Dilema Cinta Diantara Sahabat
By Sakura Dini
Disclaimer: Naruto-Masashi Kishimoto
Pairing: NaruHinaSasuSakuNaru (tentang cinta segi empat)
Warning: OOC (dikit)
PERKENALAN
Chapter 2
Sayang seribu sayang. Pancaran Mata onyx-nya terhalang oleh sesuatu. Ia menggunakan kacamata.
Pemuda itu berjalan menuju muka kelas.
Naruto memperhatikan sosok yang berdiri di depan kelasnya. Dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Itu kan~~" ujar Naruto
"Nah. Ini dia teman baru kalian. Mulai sekarang Dia akan belajar bersama dengan kita semua. Sekarang perkenalkan dirimu Nak!" ujar Kakashi tersenyum di balik maskernya.
"Hn" anak baru itu mengangguk. "Nama Saya~~" tiba-tiba Naruto memotong perkataan anak baru itu.
"TEMEEE!!" teriak Naruto sambil menunjuk anak baru yang berada di muka kelas.
"Jangan bertingkah BODOH NARUTO!!" seru Sakura yang berada di belakang Naruto sembari melayangkan satu pukulan tepat ke kepala Naruto.
'BLETAK!!' satu jitakan berhasil mendarat di kepala Naruto (Jangan ditiru y!)
"Aw!" keluh Naruto sembari memegang kepalanya yang sakitnya bukan main.
"Maafkan teman kami ini. Silahkan dilanjutkan perkenalannya…" Ujar Sakura tersenyum kepada anak baru itu.
Satu kata yang dipikirkan anak itu saat melihat Sakura dari balik kacamatanya.
Bukan kata 'Cantik'
bukan pula kata 'Manis'
atau 'Indah'.
Tapi kata….
'GALAK' batin anak baru itu.
Anak laki-laki itu pun melanjutkan perkenalan dirinya.
"Nama Saya Uchi~~"
"Ohayougosaimatsu Sensei" suara lembut itu muncul dari pintu kelas. Sekali lagi. Ada yang memotong perkataan Anak baru itu.
Semua pandangan siswa di kelas teralih ke sosok yang baru datang itu. Gadis berambut indigo dengan mata Lavender.
"Hinata-chan!!" seru Naruto. Senyuman lebar berkembang (?) di wajahnya.
"Gomen… Sensei… Sa-ya… ter…lam-bat…" ujar Hinata sambil menundukkan kepalanya sehingga menutupi mata Lavendernya.
"Tidak apa-apa Hyuuga-san. Saya juga pernah terlambat." Kakashi terkekeh.
'bukan pernah terlambat. Tapi selalu terlambat. Kecuali untuk hari ini' batin Naruto.
"Silahkan duduk Hyuuga-san."
"Arigato Sensei" Hinata pun berjalan melewati anak baru (yang masih berdiri di muka kelas).
Hinata duduk di bangkunya yang berada di samping bangku Naruto.
"Bisa saya lanjutkanSensei?" Tanya anak baru itu.
"Oh tentu saja!"
"Nama Saya UCHIHA SASUKE. Pindahan dari Ame High Scholl di Ame City."
"Hanya itu saja perkenalanmu Uchiha-san?"
"Hn" Sasuke mengangguk.
"Nah Uchiha-san, sekarang duduklah di sana!" Kakashi menunjuk bangku kosong yang berada di belakang Hinata dan di samping bangku Sakura.
Sasuke pun berjalan menuju bangku barunya. Merasa ada yang memperhatikannya sejak tadi sampai ia duduk dengan tenang. Sasuke menoleh ke arah Naruto.
Seperti biasa. Naruto tersenyum lebar kepada Sasuke seolah mengatakan 'selamat datang kembali Teme'
Mata onyx Sasuke lalu melihat sosok yang duduk dibelakang Naruto. Gadis bertopi merah dengan tulisan 'SA' di topinya, juga melihat Sasuke dengan lekat.
