! Kami tidak akan memberitahukan pada siapa-siapa kok!" ujar Naruto memamerkan jempolnya.
"Kalau begitu, kami pergi dulu sensei," izin Neji seraya menunduk lalu meninggalkan ruangan itu disusul oleh Sasuke dan Naruto.
Pi pi pi pi…
Ponsel Sasuke lalu berbunyi, "ada pesan" gumamnya.
From : jidat lebar
No Tittle
Misi berhasil! Kalian bagaimana?
"Misi para cewek itu berhasil," ujar Sasuke.
"Waaah, syukurlah!" ujar Naruto.
Mereka pun kembali ke asrama mereka.
Sementara itu,
Pi pi pi pi…
Sekarang giliran ponsel Sakura yang berbunyi.
From : Sasuke-kun (pantat ayam)
No tittle
Sukses.
"Hwaaah, misi para cowok juga berhasil!" ujar Sakura pada Tenten.
"Bagus deh, kalau begitu.
Sementara itu, diruangan Itachi.
Itachi nampak menelpon seseorang.
"Halo?" tanya Itachi dari ruang guru.
"Halo, ada apa Itachi-kun?" tanya Ino dari asramanya.
"Apa tiga orang teman sekelasmu tadi menemuimu?" tanya Itachi.
"I,iya, jadi mereka juga menemui Itachi-kun yah?" tanya Ino dengan nada khawatir.
"Ya,"
"Aduuuh, bagaimana ini?"
"Tidak apa, aku bisa mempercayai mereka."
"Kalau Itachi-kun bilang begitu, ya sudah…"
"Yang terpenting, kita tidak boleh ceroboh lagi.
"I, iya…"
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi,"
"Sampai jumpa Itachi-kun,"
"I love you…"
"I love you too,"
Mereka pun menutup telpon mereka masing-masing.
.
.
.
~TOBE CONTINUED~

0 komentar:

Translate

Mengenai Saya

Foto saya
Saya cuma seorang blogger beginner...mohon di maklumi

Pengikut