Mata emerald bertemu dengan mata onyx tapi terhalang oleh kacamata yang digunakan si mata onyx.
'dia… sepertinya aku pernah melihat dia… dimana ya?... rambutnya… mirip sesuatu… tapi apa ya? … Pantat ayam?!' batin Sakura.
"Kau lihat apa?" Tanya Sasuke membuyarkan semua lamunan Sakura
"Ah! Tidak! Aku tidak lihat apa-apa!" Sakura membuang mukanya ke arah lain.
'Kenapa dia?' batin Sasuke.
Di Konoha High School. Satu siswa menempati satu bangku. Di kelas XI-A, Naruto duduk di bangku baris ke 2 dari pintu kelas dan deret ke 3 dari papan tulis. Bangku Hinata di samping Naruto. Bangku Sakura di belakang Naruto. Dan Bangku yang baru ditempati Sasuke ada di belakang Hinata yang juga berada di samping Sakura. bisa dibayangin gak? Back to story…
Bel istirahat berbunyi. Semua siswa berhambur keluar kelas.
"Oi Teme! Ke kantin yuk!" ajak Naruto
"Tidak Dobe. Aku mau ke perpustakaan saja" tolak Sasuke.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu" Naruto bersemangat
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri"
"Kau ini kan anak baru disini Teme! Bisa-bisa nanti kau akan tersesat"
"Itu tidak akan terjadi Baka! Aku bukan anak kecil"
"Hahaha… kau tidak pernah berubah sejak 5 tahun yang lalu"
"Diam kau!" Sasuke melempar Death glare kepada Naruto.
"Naruto! Kau tidak ikut kami ke kantin?" Tanya Sakura menghampiri Naruto diikuti dengan Hinata yang tersenyum simpul kepada Naruto.
"Tentu saja! Oh ya. Saku-chan. Hinata-chan. Kenalan dulu dengan teman lamaku" ujar Naruto sambil menunjuk ke arah sampingnya yang kosong. "Hah! Kemana dia?" Tanya Naruto karena melihat Sasuke sudah menghilang dari sampingnya berdiri.
"Di…dia su-dah… pergi… Naruto-kun" jawab Hinata sambil menunjuk Sasuke yang berjalan sendirian dari kejauhan.
"Huh! Dasar teme keras kepala!" gerutu Naruto melihat Sasuke dari jauh.
"Kau jadi ikut ke kantin atau tidak?" Tanya Sakura Lagi.
"Kalian duluan saja. Nanti aku akan menyusul. oh ya. Saku-chan. Pesankan aku mi ramen ya? aku tidak mau kehabisan stok mi ramen." Kata Naruto. Ia lalu berlari menyusul Sasuke.
"Dasar! Lagipula siapa juga yang akan menghabiskan stok mi ramen di kantin kalau bukan dia." Guman Sakura. Hinata hanya tertawa kecil.
*#~o0o~#*
"Teme! Sejak kapan kau kembali ke Konoha?" Tanya Naruto memulai pembicaraan.
"Bukan urusanmu"
"Kenapa kau kembali lagi?"
"Bukan urusanmu"
"Apa yang kau cari disini?"
"Bukan urusanmu"
"Kasus apa yang kau tangani?"
"Bukan urus~" Sasuke tercengang mendengar pertanyaan Naruto yang terakhir. Sasuke menghentikan langkahnya hanya untuk beberapa detik lalu kembali berjalan. Sedangkan Naruto terus saja berjalan dengan santainya.
"kau ini bicara apa sih Naruto?" Tanya Sasuke kepada Naruto. Mereka berdua kembali berjalan sambil mengobrol.
"hahahaha… jangan coba membohongiku. apa kau lupa? Aku ini kan anak walikota Konoha City. Jadi aku tau semua tentang warga Konoha. Termasuk siapa saja yang menjadi anggota Anbu Rahasia." Jawab Naruto dengan penekanan 2kata terakhir tapi setengah berbisik berusaha tidak menarik perhatian siswa yang lain.
"Lalu? Apa hubungannya denganku?" Tanya Sasuke lagi
"Jangan pura-pura bodoh. Sasuke Uchiha. Kau adalah anggota Anbu Rahasia termuda" jawab Naruto dengan sangat yakin.
"Kau dapat informasi yang salah Naruto"
"Tidak mungkin! Ayahku yang memberitahukan aku"
"Kau sudah dibohongi oleh paman Minato"
"APAA? Kau tidak membohongiku kan?"
"Tidak. Aku memang bukan anggota anbu rahasia. Tapi aku masih cadangan anbu rahasia"
"Cadangan?"
"Hn. Hanya cadangan saja. Tapi setelah aku berhasil memecahkan kasus pertamaku. Aku akan resmi diangkat menjadi anggota yang sah. Lagipula, bukan aku yang termuda. Karena cadangan anbu rahasia yang seusia kita masih banyak. Terutama di sekolah ini" jelas Sasuke.
"Apa? Banyak katamu? Siapa saja?" Tanya Naruto tuk kesekian kalinya.
"Itu bukan urusanmu. Kau kan bukan termasuk bagian dari kami" Sasuke menyeringai. Seolah mengatakan 'kau-itu-hanya-siswa-biasa-Naruto'
"Huh! Dasar teme pelit!" seru Naruto.
Akhirnya mereka berdua menghentikan langkah kakinya. Tepat di depan sebuah ruangan mereka berhenti. Di depan pintu bagian atas ada papan yang bertuliskan 'library'. Di dalam ruangan itu terdapat beberapa rak buku disusun berbentuk maze. Ada pula beberapa siswa yang sedang membaca buku ataupun masih memilih-milih buku yang mereka cari.
Ada juga guru penjaga perpustakaan yang duduk di sudut ruangan. Rambutnya yang keperakan dikuncir satu dan juga mengunakan kacamata. Sasuke menyeringai melihat guru penjaga perpustakaan dari luar perpustakaan. Ia membatin 'Kabuto'.
"Sampai di sini saja aku mengantarmu teme. Aku tidak mau masuk ke tempat yang membosankan itu. Lebih baik aku ke kantin saja." Kata Naruto seraya melangkah meninggalkan Sasuke.
"Tunggu dobe!" seru Sasuke sehingga membuat naruto menghentikan langkahnya. Naruto menoleh kebelakang melihat Sasuke menghampiri dirinya.
"Ada apa lagi?" Tanya Naruto
"Aku mau ikut kau ke kantin"
"Apa?! Kau tidak jadi masuk ke perpustakaan?"
"Hn" Sasuke menggelengkan kepalanya
"Oo… kalu begitu kita makan mi ramen di kantin."
"Tidak. Aku hanya mau minum."
"Okelahkalobegitu!" Naruto mengambil sesuatu dari saku celananya. Hp BB. ia lalu memencet beberapa tombol di hpnya sambil berjalan. Sasuke tidak peduli apa yang dilakukan temannya. ia hanya berjalan di samping Naruto.
Setelah selesai dengan urusannya. Naruto memasukkan kembali hpnya ke dalam saku celananya.
"Oh iya teme. Sejak kapan kau menggunakan kacamata? Seingatku, 5tahun yang lalu matamu baik-baik saja." Kata Naruto. Ia berusaha mengambil kacamata yang digunakan Sasuke. Tapi tangan Naruto langsung ditepis oleh Sasuke.
"Jangan sentuh Kacamataku!" seru Sasuke membuat Naruto (agak) terkejut.
Tiba-tiba Naruto terkekeh. Sasuke menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah Naruto.
"Hehehe… tingkahmu mirip dengan Saku-chan" ujar Naruto
"Saku-chan?" Tanya Sasuke.
"iya. Gadis yang duduk dibelakang bangkuku"
"Hn. Gadis bertopi merah itu. Apanya yang mirip denganku?"
"Dulu saat pertama kali berteman dengannya. Aku sangat penasaran dengan rambutnya. Tapi saat aku mencoba untuk melepas topinya. Dia malah marah dan mengatakan 'jangan sentuh Topiku!' mirip dengan kata-katamu tadi" cerita Naruto
"Hn. Hampir mirip"
"Kata Saku-chan. Topi itu sangat berharga baginya. Aku tidak tau kenapa? Dia selalu saja menggunakan topinya."
"…"
"Padahal dia lebih cantik kalau tidak menggunakan topi itu" ujar Naruto lagi sambil tetap berjalan
"Naruto" panggil Sasuke. Naruto menoleh ke sampingnya melihat Sasuke yang juga masih berjalan. Mata Sasuke tetap memandang lurus kedepan.
"Apa?"
"Kau menyukai gadis bertopi itu ya?" Tanya Sasuke.
Naruto menghentikan langkahnya selama 3 detik. Kemudian kembali berjalan menyusul Sasuke.
"Itu bukan urusanmu" Kata Naruto seraya menyeringai.
"Hey! Itu kata-kataku!"
"Hahahaha…."
*#~o0o~#*
Diantaranya ada dua gadis yang menempati satu meja. Salah satu gadis yang bertopi merah sudah melahap setengah sandwich di tangannya. Sedangkan gadis berambut indigo hanya meminum segelas jus jeruk.
"Kenapa Naruto-kun lama sekali?" Tanya Hinata seraya mengaduk-ngaduk minumannya degan sedotan.
"Palingan dia lagi melepas kerinduan dengan anak baru itu. Naruto sendiri kan yang bilang, kalau dia teman lamanya" Sakura meletakkan sisa sandwichnya diatas piring.
"ta-pi… Saku-chan. Mi ramen yang kita pesan untuk Naruto-kun nanti keburu dingin" Hinata menatap semangkuk mi ramen di depannya.
"Biarkan saja. Kalaupun mi ramennya sudah dingin. Dia pasti akan tetap memakannya. Dia kan maniak mi ramen."
"kau benar Saku-chan"
"Hinata" Sakura melipat kedua tangannya di atas meja dan menatap wajah hinata. "Ceritakanlah yang kau lakukan pada malam itu"
"A-pa… maksudmu Saku-chan?" Hinata merasa tidak jelas dengan ucapan Sakura.
"Malam terakhir kita di camping. Saat kau menghilang. Apa yang kau lakukan?"
"…" Hinata menundukkan kepalanya.
Hening… Hinata tetap saja tidak mau berbicara. Menatap mata Sakura saja ia tak berani. Kedua tangannya saling genggam. Menyembunyikan getaran tubunya.
Sakura mengernyitkan dahinya melihat tingkah Sahabatnya.
"Kau baik-baik saja Hinata?"
"…"
"Kalau kau tidak mau cerita. tidak apa-apa. Lupakan saja perta~"
"Tak apa-apa Saku-chan. A-ku… akan mence-rita-kan-nya… kepadamu…" ujar Hinata tetap menundukkan kepalanya.
Sakura mengangguk "Baiklah. Aku akan mendengarkan ceritamu"
"Ma-lam itu… A-ku…meninggalkan perkemahan… ka-rena… a-aku… ha-nya… hanya…"
"Hanya Apa?" Tanya Sakura penasaran.
"A-aku… aku hanya mengikuti… su~" belum sempat Hinata melanjutkan ucapannya. Seseorang sudah menepuk bahunya dari belakang.
"Hai Hinata-chan. Saku-chan." sapa Naruto bersemangat. Dia kemudian duduk, diikuti dengan Sasuke.
Posisi mereka duduk saling mengitari meja persegi. Naruto duduk di sebelah timur meja yang berhadapan dengan Sakura. Sedangkan Sasuke duduk di sebelah selatan meja yang berhadapan dengan Hinata.
"Naruto-kun. I-ni… mi ramenmu…" ujar Hinata seraya menyodorkan semangkuk mi ramen di hadapan Naruto.
"Wah! Tengkyu Hinata-chan." Mata Naruto berbinar-binar melihat makanan faforitnya. "Itadamaitsuka!" serunya lagi seraya memakan mi ramen. Hinata hanya tersenyum melihat Naruto.
"Ini untukmu" kata Sakura seraya menyodorkan segelas minuman ke arah Sasuke.
Sasuke menaikkan sebelah alisnya melihat segelas minuman berwarna merah dengan sedotan panjang.
"Apa ini?" Sasuke menoleh sambil menunjuk minuman di hadapannya.
"itu jus tomat. Bukannya kau mau minum?"
"Dari mana kau tau?"
"tadi Naruto mengirimiku sms. Dia menyuruhku memesankan jus tomat itu untukmu." Jawab Sakura.
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi ataupun sekedar berterimakasih kepada Sakura. Sasuke langsung meminum jus tomatnya.
Hinata menopang dagunya dengan tangan kanan. Minuman jus jeruk dihadapannya diabaikan. Ia lebih tertarik melihat Naruto menikmati mi ramennya. Tanpa Hinata sadari. Mata onyx di balik kacamata terus memandangnya. Sasuke yang duduk di hadapan Hinata.
Sedangkan Sakura kembali memakan sandwichnya. Sesekali ia melirik ke arah Sasuke.
"Siapa namamu?" Sasuke mulai angkat bicara.
"eh?!" Hinata sedikit terkejut dari lamunannya. Ia menoleh. Mata lavedernya melihat mata onyx Sasuke. "A-aku?" Hinata menunjuk dirinya sendiri.
"Hn." Sasuke mengangguk
"Na-maku… Hyuuga Hinata. Salam kenal Uchiha-san"
"Jangan panggil aku seperti itu. Cukup Sasuke saja"
"Baiklah Sasuke" Hinata tersenyum
"Dipanggil teme juga tak apa-apa" sahut Naruto di sela-sela aktivitas makannya. Sasuke melempar death glare ke arah Naruto.
"Ehm…Kalau namaku Yamanaka Sakura" kata Sakura berusaha mengalihkan perhatian Sasuke. (padahal gak ada yang nanya :-D:-D)
Sasuke hanya melihat Sakura sekilas. Kemudian ia kembali meminum jus tomatnya.
Merasa diabaikan. Gadis bertopi merah itu kesal. 'Dasar! Uchiha sombong!' batin Sakura.
"Hey. Anak baru!" tiba-tiba seseorang menepuk bahu Sasuke. Pemuda bermata coklat, dan juga berambut spike coklat, dengan tanda segitiga terbalik di kedua pipinya.
"Namaku bukan anak baru. Kiba!"
Kiba terkekeh. "jangan bersikap dingin seperti itu Sasuke. Ini kan hari pertamamu disini"
'eh?! Mereka sudah akrab? Padahal beda kelas.' batin Sakura
"Katakan saja apa keperluanmu?"
"Baiklah… Aku mencarimu karena Ketua OSIS memanggilmu Sasuke"
"Emm… bwalu hwali peltama.. uda dipwangjil oleh ketua ocis" (1) ujar Naruto dengan mulut penuh mi ramen.
Sasuke memutar bola matanya seraya berkata "Huh! Merepotkan.."
Mata Kiba melirik ke arah Sakura yang baru saja selesai melahap sandwich "Hey Saku! Kau juga"
"Apa?! Aku juga?"
"Ya. Kau juga dipanggil. Sekalian kau antarkan Sasuke ke kelasnya ketua OSIS."
"Ta…ta-pi… aku kan~" belum sempat Sakura melanjutkan perkataannya Sasuke sudah memotongnya.
"Ayo kita pergi! Kau kan sudah selesai makan" Sasuke berdiri dan dia berjalan menjauh dari meja kantin.
"eh?! Tu..tunggu aku!" seru Sakura. Lalu ia juga pergi meninggalkan Hinata, Naruto, dan Kiba untuk menyusul Sasuke.
Kiba kemudian duduk menggantikan tempat Sasuke tadi. Ia menopang dagunya dengan kedua tangannya. Matanya yang coklat menatap lekat Hinata yang duduk dihadapannya.
"Hinata-chan. Aku boleh meminjam Hpmu tidak?"
"Boleh. Tapi untuk apa Kiba-kun?"
"Aku mau menelepon Tuhan dan mengatakan… Malaikat yang Dia kirim kepadaku sudah datang. Dan sekarang Malaikatnya sudah ada di hadapanku…" kata Kiba dengan nada merayu seraya tersenyum.
Hinata bulshing, sedangkan Naruto…
"uhuk ohok oek!" Naruto keselek mi ramen (Author teriak kegirangan "Syukurin!" *dichidori Hinata(?)*)
Kiba memutar bola matanya. Ia tidak sadar kalau masih ada makhluk lain(?) di sekitar mereka. 'Menganggu saja' batinnya.
"Na… Naruto-kun!!" Hinata panic. Dengan tanggap ia memberikan jus jeruk miliknya kepada Naruto. "Minumlah" Hinata mengarahkan sedotannya(jus jeruk) ke mulut Naruto.
Naruto meminumnya sampai habis "Ah… hampir saja aku mati! Terimakasih Hinata-chan"
"NARUTO!!" teriak Kiba seraya berdiri dari duduknya dengan ekspresi wajah marah. Seluruh pandangan di kantin tertuju pada mereka.
"Eh?! Kau kenapa Kiba?" Tanya Naruto.
"Aku tidak akan memaafkanmu karena sudah mengambil ciuman tak langsungnya Hinata-chan!" seru Kiba
Seluruh penghuni kantin sweatdropped.
Naruto berdiri "Grr… KIBA!! Memangnya apa urusanmu dengan Hinata-chan?!"
"Aku kan hanya~" Kiba menghentikan kata-katanya 'aku hanya ingin jawaban cinta hinata-chan sejak 1minggu yang lalu… aku menembaknya' batin Kiba.
"Kau HANYA TEMANNYA!!" Seru Naruto. "apapun yang kulakukan dengan Hinata-chan itu bukan urusanmu. Mau ciuman tak langsung kek, ciuman langsung pun tak masalah. Tak ada hubungannya denganMU!!"
Entah ucapannya Naruto itu disengaja ataupun tidak. Tapi yang jelas sudah mebuat wajah Hinata merah merona.
"Apa katamu?! Jangan macam-macam dengan Hinata-chan ku! Awas kau!" seru Kiba lagi.
"Memangnya kau mau apa? Dasar Rabies!"
Sebelum pertengkaran mulut kedua manusia itu berlanjut menjadi pertengkaran cakar-cakaran, gigit-gigitan, dan jambak-jambakan rambut (?). tanpa sadar Hinata sudah melerai mereka. Bukan dengan cara memisahkan mereka, bukan pula dengan berteriak 'Hentikan!' ataupun 'Diam!'. Tapi dengan cara Diam, bahkan lebih dari diam. Hinata pingsan ditempat dengan wajah memerah akibat perkataan Naruto yang tadi (all:tadi yang mana bu?-author:cari aja sendiri! *dilempar ke Himalaya*).
"HINATA!!" seru Naruto dan Kiba setelah sadar kalau Hinata terlentang di lantai.
*#~o0o~#*
~Sakura's POV~
"Hn" dan sekali lagi Sasuke juga menjawab dengan kata yang sama. Singkat padat dan gak jelas.
Semenjak dari tadi berjalan di sepanjang koridor sekolah bersama Sasuke rasanya seperti berjalan dengan patung. Huh! Lama-lama aku jadi bosan dengannya. Berapa kali aku mencoba berbicara dengan Sasuke, menayakan hal-hal tentang dia tapi tanggapannya selalu saja sama. Hanya mengatakan 'hn' doang?!
Aku heran. Kenapa Naruto bisa berteman dengan orang seperti Sasuke. Apa coba yang bisa dibanggakan dari dia? Selain dari klan Uchiha yang sangat terkenal?
Aku melirik ke arah Sasuke di sampingku. Tubuhnya yang tegak masih berjalan dengan pandangan lurus kedepan. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Ku perhatikan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Hmm… Body yang lumayan. Kulitnya juga putih model rambutnya sudah ketinggalan jaman. Sungguh mirip dengan pantat ayam. Wajahnya… menggunakan kacamata, kenapa tidak sekalian aja pakai kacamata hitam. Jadi terlihat seperti orang buta yang hanya bisa mengucapkan 'hn'. Pantasnya dia menjadi tukang pijit.
Hehehehe…
~End Sakura's POV~
"Kau kenapa?" Tanya Sasuke keheranan melihat Sakura terkekeh sendiri."hehehe… tidak. Tidak papa kok."
Sasuke menaikkan sebelah alisnya 'dia benar-benar gadis yang aneh' batinnya.
Sakura menghentikan langkahnya di depan kelas XII-A. "Ini dia kelasnya ketua osis"
"Hn" Sasuke memasuki kelas tersebut diikuti Sakura dari belakang.
Suasana kelas sangatlah sepi. Maklumlah saat ini kan jam istirahat. Kebanyakan semua siswa KHS keluar kelas. Kecuali satu anak.
Seorang pemuda sedang duduk di bangku belakang sudut kelas. Kepalanya ia benamkan diatas meja dengan alas kedua tangan yang dilipat. Sehingga wajahnya tidak terlihat. Hanya rambut menyerupai nanas yang mencuat diatas meja.
"Shikamaru senpai bangun!!" seru Sakura setelah ia sudah berada disamping meja Shikamaru.
Shikamaru menengadah dan melihat Sakura dan Sasuke berdiri disampingnya. "Oh. Kalian rupanya."
"Kau ini kan ketua Osis. Seharusnya kau memberikan contoh yang baik kepada semua siswa. Jangan tidur melulu" ujar Sakura seraya berkacak pinggang
"Aku kan hanya ketua Osis sementara. sampai Nidji kembali dari luar kota. Lagipula siapa yang tidur?" Shikamaru menguap. Sasuke dan Sakura sweatdropped.
"Sudahlah. Katakana saja. Kenapa kau memanggil kami?" Tanya Sasuke.
"hm… aku hanya butuh bantuanmu saja Sasuke" jawab Shikamaru
'dia memanggilnya dengan sebutan Sasuke? Apa mereka juga sudah saling kenal sebelumnya?' batin Sakura.
"bantuan apa?" Tanya Sasuke
"Aku ingin kau menjadi salah satu narasumber dalam topic baru di majalah KHS bulan ini. Topic tentang perbedaan KHS dengan sekolah luar Konoha. Misalkan sekolah yang pernah kau tempati, AHS (Ame high School)"
"hn"
"Kalau aku?" Tanya Sakura seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Kau yang mewawancarai Sasuke"
"Apa?! Kenapa harus aku? Yang benar saja."
"jangan protes! Apa kau lupa? Nanti kan kau dapat upahnya. Lagipula aku memilihmu karena didesak oleh kakakmu. Ino bilang kau butuh uang."
"Benar juga ya. Tapi.. apa dia mau aku wawancarai?" Sakura melirik ke arah Sasuke.
"Sasuke. Bagaimana?" Tanya Shikamaru.
"Hn" Sasuke mengangguk. "Nanti sore aku ke rumahmu" ujarnya lalu pergi meninggalkan Sakura dan Shikamaru.
"Apa yang mau dia lakukan di rumahmu?" Tanya Sakura.
Shikamaru menguap "Bodoh. Dia bukannya mau ke rumahku. Tapi ke rumahmu untuk diwawancarai."
"Oo… ke rumahku" Sakura mengangguk-ngangguk. Dia berpikir sejenak dan… "Apa?! YANG BENAR SAJA!"
~~TBC~~
0 komentar:
Posting Komentar